Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Awas! Penipuan Berkedok Fogging Sarang DBD Marak di Yogyakarta

Bantul - Berhati-hatilah jika ada yang menawari jasa Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) demam berdarah. Apalagi alat yang digunakan tidak standar seperti yang biasa dilakukan petugas dinas kesehatan. Bisa jadi, itu ulah kawanan penipu yang ingin memanfaatkaan situasi.

Seperti terjadi di Bantul DIY, kawanan asal Jawa Barat diduga melakukan aksi tipu-tipu berkedok petugas PSN. Beruntung, sebelum memakan banyak korban, sindikat yang menjadikan sekolah-sekolah sebagai target berhasil diamankan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Selasa (22/01/2013).

Mereka yang dimintai keterangan di kantor Dinkes Bantul adalah AS, AR, SR, HS dan NY asal desa Kertasari kecamatan Haurwangi Jabar.

"Sebelumnya mereka ini kan sudah beraksi di SD Palbapang dan SMP Yayasan Pahlawan, jadi pas mendatangi SDIT Ar Raihan Trirenggo, kepala sekolahnya curiga. Kita dilapori lalu kesana," kata Kepala Dinkes Bantul dr Maya Sintowati.

Dari laporan yang diterima pihak Dinkes, kawanan berjumlah lima orang ini selalu mengaku sebagai petugas dinkes. Mereka juga membawa surat tugas berkop dan
berseragam safari untuk meyakinkan korbannya.

"Meski penampilannya meyakinkan, tapi alat yang mereka gunakan tidak standar seperti yang kita miliki. Obatnya pun tidak ada batas expired-nya jadi justru berbahaya," tambah Maya.

Dari barang yang disita pihak Dinkes, alat yang digunakan sindikat ini memang tidak seperti yang sering terlihat saat fogging oleh petugas resmi. Alat yang mereka gunakan lebih mirip penyemprot hama yang biasa digunakan petani.Sementara obat yang digunakan berupa Cyplus, Malation dan Seruni.

"Kalau dari dinas kan berupa mesin tenteng berbahan bakar minyak itu. Bukan digenjot seperti ini. Obatnya pun tidak ada tanda kedaluarsanya. Dan harus diketahui masyarakat, fogging itu juga tidak sembarangan dilakukan. Semua harus berdasar data lapangan dan dilakukan oleh petugas," ujarnya.

Berdasar pengakuan para pelaku, setiap kali melakukan fogging mereka memungut biaya 300 ribu rupiah. Mereka juga mengelak melakukan aksi penipuan dan sebatas menawarkan jasa pencegahan serangan DBD.

"Kita baru tiba dua hari di Bantul dan mendatangi sekolah-sekolah. Kalau mereka menerima tawaran penyemrprotan, baru kita kerjakan. Obatnya kita patok 30 ribu per liter," ujar SR.

Meski saat penggerebekan ada sejumlah anggota Satreskrim Polres Bantul, kawanan ini cukup mujur. Dinkes Bantul tidak menempuh jalur hukum meski isntansinya dicatut. Bahkan Dinkes cukup berbaik hati dengan mengembalikan sebagian alat dan obat-obatan yang disita.
 
Modus baru tu, yg sering org door to door menawarkan obat anti jentik2, d apotik malah lebih murah harganya, beda jauh gan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd