blusuk
Semprot Baru
Jakarta, 9 Orang di Arab Saudi meninggal akibat terinfeksi virus baru, korona (NCoV). Pasien yang dilaporkan terakhir meninggal akibat virus ini adalah seseorang berusia 39 tahun. Pasien tersebut meninggal pada 2 Maret lalu setelah sebelumnya dirawat di RS sehaj 28 Februari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan kabar tersebut. WHO pun mendesak agar pengujian secara hati-hati ancaman virus korona terus dilakukan. Sebab virus yang mirip SARS ini masih belum dipahami benar. Apalagi berdasar penelitian, virus korona dapat menginfeksi paru-paru manusia semudah virus penyebab demam.
Dikutip dari ctvnews.ca, Rabu (13/3/2013), pemerintah Arab Saudi melaporkan bahwa pasien yang meninggal beberapa hari lalu itu tidak memiliki kontak dengan mereka yang sebelumnya terinfeksi. Dan dalam beberapa kasus, virus ini mengakibatkan sakit pernapasan.
Pria yang belum lama meninggal tersebut merupakan salah satu dari 15 orang yang diketahui mengidap NCoV.
Kasus paparan virus yang sama juga dilaporkan di sejumlah negara seperti Jordania, Qatar, dan Inggris. Klaster tiga kasus di Inggris terjadi saat seorang warga negara Inggris bepergian ke Arab Saudi. Nah, pada saat kembali pria itu sakit. Diduga pria itu menulari dua anggota keluarganya.
Virus ini ditengarai berasal dari kelelawar. Namun masih belum diketahui bagaimana manusia bisa terinfeksi virus tersebut.
Secara umum gejala dari penyakit ini adalah demam tinggi, sesak napas dan batuk, serta berujung pada gangguan paru dan saluran napas yang berat. Pengobatan dilakukan di rumah sakit sesuai kaidah penanganan pasien dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Virus korona merupakan anggota dari keluarga besar virus termasuk flu biasa dan SARS. Virus ini mengakibatkan infeksi saluran pernapasan pada manusia dan hewan, serta kemungkinan menyebar melalui air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Meski para ahli yakin bahwa virus ini tidak mudah menyebar, namun pasien maupun perawat dan dokter yang bertugas diharuskan mengenakan masker dan melakukan protokol sama seperti penyakit menular untuk mencegah potensi penyebaran virus.