Togar Siallagan adalah sopir tamatan sekolah dasar yang bekerja untuk seorang camat di Samosir. Dia selalu bermimpi menjadi seorang boss yang sukses...alhasil Togar berhenti menjadi sopir camat dan merantau ke Jakarta. Mula-mula di Jakarta, Togar menjadi sopir tembak bis kota, lalu jadi sopir taxi, karena penghematan, kegigihan dan keuletan dalam bekerja Togar mampu membeli taxi sendiri. Nasib sedang memihak pada Togar. Beberapa tahun kemudian Togar memiliki 100 bis dan 30 truk. Karena sudah kaya raya, Togar ingin memiliki rumah di perumahan elit... Akhirnya Togar membeli rumah di Pondok Indah tapi saat hendak menempati rumah itu, Togar bingung dan rendah diri sebab di muka rumah tetangganya terpampang tulisan nama pemilik rumah lengkap dengan gelar akademis mereka seperti: Julianis, SE; Prof. Dr. Mardi, MSi.; Ir. Ujang; Simanjuntak, SH; Drs. Yanto; dlsb. Togar berpikir sejenak, "Bagaimana caranya biar tidak minder. Esoknya di muka rumah Togar terpampang ukiran perak bertuliskan:
DR. Togar Siallagan, MSC.
Ketika ayah Togar berkunjung, dengan bangga ayah Togar berkata, "Hebat anak bapak yang satu ini...sudah sukses bergelar pula. Hey Togar...di mana kampus kau belajar hingga dapat gelar DR dan MSC itu?"
Dengan malu-malu Togar menjawab, "Sip sip ma hamu amang,...tulisan DR. Togar, MSc itu artinya :
Disini..***mah...Togar...Mantan...Sopir...Camat
Karna ane Gª a?? suka cendol jadi ane minta es teh manis dan jus orange nya aja deh para suhu
DR. Togar Siallagan, MSC.
Ketika ayah Togar berkunjung, dengan bangga ayah Togar berkata, "Hebat anak bapak yang satu ini...sudah sukses bergelar pula. Hey Togar...di mana kampus kau belajar hingga dapat gelar DR dan MSC itu?"
Dengan malu-malu Togar menjawab, "Sip sip ma hamu amang,...tulisan DR. Togar, MSc itu artinya :
Disini..***mah...Togar...Mantan...Sopir...Camat
Karna ane Gª a?? suka cendol jadi ane minta es teh manis dan jus orange nya aja deh para suhu