Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Cerpen] Taman Trëndafil

jaka12

Guru Semprot
UG-FR
Daftar
16 Feb 2013
Post
549
Like diterima
633
:ampun: Permisi para Suhu, Reader, dan member lainnya :ampun:
Nubi mau numpang meramaikan SF baru.
:ampun: mohon saran dan kritik :ampun:

edit:
cerpen ini akan diedit tanpa menghapus posting sebelumnya.
 
Terakhir diubah:
Taman Trëndafil

Namaku Jon — bukan John. Seorang bujang lapuk berusia 43 Tahun. Aku tinggal di sebuah apartment di pinggiran kota. Bukan sebuah apartment mewah, sederhana tetapi cukup nyaman terlebih untuk seorang lajang sepertiku. Aku tinggal di sebuah kamar di lantai ke-7, lebih tepatnya lantai teratas. Apartment ini hanya terdiri dari 7 lantai, dan aku suka tempat yang tinggi. Sebenarnya aku berharap tinggal di lantai yang lebih tinggi. Kalian tahu, itu sangat menyenangkan terutama karena aku bisa melihat orang-orang yang terlihat kecil dari atas.

Oh ya. Aku punya seekor anjing. Namanya Lancy. Ia betina, keturunan ras anjing penggembala. Aku suka ras anjing penggembala, mereka lebih pintar. Dan itu juga berarti mereka lebih mudah dilatih, walaupun pada akhirnya aku tetap kesulitan melatihnya. Tidak mudah mencari apartment yang menerima penghuni dengan peliharaan anjing — salah satu alasan aku memilih apartment ini — aku cukup beruntung rasanya. Lancy berumur 4 Tahun, kami sudah bersama sekitar 3 tahun. Bulu-bulunya didominasi warna coklat muda. Kupingnya tidak pernah turun, tentu kecuali jika Ia sedang sedih. Ia suka tidur sekasur denganku, membangunkanku dengan jilatannya. Menjijikan memang, tapi lucu karena Ia akan berlari-lari dengan semangat menunggu sarapannya tiba.

Dua sampai tiga kali dalam seminggu aku berjalan-jalan sore dengan Lancy, tidak boleh kurang — kurasa itu peraturan yang Ia buat sendiri. Kami suka berjalan ke taman-taman di kota ini. Ada puluhan taman kurasa, aku tidak tahu persisnya, dan rasanya semua taman sudah kami kunjungi. Coba kita kalkulasi, jika dalam 1 minggu secara rutin aku dan Lancy berjalan-jalan ke taman sebanyak 2 kali, maka dalam 1 bulan kami pergi sebanyak 8 kali, maka dalam 1 tahun sebanyak 96 kali, dan dalam 3 tahun berarti 288 kali. Ya, aku yakin semua taman sudah kami kunjungi.

Taman Trëndafil. Aku suka ke taman ini jika musim semi tiba. Nama Trëndafil diambil dari bahasa Albania, yang berarti mawar. Begitulah nama taman ini yang dipilih memang karena hanya mawar yang ditanam.

Beberapa spesies dari keluarga bunga mawar ditanam di sini. Warna mereka berbeda satu dengan lain. Merah, putih, oranye, ungu. Tidak hanya itu kelopak bunga mereka juga bermacam-macam. Pada awal musim semi mereka mulai menguncup, beberapa hari kemudian merekah. Kelopak mereka akan dibersihkan oleh embun pagi, hingga terlihat segar dan menggoda. Dan pada saat bersamaan, dari bunga-bunga itu akan keluar aroma yang akan membuat kalian lebih dalam menghirup udara. Ah, aku suka jika semi datang ke taman ini.

Hanya laki-laki yang datang ke taman ini — kecuali Lancy kurasa, tapi Ia kan anjing. Taman Trëndafil sudah dibuat bertahun-tahun lalu. Sejak awal hanya bunga mawar yang ditanam. Dan sejak awal itu pula ada aturan yang diberlakukan di sini. Aturannya sederhana, semua orang — tanpa terkecuali — boleh memetik bunga mawar, tetapi satu orang hanya boleh memetik satu bunga dalam satu musim. Tidak ada masalah besar yang muncul dari aturan tersebut. Para lelaki mulai berdatangan ke Trëndafil, mereka akan memetik setangkai mawar kemudian membawanya pergi.

Awalnya hanya penduduk lokal yang memetik, lambat laun Trëndafil semakin terkenal ke sejagat raya. Orang-orang asing mulai berdatangan. Mereka senang sekali melihat taman Trëndafil, dan tak lama mulai memetik mawar.

Kalian tahu, tangkai mawar itu berduri. Ya, semua orang tahu. Tetapi masih saja ada lelaki yang terluka akibat tertusuk duri saat mengambil bunga mawar. Mereka hanya akan mengaduh sesaat dengan darah mengalir perlahan dari jejari yang tertusuk, kemudian melanjutkan pemotongan tangkai. Di musim-musim selanjutnya orang mulai belajar mempersiapkan diri. Mereka menyiapkan sarung tangan dan gunting bunga, tetapi tetap saja aku melihat ada yang tertusuk duri.

Aku pergi ke Trëndafil bukan untuk memetik mawar. Biasanya aku hanya duduk di sebuah kursi taman. Menikmati kuncup-kuncup bunga mawar yang mulai merekah. Menghirup dalam-dalam aromanya. Menyentuh kelopak mereka yang lembut. Waktu seperti ini tidak akan lebih dari dua bulan. Setelah dua bulan terlewati mawar-mawar itu sudah tidak ada. Taman Trëndafil kembali sepi.

