Pengalaman pas lagi narik di danau singkarak bareng guru dan teman teman, narik beberapa mustika di aripan tepatnya hutan pinus soeharto juga narik mustika pas malam imlek di bukit payau.
Kalau di ceritakan panjang juga sih
Tapi ya udah deh, nubie ceritakan beberapa pengalaman yang menarik.
Yang paling menarik dan paling berkesan ketika di danau singkarak.
Beberapa X kita pindah pindah batang beringin karena sering di ganggu anjing dan orang yang lewat lewat di sana.
Sampai sampai salah 1 teman nubie yang gembul mirip semar mesti turun naik tebing buat mantau lokasi penarikan yang di rasa aman lewat ghaib.
Lokasi utama nya di batang beringin perlintasan rel kereta api danau singkarak, namun penarikan tidak mungkin dilakukan karena posisi batang beringin itu di pinggir jalan.
Dari hasil penerawangan, disana di huni oleh jin muslim berumur 300th yang pekerjaan sehari hari nya sebagai pengrajin mustika.
Dia merupakan salah 1 keturunan penguasa singkarak, puti kapeh (kalau ngga salah sih begitu)
Atas keputusan kita bersama karena lokasi tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan penarikan karena banyak mobil yang berlalu lalang, daripada terjadi perkelahian antara manusia tiada guna dengan jim tersebut, akhirnya kita memutuskan untuk mencari lokasi lain, tapi tanah nya di bawa untuk memanggil sang jin penghuni beringin tersebut.
Diminta si bapak gembul untuk cari cari lokasi (beringin lain).
Akhirnya ketemu di dekat dermaga di sana, ada beringin muda.
Berangkat lah kita bersama sama menuju beringin muda tersebut, sesampainya di sana ternyata tidak memungkinkan pula untuk melakukan penarikan, karena anjing menggonggong gonggong tapi ngga mau mendekati kami, berani nya dari jauh aja (dasar anjing kampung)
Terawang lagi sama bapak gembul ternyata di dekat situ ke arah dermaga ada gerbang akhirat (2 pohon tumbuh secara alami mirip pintu)
Si guru nyuruh nubie bakar dupa tepat di tengah2 gerbang akhirat (deg degan juga sih, takut di kejutin setan dari balik gerbang).
Hahaha....
Setelah baca mantra dan tancapin dupa, nubie dengar suara ombak danau singkarak mirip ombak laut di iringi suara angin.
Nubie pun berlari menuju guru dkk nubie dan menceritakan hal tersebut, si guru nyuruh lihat ke arah danau, ternyata banyak siluman ular di pinggir danau bawa tombak tapi ngga bisa mendekat karena kata guru, mereka hanya bisa sampai air itu aja (jarak kota dengan pinggir air danau sekitar 10an meter lah)
Pas mau bakar apel jin untuk memanggil si jin, tau tau pinggir air danau bunyi kaya kita nepuk2 air bak (plak plak plak)
Ombak danau pun kelihatan mirip ombak laut, tak lama kemudian datang siluman banteng bawa trisula.
Si guru pun bertanya pada akuan nya, siap untuk perang atau gimana.?
Namun akuan nya bilang kita pergi saja, ngga usah ladenin setan air saat ini, karena puti kapas lagi ke danau di bawah menghadiri undangan penguasa di sana, kalau kita menang nanti kerajaan kerajaan lain akan bantu si puti, karena kita menyerang dalam keadaan kekuatan mereka tidak full.
Kalau ngga di lawan kita bakalan mati konyol, karena kita ngga bisa bernafas dalam air.
Akhirnya kita pergi lagi ke perlintasan tadi, dan bapak gembul pun menerawang lagi ketemu agak jauh di atas bukit, kalau masuk ngga bisa karena tu kampung kalau malam tertutup untuk umum (hanya penduduk setempat yang boleh keluar masuk kampung).
Mengingat waktu sudah hampir pagi (hampir jam 3 pagi) si guru pun minta akuan nya ngomong pada penghuni beringin di daerah SUMANI, untuk numpang menjamu tamu (jin beringin perlintasan KA).
Setelah di Izin kan akhirnya kita semua ke SUMANI untuk melakukan ritual, menjelang itu nubie di suruh bakar dupa lagi di belakang batang beringin tersebut, ternyata pas mau nancapin dupa di balik beringin itu, nubie lihat ada gua di batang beringin itu (pengen masuk tapi takut sendirian, ntar ngga bisa pulang).
Di dalam gua itu ada mirip api rokok tapi ngga berasap (pengen nyenter tapi takut ntar si a kong lagi merokok)
Pas mau balik ke jalan lagi, tau tau si guru bilang nubie tetap di t4 (padahal udah ngga enak, karena suasana udah mulai panas dan suara angin cukup kencang tapi daun ngga seliweran)
Si guru pun menghampiri nubie sambil bawa apel jin.
Kawan kawan lain tetap di jalan belum boleh masuk sama guru, setelah guru bakar apel jin nubie di suruh mengasapi muka sambil niat, perlu mustika untuk apa, setelah itu kawan2 yang lain 1 per 1 pun masuk menuju batang beringin melakukan hal seperti nubie tadi.
Selang beberapa menit guru keluar dan kasih pakai topi nya ke best plend nubie (hardiaka)
Pas baru makai hardiaka langsung girang dan bertanya ke guru "bang, aku tadi sekilas lihat tongkat emas" si guru bilang "belum untuk mu, tadi cuma di suruh moyang mu untuk pakai topi, karena dia mau kasih lihat sesuatu untukmu."
Selang beberapa saat mendengar percakapan itu, nubie merasa bumi berputar cepat (kaya orang pusing, badan terasa melayang padahal pas nubie lihat kaki nubie masih menyentuh tanah)
Setelah itu barulah nubie dengar suara binatang (tokek, tikus dan jangkrik ribut)
Nubie tanya si guru bilang mereka lagi berkelahi, karena si a kong minta kalung dan mustika di sorban si jin untuk si guru.
Kalung tersebut merupakan identitas kalau si jin keturunan penguasa di situ, dan mustika merah itu ada gambar sisik naga didalam nya (ketika disenter)
Adapun kegunaan dari kalung biar bangsa jin segan kepada pemakai nya, karena masih ada hubungan kerabat dengan penguasa danau singkarak.
Mustika di sorban guna nya untuk pagar diri.
Akhirnya sekitar pukul 4 lewat kami pun menuju ke lokasi t4 bakar apel jin tadi, karena udah ada sinar merah jambu dari tanah, sebagai tanda acara sudah selesai.
Dan semua nya pun dapat sesuai niat tadi.
Banyak mustika mustika kecil2 yang di dapat, tasbih dari lumut Suliki dengan tali dari ijuk 3 helai, keris 1 dan kami pun pulang.
Masih banyak pengalaman lain yang nubie rasakan, nanti jika ada waktu nubie share, karena nubie paling suka sharing soal gaib ketimbang janda atau cewek, uwahahaha.
Karena nubie sangat percaya dengan perkataan ketiga dari surat yang kedua.
Al ladzi na yu'minuuna bilghaibi wa yukiimu nasshalaata wamimma razaqnaahum yumfikuun.