milenaa
Kakak Semprot
- Daftar
- 12 Jun 2015
- Post
- 151
- Like diterima
- 20
Kamu pasti tidak tau kan, mas?
aku sedang mulai merintis usahaku hari ini
ini adalah 1 hari setelah aku bersumpah
untuk tidak kenal kamu lagi
kamu pasti tidak tau kan, mas?
di hari ini pula, aku mendapat telepon
untuk interview kedua di perusahaan
daerah Jawa Barat itu.
Kamu ingat kan,
hari ketika aku interview pertama
aku ngeluh-ngeluh ga ada sinyal
tp tetep ngotot sms dan whatsapp kamu
hanya untuk bilang " cek"
ya.. karena aku hanya ingin
kamu ga kesulitan menghubungiku.
Kamis nanti, sesampainya disana
paling aku tetap menyimpan ponselku
sampai aku ingin sekali mengeceknya.
Ah!
Aku kuat sekali ya, di hari-hari yang masih ada kamu itu
Aku kuat untuk menghadapimu
Aku kuat untuk tetap menghubungimu
bertahan pada sikapmu yang dingin dan sulit dijangkau
hingga setiap hari aku harus berpikir
membuat pertanyaan-pertanyaan bodoh
dan ditanyakan kepadamu
hanya agar kau bicara padaku.
kadang aku cuma nanya "lagi dimana, mas?"
WTF! sungguh, di dalam pertanyaan itu
aku tidak benar2 menanyakan keberadaanmu
yg benar2 ingin aku tanyakan padamu adalah
"adakah waktu untukku?
lalu kemarin,
aku kembali menyadari
bahwa aku tidak cukup tahan denganmu.
aku tidak cukup tahan dengan perasaanku.
aku sadar itu, sadar lagi
dari langkahmu yg tidak pernah sampai kesini
dari obrolan ringan yg sangat kau tunjukan hawa dinginmu
dan mengagumi orang lain selain aku.
Mas, teorimu tentang cinta itu sudah jadi 1 bab bagiku.
bab istimewa.
dan teori lain ada di bab lain.
dan bab-bab itu tergabung sempurna,
menjadi sebuah buku bagiku.
dan aku tidak pernah berhasil menaklukan
1 bab istimewa itu.
aku masih bisa marah kepadamu karena tidak rela
karena aku mencintai
ya, aku tidak terlatih untuk tidak berperasaan.
Kamu tau, mas?
setiap aku menumpahkan rasa marah kepadamu
hatiku juga yang hancur
karena sesungguhnya aku tidak bisa seperti itu
tapi entah, aku juga ingin kau
mendapatkan pelajaran dariku.
karena aku, juga menyayangi diriku sendiri
aku ingin membela diriku sendiri.
dengan mencoba membuatmu sakit hati
tapi justru aku makin sakit.
Aku sayang padamu, Mas.
dan tangisku makin menjadi ketika menulis ini.
bersamamu, aku hanya bisa melakukan kesalahan-kesalahan
terlepas dari kau makhluk berperasaan atau tidak.
yang bagiku salah, bagimu bisa saja tidak.
aku ingin tak bergantung lagi padamu
aku harus tahan untuk tidak lagi berbicara denganmu
dan menelan kenyataan
bahwa aku tidak bisa bersamamu
dari awal aku memutuskan hubunganku denganmu
rasanya selalu seberat ini. selalu..
padahal ini perpisahan ke-5 kalinya ya, mas?
melupakanmu, membuatku melakukan aktifitas
dengan niat "aku harus sibuk, agar lupa"
jika kita masih seperti biasa
entah aku makin terlatih atau malah tambah hancur
bagaimana jika kau bersama dengan yang lain.
yang lebih baik dariku
yang selalu kau puji cara berpikirnya
tingkah nya, tawa nya.
Kau masih ingat cerita tentang pria tua itu, mas?
Pria yang tidak pernah menikah lagi
setelah bercerai dengan ibuku
hingga akhir hayatnya.
Mas.. kasihmu, wibawamu, hangat badanmu
bahkan kebiasaan mu meneleponku dengan dadakan
mirip sekali dengan pria itu. Ayahku.
Kamu tidak aku anggap Bapak,
tidak aku anggap Kakak
tidak..
Kamu selalu menjadi kekasih, bagiku..
Sudah malam, mas.
hidungku sudah penuh lendir.
tangisku juga sudah reda.
kamu dimana, mas?
Ah! aku nanya itu lagi...
aku sedang mulai merintis usahaku hari ini
ini adalah 1 hari setelah aku bersumpah
untuk tidak kenal kamu lagi
kamu pasti tidak tau kan, mas?
di hari ini pula, aku mendapat telepon
untuk interview kedua di perusahaan
daerah Jawa Barat itu.
Kamu ingat kan,
hari ketika aku interview pertama
aku ngeluh-ngeluh ga ada sinyal
tp tetep ngotot sms dan whatsapp kamu
hanya untuk bilang " cek"
ya.. karena aku hanya ingin
kamu ga kesulitan menghubungiku.
Kamis nanti, sesampainya disana
paling aku tetap menyimpan ponselku
sampai aku ingin sekali mengeceknya.
Ah!
Aku kuat sekali ya, di hari-hari yang masih ada kamu itu
Aku kuat untuk menghadapimu
Aku kuat untuk tetap menghubungimu
bertahan pada sikapmu yang dingin dan sulit dijangkau
hingga setiap hari aku harus berpikir
membuat pertanyaan-pertanyaan bodoh
dan ditanyakan kepadamu
hanya agar kau bicara padaku.
kadang aku cuma nanya "lagi dimana, mas?"
WTF! sungguh, di dalam pertanyaan itu
aku tidak benar2 menanyakan keberadaanmu
yg benar2 ingin aku tanyakan padamu adalah
"adakah waktu untukku?
lalu kemarin,
aku kembali menyadari
bahwa aku tidak cukup tahan denganmu.
aku tidak cukup tahan dengan perasaanku.
aku sadar itu, sadar lagi
dari langkahmu yg tidak pernah sampai kesini
dari obrolan ringan yg sangat kau tunjukan hawa dinginmu
dan mengagumi orang lain selain aku.
Mas, teorimu tentang cinta itu sudah jadi 1 bab bagiku.
bab istimewa.
dan teori lain ada di bab lain.
dan bab-bab itu tergabung sempurna,
menjadi sebuah buku bagiku.
dan aku tidak pernah berhasil menaklukan
1 bab istimewa itu.
aku masih bisa marah kepadamu karena tidak rela
karena aku mencintai
ya, aku tidak terlatih untuk tidak berperasaan.
Kamu tau, mas?
setiap aku menumpahkan rasa marah kepadamu
hatiku juga yang hancur
karena sesungguhnya aku tidak bisa seperti itu
tapi entah, aku juga ingin kau
mendapatkan pelajaran dariku.
karena aku, juga menyayangi diriku sendiri
aku ingin membela diriku sendiri.
dengan mencoba membuatmu sakit hati
tapi justru aku makin sakit.
Aku sayang padamu, Mas.
dan tangisku makin menjadi ketika menulis ini.
bersamamu, aku hanya bisa melakukan kesalahan-kesalahan
terlepas dari kau makhluk berperasaan atau tidak.
yang bagiku salah, bagimu bisa saja tidak.
aku ingin tak bergantung lagi padamu
aku harus tahan untuk tidak lagi berbicara denganmu
dan menelan kenyataan
bahwa aku tidak bisa bersamamu
dari awal aku memutuskan hubunganku denganmu
rasanya selalu seberat ini. selalu..
padahal ini perpisahan ke-5 kalinya ya, mas?
melupakanmu, membuatku melakukan aktifitas
dengan niat "aku harus sibuk, agar lupa"
jika kita masih seperti biasa
entah aku makin terlatih atau malah tambah hancur
bagaimana jika kau bersama dengan yang lain.
yang lebih baik dariku
yang selalu kau puji cara berpikirnya
tingkah nya, tawa nya.
Kau masih ingat cerita tentang pria tua itu, mas?
Pria yang tidak pernah menikah lagi
setelah bercerai dengan ibuku
hingga akhir hayatnya.
Mas.. kasihmu, wibawamu, hangat badanmu
bahkan kebiasaan mu meneleponku dengan dadakan
mirip sekali dengan pria itu. Ayahku.
Kamu tidak aku anggap Bapak,
tidak aku anggap Kakak
tidak..
Kamu selalu menjadi kekasih, bagiku..
Sudah malam, mas.
hidungku sudah penuh lendir.
tangisku juga sudah reda.
kamu dimana, mas?
Ah! aku nanya itu lagi...