Wirodiwongso
Suka Semprot
- Daftar
- 16 Jun 2015
- Post
- 4
- Like diterima
- 0
Tidak hanya alutsista macam tank Anoa,
Leopard maupun helikopter yang
dipamerkan dalam gelaran peralatan
perang milik TNI di Lapangan Saburai,
Enggal, Bandar Lampung Jumat, 18 Juni
2015.
Salah satu alat yang dipamerkan dan
tidak kalah canggih serta modern yakni
Bozena, dikenal sebagai penghancur
ranjau. Kendaraan yang berbentuk robot
ini didatangkan dari Slovakia dan
menyita pengunjung pameran dari
semua kalangan.
Komandan Peleton 2 Kompi Zipur A dari
Yonzipur 9 / 1 Kostrad Letda (Czi) Rendra
Yudha Wardhana (24) dan operator
robot ini Serda Agus Sofyan (21) ini
memaparkan tentang Bozena secara
bergantian.
Bozena didemonstrasikan dengan
menunjukkan cara kerjanya dari
peralatan tempur yang dipamerkan
Korem 043 Garuda Hitam di Lapangan
Saburai, Kamis, 18 Juni 2015.
"Sistem kerjanya hidrolik. Berfungsi
untuk membersihkan ranjau anti
personel dan antitank. Tahun 2013 ada
di Indonesia dan menambah kekuatan
persenjataan TNI AD. Robot ini khusus
dipakai didarat. Biasanya dipakai
didaerah perbatasan darat yang memang
sering ditanami ranjau sebagai
penghalang mobilitas pasukan," kata
Rendra.
Sepintas, robot ini mirip alat pembajak
sawah modern. Bagian depannya
terdapat flail unit dari baja. Bisa diatur
ketinggian dan kecepatan putarannya
saat dipergunakan. "Flail Unit (berbentuk
bulatan datar yang tergantung pada
rantai baja) dibagian depan dengan
gerakan melingkar berfungsi memukul
ranjau hingga meledak," ungkapnya.
Masih kata dia, ranjau biasanya ditanam
25-30 sentimeter dibawah permukaan
tanah. Jadi butuh kekuatan yang
berbeda untuk mendeteksi,
mengaktifkan dan meledakkan ranjau
karena ranjau makan waktu untuk
dijinakkan secara manual," ujarnya.
"Ini termasuk alat yang sensitif. Tidak
semua prajurit Yonzipur 9 bisa
mengoperasionalkan robot ini. Cuma ada
dua di Indonesia. Satu ada di Yonzipur 9
di Ujung Berung Bandung Provinsi Jawa
Barat. Yang sedang anda lihat sekarang.
Kemarin robot ini ikut serta dalam latihan
tempur di Martapura. Kemudian satu unit
lagi ada Yonzipur 10 di Provinsi Jawa
Timur," ucap sang operator robot, Serda
Agus Sofyan (21).
Pria yang sejak tahun 2014 ini
mengendalikan Bozena lewat remot
kontrol khusus. "Kekuatan jarak antara
remot dan robot ini berbeda tergantung
wilayah. Kalau untuk daerah terbuka itu
jaraknya lima kilometer. Misalnya seperti
daerah gurun. Kalau untuk daerah
tertutup seperti hutan, jaraknya dua
kilometer saja," ucap pria kelahiran Bima
ini.
Dengan kecepatan maksimal 9 km/jam,
robot ini lebih sering dipakai setelah
suatu areal dikuasai pasukan. "Setelah
daerah tertentu dikuasai pasukan, maka
Bozena bertugas membersihkan areal
tersebut dari ranjau yang sudah ditanam.
Boleh juga kalau saat konvoi pasukan
tempur, sistem radar mendeteksi bahwa
dalam jalur yang akan ditempuh konvoi
ada ranjau ditanam. Nah, Bozena akan
berada didepan membersihkan ranjau
sekaligus membuka jalan," ucap Rendra
menjelaskan.
Leopard maupun helikopter yang
dipamerkan dalam gelaran peralatan
perang milik TNI di Lapangan Saburai,
Enggal, Bandar Lampung Jumat, 18 Juni
2015.
Salah satu alat yang dipamerkan dan
tidak kalah canggih serta modern yakni
Bozena, dikenal sebagai penghancur
ranjau. Kendaraan yang berbentuk robot
ini didatangkan dari Slovakia dan
menyita pengunjung pameran dari
semua kalangan.
Komandan Peleton 2 Kompi Zipur A dari
Yonzipur 9 / 1 Kostrad Letda (Czi) Rendra
Yudha Wardhana (24) dan operator
robot ini Serda Agus Sofyan (21) ini
memaparkan tentang Bozena secara
bergantian.
Bozena didemonstrasikan dengan
menunjukkan cara kerjanya dari
peralatan tempur yang dipamerkan
Korem 043 Garuda Hitam di Lapangan
Saburai, Kamis, 18 Juni 2015.
"Sistem kerjanya hidrolik. Berfungsi
untuk membersihkan ranjau anti
personel dan antitank. Tahun 2013 ada
di Indonesia dan menambah kekuatan
persenjataan TNI AD. Robot ini khusus
dipakai didarat. Biasanya dipakai
didaerah perbatasan darat yang memang
sering ditanami ranjau sebagai
penghalang mobilitas pasukan," kata
Rendra.
Sepintas, robot ini mirip alat pembajak
sawah modern. Bagian depannya
terdapat flail unit dari baja. Bisa diatur
ketinggian dan kecepatan putarannya
saat dipergunakan. "Flail Unit (berbentuk
bulatan datar yang tergantung pada
rantai baja) dibagian depan dengan
gerakan melingkar berfungsi memukul
ranjau hingga meledak," ungkapnya.
Masih kata dia, ranjau biasanya ditanam
25-30 sentimeter dibawah permukaan
tanah. Jadi butuh kekuatan yang
berbeda untuk mendeteksi,
mengaktifkan dan meledakkan ranjau
karena ranjau makan waktu untuk
dijinakkan secara manual," ujarnya.
"Ini termasuk alat yang sensitif. Tidak
semua prajurit Yonzipur 9 bisa
mengoperasionalkan robot ini. Cuma ada
dua di Indonesia. Satu ada di Yonzipur 9
di Ujung Berung Bandung Provinsi Jawa
Barat. Yang sedang anda lihat sekarang.
Kemarin robot ini ikut serta dalam latihan
tempur di Martapura. Kemudian satu unit
lagi ada Yonzipur 10 di Provinsi Jawa
Timur," ucap sang operator robot, Serda
Agus Sofyan (21).
Pria yang sejak tahun 2014 ini
mengendalikan Bozena lewat remot
kontrol khusus. "Kekuatan jarak antara
remot dan robot ini berbeda tergantung
wilayah. Kalau untuk daerah terbuka itu
jaraknya lima kilometer. Misalnya seperti
daerah gurun. Kalau untuk daerah
tertutup seperti hutan, jaraknya dua
kilometer saja," ucap pria kelahiran Bima
ini.
Dengan kecepatan maksimal 9 km/jam,
robot ini lebih sering dipakai setelah
suatu areal dikuasai pasukan. "Setelah
daerah tertentu dikuasai pasukan, maka
Bozena bertugas membersihkan areal
tersebut dari ranjau yang sudah ditanam.
Boleh juga kalau saat konvoi pasukan
tempur, sistem radar mendeteksi bahwa
dalam jalur yang akan ditempuh konvoi
ada ranjau ditanam. Nah, Bozena akan
berada didepan membersihkan ranjau
sekaligus membuka jalan," ucap Rendra
menjelaskan.