Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Direksi Merpati Siap Dialog Bahas Pemulihan Kinerja

Jakarta (Antara) - Direksi PT Merpati Nusantara Airlines menyatakan siap berdialog dengan serikat pekerja maskapai penerbangan BUMN tersebut terkait dengan berbagai rencana memulihkan kembali kinerja perusahaan.

"Rencana dialog dengan karyawan maupun serikat pekerja sudah diagendakan oleh direksi," kata Sekretaris Perusahaan PT Merpati Nusantara Airlines Herry Saptanto di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, jajaran direksi juga membantah adanya tuduhan bahwa mereka tidak pernah mau berdialog dengan karyawan.

Ia mengemukakan dialog secara keseluruhan belum terlaksana karena kesibukan dari direksi terutama dalam melakukan pembenahan manajemen.

Selain itu, lanjutnya, dialog juga belum terealisasikan karena direksi juga sedang dalam kesibukan dalam mencari mitra bisnis atau investor strategis untuk kelangsungan Merpati, maka dialog secara keseluruhan belum terlaksana.


"Dialog yang dilakukan baru dengan para karyawan di setiap divisi atau unit kerja yang ada di Merpati," katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta manajemen PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) untuk tetap fokus pada pengembangan bisnis dan tidak terlalu memikirkan utang masa lalu.

"Merpati harus fokus menjalankan rencana bisnisnya, agar nasibnya tidak sama dengan Batavia Air yang sudah tutup," kata Dahlan usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Gedung Bank Mandiri Jakarta, Selasa (26/2).

Menurut Dahlan, pada akhir pekan lalu dirinya sudah bertemu langsung dengan jajaran Direksi dan Komisaris Merpati.

Ia menjelaskan saat ini Merpati sudah cukup bagus karena gaji karyawan yang sudah rutin dibayarkan, mampu membayar biaya penggunaan bandara, biaya bahan bakar, dan asuransi walaupun dengan skema cicilan. Padahal perusahaan itu masih banyak dibebani utang-utang warisan di masa direksi sebelumnya.

Hingga saat ini perusahaan penerbangan BUMN ini memiliki utang sekitar Rp3,14 triliun kepada sejumlah pihak seperti PT Pertamina dalam bentuk utang bahan bakar, utang kepada PT Bank Mandiri dan PT Angkasa Pura II, kepada PT Perusahaan Pengelola Aset, dan PT Jasindo.(ar)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd