Reza347
Semprot Lover
Banyak cerita yang menyebutkan bahwa Gunung Semeru berasal dari Gunung Meru yang ada di India (Jambudwipa). Menurut kepercayaan masyarakat jawa yang bersumber dari kitab kunoTantu Pagelaranpada abad ke 15 keadaan Pulau Jawa tidak stabil, mengapung di lautan luas dan terombang-ambing oleh ombak yang begitu ganas. Melihat hal tersebut para Dewa memutuskan untuk memindahkan Gunung Meru yang ada di India dan memakukannya di Pulau Jawa.
Dua Dewa yang memindahkan Gunung Semeru adalah Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa, sedangkan Dewa Brahma berubah menjadi sesosok ular yang panjang dan besar. Dewa Wisnu yang menjelma menjadi kura-kura raksasa bertugas menggendong Gunung Meru di punggungnya. Sementara itu untuk menjaga Gunung Meru tetap aman, Dewa Brahma yang sudah menjelma menjadi ular raksasa melilitkan tubuhnya di kura-kura raksasa.
Pada awalnya Para Dewa meletakkan Gunung Meru di atas bagian barat Pulau Jawa. Akan tetapi karena Gunung Meru terlalu berat, bagian ujung pulau jawa sebelah timur menjadi terangkat. Dengan segera Dewa-Dewa itu memindahkan gunung itu ke bagian timur Pulau Jawa. Dalam proses pemindahan inilah ada serpihan-serpihan Gunung Meru yang tercecer dan menjadi jajaran pegunungan di Pulau Jawa.
Ketika puncak Meru dipindahkan ke timur Pulau Jawa, peristiwa yang sama kembali terjadi. Pulau Jawa tetap saja miring. Akhirnya para Dewa memutuskan untuk memenggal sebagian dari Gunung Meru dan kemudian ditempatkan di bagian barat laut Pulau Jawa. Bagian utama dari Gunung Meru inilah yang sekarang disebut dengan Gunung Semeru dan penggalan yang ditempatkan di bagian barat laut membentuk Gunung Pawitra (yang sekarang lebih akrab disebut dengan nama Gunung Pananggungan).Menurutkosmologi Hindu-Jawa,Gunung Pawitra merupakanPuncak Kailacayang dipindah ke Pulau Jawa.Puncak Kaliaca itu sendiri merupakantempat persemayaman para Dewa-Dewa dalam cerita pewayangan Jawa.
Bagi masyarakat Bali, Gunung Semeru dipercaya sebagai Bapak Gunung Agung yang berada di Bali. Mereka juga percaya Gunung Semeru merupakan tempat tinggal para Dewa. Demikian sepenggal kisah dariGunung Semeru, Puncak Abadi Para Dewa.
Dua Dewa yang memindahkan Gunung Semeru adalah Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa, sedangkan Dewa Brahma berubah menjadi sesosok ular yang panjang dan besar. Dewa Wisnu yang menjelma menjadi kura-kura raksasa bertugas menggendong Gunung Meru di punggungnya. Sementara itu untuk menjaga Gunung Meru tetap aman, Dewa Brahma yang sudah menjelma menjadi ular raksasa melilitkan tubuhnya di kura-kura raksasa.
Pada awalnya Para Dewa meletakkan Gunung Meru di atas bagian barat Pulau Jawa. Akan tetapi karena Gunung Meru terlalu berat, bagian ujung pulau jawa sebelah timur menjadi terangkat. Dengan segera Dewa-Dewa itu memindahkan gunung itu ke bagian timur Pulau Jawa. Dalam proses pemindahan inilah ada serpihan-serpihan Gunung Meru yang tercecer dan menjadi jajaran pegunungan di Pulau Jawa.
Ketika puncak Meru dipindahkan ke timur Pulau Jawa, peristiwa yang sama kembali terjadi. Pulau Jawa tetap saja miring. Akhirnya para Dewa memutuskan untuk memenggal sebagian dari Gunung Meru dan kemudian ditempatkan di bagian barat laut Pulau Jawa. Bagian utama dari Gunung Meru inilah yang sekarang disebut dengan Gunung Semeru dan penggalan yang ditempatkan di bagian barat laut membentuk Gunung Pawitra (yang sekarang lebih akrab disebut dengan nama Gunung Pananggungan).Menurutkosmologi Hindu-Jawa,Gunung Pawitra merupakanPuncak Kailacayang dipindah ke Pulau Jawa.Puncak Kaliaca itu sendiri merupakantempat persemayaman para Dewa-Dewa dalam cerita pewayangan Jawa.
Bagi masyarakat Bali, Gunung Semeru dipercaya sebagai Bapak Gunung Agung yang berada di Bali. Mereka juga percaya Gunung Semeru merupakan tempat tinggal para Dewa. Demikian sepenggal kisah dariGunung Semeru, Puncak Abadi Para Dewa.