Dalam operasional digital marketing juga brand activation ataupun digital campaign, proses pemilihan brand ambassador sangatlah penting, karenanya dengan ini brand ambassador diharapkan
dapat membawa produk kita dengan baik ke pasar, alih-alih talent tersebut yang membawa produk, malah kita sebagai brand yang membuatnya terkenal, sedangkan produk kita ? tidak tersampaikan dengan baik.
Tentu ini diluar ekspektasi, seberapa berhasilnya produk kita dibawakan oleh talent adalah, jika kita melihat sosok terkenal tersebut di media atau papan reklame pinggir jalan, meskipun sedang tidak mengkampanyekan produk kita, tentu harapannya adalah orang lain mengingat produk kita saat melihat sosoknya.
Contoh, apa yang anda pikirkan saat kita sebut Anggun ? kebanyakan menjawab Pantene, begitupun saat kita sebut brand semisal Lifebuoy, kebanyakan teringat Christian dan Titi kamal istrinya, which is, kedua pihak ini berhasil men-deliver produk yang di iklankannya.
Namun jika kita sebut, sosok artis namun kita lupa produk yang pernah diiklankannya sedangkan dia sangat banyak mengiklankan suatu produk, saat kita cari google dengan kata kunci iklan nama artis.
Bisa dibilang artis ini tidak berhasil sebagai brand ambassador, tentunya terdapat banyak faktornya.
Seperti jam tayang iklannya, pembawaaan karakternya yang kurang cocok dengan produknya, konsep iklannya, sampai nilai kontraknya yang dalam jangka waktu yang relatif singkat, maka untuk mensiasati ini semua Creativauz sebagai Agency Digital Marketing berpengalaman, akan sharing akan hal ini cara memilih brand ambassador atau kol atau influencer untuk iklan atau campaign, caranya adalah.
Scrapping
Cara paling mudah adalah menggunakan API twit**ter untuk memantau sentiment dan persepsi netizen di twit**ter mengenai sosok yang diteliti, dengan metode web scrapping untuk collect data di platform selain twit**ter: situs berita, youtube comment, tiktok comment, facebook, instagram, wikipedia dll.
Termasuk mengenai persepsi public terhadap sosok yang diteliti, awal karir, factor yang membuatnya dikenal public, hingga kontroversinya, jika diperlukan menggunakan data mining, sedikit berbeda dari web scrapping, namun pengolahannya menggunakan teknik supervised dan unsupervised learning algorithm, merupakan salah satu teknik dari Machine Learning, dengan library tensorflow, memakai Elastic Computing AWS.
Tidak harus memiliki keterampilan pemrograman atau data science,semua hal diatas bisa diakomodir dengan beberapa tools yang banyak menjual layanan secara SAAS (Software as a service).
Sentiment Analysis
Memastikan lebih banyak sentiment positif daripada sentiment negative terhadap talent yang akan dipilih, Mempelajari word construction atau word cloud tentang talent yang diteliti, contoh : word cloud Chicco jerikho
Contoh dari word cloud dapat dipelajari, bahwa Chicco dan Mischa Chandrawinata sedang menjadi perbincangan, Chicco dikenal karena Sinetron yang dibintanginya, Chicco syuting, jika dicocokkan dengan data yang di collect, chicco sedang diberitakan mengenai pengalaman syuting film terbarunya, namun datanya masih ter capture, sejak diberitakan beberapa bulan lalu, sehingga dapat disimpulkan bahwa film Chicco kerap menjadi bahan pembicaraan.
Rating Talent
Mempelajari rating talent dalam peran yang dibawakannya, seberapa sering dibicarakan oleh netizen, prestasi yang diraihnya, menggunakan teknik Conjoint Analysis, yang sering digunakan untuk meneliti preferensi konsumen terhadap sebuah produk barang ataupun jasa dengan beberapa factor, yaitu harga, merk produk dan jaminan garansi, namun obyek yang digunakan diubah dari produk menjadi talent yang membawa produk, seperti apa preferensi konsumen saat melihat suatu produk apabila yang membawakan adalah sosok X.
Persepsi Public
Setelah didapat persepsi public terhadap sosok yang dipelajari, melakukan reverse capture data ke beberapa tahun sebelumnya, dimana komentar netizen terhadap beberapa iklan, beberapa film hingga video klip yang dibintanginya, menjadi parameter utama.
Seberapa melekatnya sosok talent dimata public akan brand yang dibawakannya, contoh : Igor saykoji yang terkenal akan lagunya yang berjudul online, dan membintangi iklan im3, sehingga netizen saat mengingat Igor Saykoji, mengingat lagu dan iklan yang dibintanginya.
Sehingga, jika kelak suatu product akan memakai jasa Igor Saykoji, dapat menggunakan tema yang relative sama seperti Igor Saykoji saat membawakan iklan produk SIAPNGE.COM, jika tema berbeda, maka dibutuhkan riset kembali mengenai preferensi konsumen terhadap produk yang akan dibawakan oleh Igor Saykoji, sosok yang dikenal sebagai penyanyi,pemain film yang eksis dengan hal-hal kekinian dan teknologi.
Jika talent pernah membawakan suatu product, dapat diterapkan juga konsep iklan yang akan dibawakannya, contoh : Anggun yang pernah berhasil membawakan iklan Pantene, sangat cocok membawakan produk serupa, kesehatan rambut atau kecantikan.
Jika talent belum pernah membawakan iklan, pengumpulan data dari netizen dapat dipakai seperti kepribadian,karakter pembawaan suatu produk hingga bakat atau atribut apa yang melekat, sehingga dapat dicocokkan, dengan konsep iklan yang akan dibawakannya.
Contoh : Cinta Laura yang memiliki kesamaan linear sebagai penyanyi dan pemain sinetron dengan Isyana Sarasvati, sehingga digunakan juga oleh JD.id untuk menjadi brand ambassadornya
dengan konsep yang sedikit berbeda, dimana saat tokopedia pertama kali menggunakan jasa Isyana Sarasvati pada 2015 silam.
Rekomendasi Talent
Setelah semua data dikumpulkan, diurai dan dianalisa, sesuai keberhasilannya waktu-waktu sebelumnya, sesuai karakter pembawaannya, circlenya,hingga hobbynya, maka dapat disimpulkan bagaimana konsep yang pas untuk dibawakan pada talent.
Sehingga strategi keberhasilan talent yang akan membawa product dapat di custom sesuai merk product, target pasar dan cara talent membawakan product, menyesuaikan karakteristik produk dan pengemasannya.
Kesimpulan
Tidak harus talent yang Famous yang berhasil membawakan suatu product, meskipun rumus keberhasilan talent yang membawakan product adalah kemelekatan persepsi public terhadap talent akan productnya.
Terdapat pula metode brand yang men-deliver talent atau saling men-deliver secara bersamaan namun tetap mendapat tempat di hati public, seperti Iklan Djarum 76 yang terkenal dengan jargon “wani piro”.
Jika dengan konsep iklan yang menarik, eksistensi, frekuensi kehadiran sosok dengan karakter khasnya, maka keberhasilan talent dan brand atas persepsi public dapat membuahkan hasil, konsep seperti ini sangat cocok bagi produk yang telah memiliki pasar namun relative sedikit, dalam proses ekspansi pasar dengan biaya yang relative ekonomis.
dapat membawa produk kita dengan baik ke pasar, alih-alih talent tersebut yang membawa produk, malah kita sebagai brand yang membuatnya terkenal, sedangkan produk kita ? tidak tersampaikan dengan baik.
Tentu ini diluar ekspektasi, seberapa berhasilnya produk kita dibawakan oleh talent adalah, jika kita melihat sosok terkenal tersebut di media atau papan reklame pinggir jalan, meskipun sedang tidak mengkampanyekan produk kita, tentu harapannya adalah orang lain mengingat produk kita saat melihat sosoknya.
Contoh, apa yang anda pikirkan saat kita sebut Anggun ? kebanyakan menjawab Pantene, begitupun saat kita sebut brand semisal Lifebuoy, kebanyakan teringat Christian dan Titi kamal istrinya, which is, kedua pihak ini berhasil men-deliver produk yang di iklankannya.
Namun jika kita sebut, sosok artis namun kita lupa produk yang pernah diiklankannya sedangkan dia sangat banyak mengiklankan suatu produk, saat kita cari google dengan kata kunci iklan nama artis.
Bisa dibilang artis ini tidak berhasil sebagai brand ambassador, tentunya terdapat banyak faktornya.
Seperti jam tayang iklannya, pembawaaan karakternya yang kurang cocok dengan produknya, konsep iklannya, sampai nilai kontraknya yang dalam jangka waktu yang relatif singkat, maka untuk mensiasati ini semua Creativauz sebagai Agency Digital Marketing berpengalaman, akan sharing akan hal ini cara memilih brand ambassador atau kol atau influencer untuk iklan atau campaign, caranya adalah.
Scrapping
Cara paling mudah adalah menggunakan API twit**ter untuk memantau sentiment dan persepsi netizen di twit**ter mengenai sosok yang diteliti, dengan metode web scrapping untuk collect data di platform selain twit**ter: situs berita, youtube comment, tiktok comment, facebook, instagram, wikipedia dll.
Termasuk mengenai persepsi public terhadap sosok yang diteliti, awal karir, factor yang membuatnya dikenal public, hingga kontroversinya, jika diperlukan menggunakan data mining, sedikit berbeda dari web scrapping, namun pengolahannya menggunakan teknik supervised dan unsupervised learning algorithm, merupakan salah satu teknik dari Machine Learning, dengan library tensorflow, memakai Elastic Computing AWS.
Tidak harus memiliki keterampilan pemrograman atau data science,semua hal diatas bisa diakomodir dengan beberapa tools yang banyak menjual layanan secara SAAS (Software as a service).
Sentiment Analysis
Memastikan lebih banyak sentiment positif daripada sentiment negative terhadap talent yang akan dipilih, Mempelajari word construction atau word cloud tentang talent yang diteliti, contoh : word cloud Chicco jerikho
Contoh dari word cloud dapat dipelajari, bahwa Chicco dan Mischa Chandrawinata sedang menjadi perbincangan, Chicco dikenal karena Sinetron yang dibintanginya, Chicco syuting, jika dicocokkan dengan data yang di collect, chicco sedang diberitakan mengenai pengalaman syuting film terbarunya, namun datanya masih ter capture, sejak diberitakan beberapa bulan lalu, sehingga dapat disimpulkan bahwa film Chicco kerap menjadi bahan pembicaraan.
Rating Talent
Mempelajari rating talent dalam peran yang dibawakannya, seberapa sering dibicarakan oleh netizen, prestasi yang diraihnya, menggunakan teknik Conjoint Analysis, yang sering digunakan untuk meneliti preferensi konsumen terhadap sebuah produk barang ataupun jasa dengan beberapa factor, yaitu harga, merk produk dan jaminan garansi, namun obyek yang digunakan diubah dari produk menjadi talent yang membawa produk, seperti apa preferensi konsumen saat melihat suatu produk apabila yang membawakan adalah sosok X.
Persepsi Public
Setelah didapat persepsi public terhadap sosok yang dipelajari, melakukan reverse capture data ke beberapa tahun sebelumnya, dimana komentar netizen terhadap beberapa iklan, beberapa film hingga video klip yang dibintanginya, menjadi parameter utama.
Seberapa melekatnya sosok talent dimata public akan brand yang dibawakannya, contoh : Igor saykoji yang terkenal akan lagunya yang berjudul online, dan membintangi iklan im3, sehingga netizen saat mengingat Igor Saykoji, mengingat lagu dan iklan yang dibintanginya.
Sehingga, jika kelak suatu product akan memakai jasa Igor Saykoji, dapat menggunakan tema yang relative sama seperti Igor Saykoji saat membawakan iklan produk SIAPNGE.COM, jika tema berbeda, maka dibutuhkan riset kembali mengenai preferensi konsumen terhadap produk yang akan dibawakan oleh Igor Saykoji, sosok yang dikenal sebagai penyanyi,pemain film yang eksis dengan hal-hal kekinian dan teknologi.
Jika talent pernah membawakan suatu product, dapat diterapkan juga konsep iklan yang akan dibawakannya, contoh : Anggun yang pernah berhasil membawakan iklan Pantene, sangat cocok membawakan produk serupa, kesehatan rambut atau kecantikan.
Jika talent belum pernah membawakan iklan, pengumpulan data dari netizen dapat dipakai seperti kepribadian,karakter pembawaan suatu produk hingga bakat atau atribut apa yang melekat, sehingga dapat dicocokkan, dengan konsep iklan yang akan dibawakannya.
Contoh : Cinta Laura yang memiliki kesamaan linear sebagai penyanyi dan pemain sinetron dengan Isyana Sarasvati, sehingga digunakan juga oleh JD.id untuk menjadi brand ambassadornya
dengan konsep yang sedikit berbeda, dimana saat tokopedia pertama kali menggunakan jasa Isyana Sarasvati pada 2015 silam.
Rekomendasi Talent
Setelah semua data dikumpulkan, diurai dan dianalisa, sesuai keberhasilannya waktu-waktu sebelumnya, sesuai karakter pembawaannya, circlenya,hingga hobbynya, maka dapat disimpulkan bagaimana konsep yang pas untuk dibawakan pada talent.
Sehingga strategi keberhasilan talent yang akan membawa product dapat di custom sesuai merk product, target pasar dan cara talent membawakan product, menyesuaikan karakteristik produk dan pengemasannya.
Kesimpulan
Tidak harus talent yang Famous yang berhasil membawakan suatu product, meskipun rumus keberhasilan talent yang membawakan product adalah kemelekatan persepsi public terhadap talent akan productnya.
Terdapat pula metode brand yang men-deliver talent atau saling men-deliver secara bersamaan namun tetap mendapat tempat di hati public, seperti Iklan Djarum 76 yang terkenal dengan jargon “wani piro”.
Jika dengan konsep iklan yang menarik, eksistensi, frekuensi kehadiran sosok dengan karakter khasnya, maka keberhasilan talent dan brand atas persepsi public dapat membuahkan hasil, konsep seperti ini sangat cocok bagi produk yang telah memiliki pasar namun relative sedikit, dalam proses ekspansi pasar dengan biaya yang relative ekonomis.