Pembukaan cerita pertama yg mengawali trend ane yg sederhana ini.
Pagi itu saya mendapatkan tugas dadakan menjadi guru Bimbel disalah satu desa di daerah semarang, saya berangkat dari bandung dengan ditemani teman yg selalu membawa kekacauan di setiap kehadirannya, yups dialah Paijo dengan membawa koper seperti orang yg telah terusir dari kehidupan masyarakat.
Waktu itu kami Berniat menjadi guru bimbel dadakan dan juga mencari ketenangan sejenak yg jauh dari hiruk pikuk kehidupan di bandung, sekitar perjalan selama 5 jam kami ahirnya sampai di kota Lawang Sewu Semarang, kami di sambut meriah oleh penduduk desa dan di tawari tinggal di sana sini, dan akhirnya kami numpang hidup rumah Pak Trisno yg kebetulan menjadi kepala desa di desa tersebut, kami pun langsung menuju TKP yaitu di Rumah Pak Trisno, sampai di Rumah kami di ajak ngobrol kesana kemari, mulai dari pengalaman pendidikan dan seterusnya. lalu Pak Trisno memberi tahukan sesuatu yg kita boleh lakukan dan sesuatu yg tidak boleh kita lakukan sama sekali, waktu itu Pak Trisno memberitahu kami bahwa ada sebuah Rumah yg letaknya lumayan dekat dengan tempat yg di mana akan menjadi tempat untuk mengajar bimbel kami, pas waktu kami tanya kenapa kami tk boleh dekat2 rumah tersebut Pak Trisno enggan menceritakannya pada kami, dan mulai lah rasa pensaran kami timbul untuk menyelidiki Rumah tersebut, terutama yg paling penasaran adalah saya sendiri.
Hari pertama kami mengajar bimbel mulai dari pukul 3 sore sampai 4 sore, hari itu cukup ramai anak2 yg penuh semangat untuk memgikuti Bimbel ya.. walau ada beberapa dari Mereka yg kelihatannya males. Setelah selesai mengajar Bimbel, aku dan joe pun memutuskan untuk pulang, namun karna saya masih banyak yg mesti diurus akhirnya saya suruh Paijo untuk pulang duluan, waktu itu udah hampir mghrib dan cuacanya mendung gelap, dan saya mesti cepat2 pulang karena takut nanti membuat yg lain cemas, wajarlah saya kan masih orang baru di desa ini.
Waktu saya pulang benar saja turun hujan, Akhirnya saya putusin buat bertetuh di sebuah rumah yg terletak cukup terjauhkan dari rumah penduduk, awalnya ini benar2 terjadi di luar kesengajaan saya, saya benar2 tidak menyangka kenapa kok rumah semewah dan segede gini kotornya minta ampun, dan keisengan saya pun mulai kambuh, saya coba2 intip isi rumah itu lewat lubang kunci, yang saya lihat di dalam Rumah itu banyak perabotan yg tercecer di atas lantai saya melihat kesana kemari berharap menemukan penghuni rumah, dan tepat di sudut kanan ada seseorang yg sedang duduk2 sambil menghadap ketembok, saya perhatikan orang tersebut dengan lebih jelas, alangkah kagetnya saya ketika melihat orang tersebut, kulitnya hitam lekat dan pecah2, rambutnya putih panjang dan kukunya panjang2 cukup membuat bulu kuduk saya berdiri, tetapi saya mulai penasaran dengan orang ini karena dia sedari tadi hanya menghadap tembok dan tidak menunjukkan wajahnya sedikit pun. Sedang asyik2nya ngintipin Rumah orang tiba2 dari belakang ada yg nepuk pundak saya.