Aku pernah berbincang dengan beberapa pria yang memetik mawar. Mereka sangat bersemangat, ada semacam kebahagiaan dan hasrat terpancar dari wajah mereka. Mereka datang dari berbagai tempat dan berbagai latar belakang. Ada seorang kakek yang rasanya hampir berusia 70 tahun, seorang pemuda yang baru lulus kuliah, seorang remaja, pebisnis mapan, pejabat publik. Beberapa dari mereka lajang sepertiku, dan beberapa lagi telah menikah. Beberapa dari mereka sudah lebih dari satu kali memetik mawar.

Jawaban mereka selalu sama jika aku mengajukan pertanyaan.

Aku : Untuk apa bunga mawar yang kau petik?

Pemetik Mawar : Aku akan memberikan pada seorang wanita yang kucintai. Kamu tahu? Tanda cinta.

Aku : Mengapa harus memetik di sini? Kan banyak bunga mawar di tempat lain.

Pemetik Mawar : Mawar di sini adalah mawar terindah. Warna mereka cerah, kelopak mereka lembut dan lembab, aroma mereka wangi sekali, mereka ranum. Sulit sekali mencari mawar seperti ini di tempat lain.

Mawar-mawar itu akan mengalami perjalanan panjang, hingga di sebuah malam romantis Sang Pemetik Mawar akan memberi sekuntum mawar pada seorang wanita. Sang Wanita akan menjaga baik-baik bunga itu karena Ia adalah tanda cinta. Meletakkannya di air es agar tetap segar. Tapi toh, keindahan itu akan termakan waktu. Ketika hari demi hari berlalu, warna segar itu berubah kusam, aromanya semakin memudar, kelopak mulai melemah. Beberapa wanita mencoba memaksa dengan menwarnai kelopak dengan warna cerah, tapi akhirnya kelopak itu berjatuhan. Tangkai yang dulu kokoh dengan durinya mulai mengkerut dan berkeriput.

Begitulah pada musim semi aku dan Lancy lebih sering mengunjungi taman Trëndafil. Aku tidak akan duduk terlalu lama karena Lancy alergi serbuk bunga. Ia akan bersin sepanjang perjalanan pulang dan saat tidur. Jika pagi hari tiba Ia akan menjilati wajahku dan berlarian menunggu sarapan seakan tidak terjadi apapun kemarin.

***​

Musim gugur mulai datang. Taman Trëndafil tidak lagi menyisakan aroma mawarnya. Ia hanya menyisakan belukar tanaman mawar yang tersusun rapih mulai mengering. Lancy tidak lagi bersin sore itu. Tidak banyak orang di taman ini, hanya beberapa yang sedang duduk di kursi taman sepertiku. Aku mengamati belukar tanaman mawar, pada musim semi lalu orang-orang mengagumi mereka, mungkin sekarang terlihat tidak lagi berarti.

Kabar yang kudengar, pemerintah kota akan meningkatkan anggaran perawatan taman Trëndafil. Mereka akan menyiapkan pengairan yang lebih baik, pemupukan, dan perawatan lainnya. Kelihatannya agar hasil bunga mawar lebih banyak dan lebih baik. Maklum saja setiap tahun semakin banyak orang yang memetik bunga bahkan terkadang ada perkelahian memperebutkan bunga.

Berkali-kali pada musim lalu aku ke Trëndafil, tanpa kusadari selama itu di bawah kursi taman yang selalu aku duduki ada sekuntum mawar. Warnanya merah. Mungkin dulu ketika musim semi mawar ini seindah yang lain, tetapi tidak ada yang melihat. Sekarang warnanya kusam menghitam, satu kelopak sudah tanggal. Tangkainya membungkuk, dulu Ia merekah indah tanpa terlihat. Ia tidak lagi berarti sebagai tanda cinta.

Hanya bunga mawar yang akan mati.

22 Mei 2013​
 
Tanda cinta yg abadi adalah nisan jack :galau:
nisan di dalam hati... :galau:

*edited: upil ijo ane tempelin :galau:
 
:sendirian: makasih wa mau mampir. :sayang:
cuma ente yang mau komen. :D
:fiuh: kyknya mesti di edit ulang ni cerita. sekalian ane bikin yang lain deh. :kuat:
 
cemungudh cemungudh eeaa qaqa' :semangat: ail bi der por yu :cup:

wkakakakakakag tenang jack, pada belum tau mungkin :D
 
:jempol: jak. Saya harus belajar banyak dari kamu bagaimana cara merangkai kata-kata yg benar.
Karena selama ini nubi gak PD sama semua coretan2 nubi yg perangkaian kata-katanya cuma asal-asalan :galau:
 
iya wa.. tetap semangat :semangat:

odan. makasih mau mampir dan komen.. sama2 belajar brader. :banzai:
dari kemaren mau nanya itu kenapa jumlah post ente menciut gitu ya? :D
 
Bagus suhuu :jempol:
 
eh, ada angel. :cup:
makasih ya udah mampir.
 
Sama* om jaka :malu:

Giliran mampir thread ane yaa ,
 
Sama* om jaka :malu:

Giliran mampir thread ane yaa ,

mampir si udah ngel. tapi blm komen. :D nanti dh ya ane komen.

Saya pgen jadi nubi terus jak :top:

:ngupil:

Wuihhh si Ojak udah rilis cerpen aja diamri.. :jempol:

Mantabbb brader.. :hore:

Cerbungnya mana cerbungnya.. :ngupil:

:ampun: makasih vam udh mampir dan komen.
:ngupil: ojak.. :galak:
makasih vam sudah mengingatkan. juni keliatannya ane post. dari dulu cuma 1 chapter ga nambah2. tapi ide ceritanya ga pernah lepas dari kepala, keliatanya emang harus dibuat. :fiuh:
 
Iya om , dtunggu komenna :)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd