TEMPO.CO, Purwokerto - Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyumas menemukan beras subsidi untuk warga miskin tak layak konsumsi. Selain warnanya kuning, beras tersebut juga berbau apek.
"Kami secara acak menemukannya di tujuh kecamatan berbeda, kemungkinan di kecamatan lain juga kualitasnya buruk," kata Sekretaris Komisi D DPRD Banyumas, Yoga Sugama, Senin, 11 Februari 2013.
Ia mengatakan, masyarakat menebus beras itu dengan harga Rp 1.600 per kilogram. Meski demikian, kata dia, masyarakat biasanya lebih memilih pasrah dan tetap mengkonsumsi beras itu karena harganya yang lebih murah daripada harga pasaran.
Menurut peraturan yang ada, kata dia, beras untuk warga miskin harus setara dengan beras yang dijual di pasaran. Ia mengimbau warga penerima beras itu untuk mengembalikannya kepada Bulog jika menemukan beras dengan kualitas buruk.
Humas Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) IV Banyumas Priyono mengatakan, beras untuk warga miskin berbeda dengan beras yang ada di pasaran. "Beras yang dibagikan memang sudah disimpan terlebih dahulu di gudang," katanya.
Ia mengatakan, beras yang dibagikan itu merupakan beras dari program penyerapan pada April dan Desember tahun lalu. Menurut dia, beras tersebut memang tidak terlalu putih, namun masih layak untuk dikonsumsi. "Jika memang masyarakat menghendaki penukaran, silakan saja, bisa laporan ke desa," kata Priyono.
Ketua Tim Penyaluran Beras Murah Banyumas, Tjutjun Sunarti Rochidi, mengatakan sudah mengecek kualitas beras yang akan dibagikan itu. "Berdasarkan pengecekan kami, beras itu masih layak konsumsi," katanya.
Ia mengatakan sudah memeriksa 1.866 ton persediaan beras yang akan didistribusikan ke masyarakat. Tjutjun menambahkan, tahun ini terjadi penurunan sebanyak 2.500 rumah tangga penerima beras.
"Kami secara acak menemukannya di tujuh kecamatan berbeda, kemungkinan di kecamatan lain juga kualitasnya buruk," kata Sekretaris Komisi D DPRD Banyumas, Yoga Sugama, Senin, 11 Februari 2013.
Ia mengatakan, masyarakat menebus beras itu dengan harga Rp 1.600 per kilogram. Meski demikian, kata dia, masyarakat biasanya lebih memilih pasrah dan tetap mengkonsumsi beras itu karena harganya yang lebih murah daripada harga pasaran.
Menurut peraturan yang ada, kata dia, beras untuk warga miskin harus setara dengan beras yang dijual di pasaran. Ia mengimbau warga penerima beras itu untuk mengembalikannya kepada Bulog jika menemukan beras dengan kualitas buruk.
Humas Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) IV Banyumas Priyono mengatakan, beras untuk warga miskin berbeda dengan beras yang ada di pasaran. "Beras yang dibagikan memang sudah disimpan terlebih dahulu di gudang," katanya.
Ia mengatakan, beras yang dibagikan itu merupakan beras dari program penyerapan pada April dan Desember tahun lalu. Menurut dia, beras tersebut memang tidak terlalu putih, namun masih layak untuk dikonsumsi. "Jika memang masyarakat menghendaki penukaran, silakan saja, bisa laporan ke desa," kata Priyono.
Ketua Tim Penyaluran Beras Murah Banyumas, Tjutjun Sunarti Rochidi, mengatakan sudah mengecek kualitas beras yang akan dibagikan itu. "Berdasarkan pengecekan kami, beras itu masih layak konsumsi," katanya.
Ia mengatakan sudah memeriksa 1.866 ton persediaan beras yang akan didistribusikan ke masyarakat. Tjutjun menambahkan, tahun ini terjadi penurunan sebanyak 2.500 rumah tangga penerima beras.
