Endrin menemui dokter spesialis
kelamin untuk berkonsultasi
soal keluhannya. "Dok, saya
punya masalah, tapi Dokter
harus janji dulu untuk tidak
tertawa yah ?"
"Tenang. Saya janji tidak akan
tertawa. Itu melanggar sumpah
kedokteranku, " jawab dokter
bersahaja.
Endrin langsung menurunkan
celananya, burungnya ternyata
kecil sekali, mungkin
diameternya hanya sebesar
pensil 2B. Melihat 'barang'
yang hanya seadanya itu, dokter
tak kuat menahan tawanya ...
dia
tertawa terpingkal-pingkal,
sampai berguling-guling
dilantai.
Kira-kira lima menit, baru dia
dapat mengendalikan emosinya.
" Maaf Mas. Hhh.. hh.. Saya
kelepasan. Saya janji tidak akan
tertawa lagi. Nah, sekarang
masalah Saudara apa ?" kata
dokter, berjuang keras
menyembunyikan sisa tawanya.
" Janji Dok ya, dokter tidak
akan tertawa lagi," pinta
Endrin.
Karena merasa sudah
mengingkari janji pada
pasiennya, sang Dokter kembali
berjanji di depan Endrin,
" Baiklah saya tidak akan
tertawa, kalau tertawa kamu
boleh pukul saya !"
Endrin mulai ngomong dengan
nada sedih, "Begini Dok,
burung saya sudah tiga hari ini
bengkak kayak begini ..."
Dokter : "HUAAAAAAAAAA...
HA..HA..HA..HA..HA..HA..HA..HI...H
I..HI..HI"
Endrin :"Buk...Bux, buk".
kelamin untuk berkonsultasi
soal keluhannya. "Dok, saya
punya masalah, tapi Dokter
harus janji dulu untuk tidak
tertawa yah ?"
"Tenang. Saya janji tidak akan
tertawa. Itu melanggar sumpah
kedokteranku, " jawab dokter
bersahaja.
Endrin langsung menurunkan
celananya, burungnya ternyata
kecil sekali, mungkin
diameternya hanya sebesar
pensil 2B. Melihat 'barang'
yang hanya seadanya itu, dokter
tak kuat menahan tawanya ...
dia
tertawa terpingkal-pingkal,
sampai berguling-guling
dilantai.
Kira-kira lima menit, baru dia
dapat mengendalikan emosinya.
" Maaf Mas. Hhh.. hh.. Saya
kelepasan. Saya janji tidak akan
tertawa lagi. Nah, sekarang
masalah Saudara apa ?" kata
dokter, berjuang keras
menyembunyikan sisa tawanya.
" Janji Dok ya, dokter tidak
akan tertawa lagi," pinta
Endrin.
Karena merasa sudah
mengingkari janji pada
pasiennya, sang Dokter kembali
berjanji di depan Endrin,
" Baiklah saya tidak akan
tertawa, kalau tertawa kamu
boleh pukul saya !"
Endrin mulai ngomong dengan
nada sedih, "Begini Dok,
burung saya sudah tiga hari ini
bengkak kayak begini ..."
Dokter : "HUAAAAAAAAAA...
HA..HA..HA..HA..HA..HA..HA..HI...H
I..HI..HI"
Endrin :"Buk...Bux, buk".
Terakhir diubah: