Senja di barat mulai menghilang ditemani suara muadzin bergema
Sayup-sayup bergeming dari kejauhan kuasa telinga
Aku berdiam menikmati bergantinya hari, bersama sebuah foto dirimu
Dada mengambang menandakan kosongnya isi
Merajut rindu demi rindu terpaut waktu
Menceritakan indahnya kalimatmu menyapa pendengaran
Kibasan rambut hitam, cubitan kecil membangkitkan dan segarnya nafasmu
Tuhan pun tertawa akan keanggunan MakhlukNya
Indah, bersentuhan dengan manis waktu ku
Saat air mempersatukan jari-jari kita
Ada percikan api membara di dalam sini, Sayang
Menyulut perapian anjing-anjing kita selama ini
Harapan, mata ini tak lelah menafsirkan auramu
Lekukan cantik hidup kita melukiskan betapa kanvas tidak dapat berbicara banyak sebagai saksi hidup
Sapuan kuas dalam perjalanan, semuanya tidak bisa mewakili perasaan elok ini
Kembalinya Cupid pada masa sulit, adalah kesempatan bagai burung merindukan buah segar di lereng gunung sepi berbatu
Embun pagi yang tak terlihat, meneduhkan dari sengatan matahari hari itu
Ucapan gelombang ombak menyambut kaki kita untuk menginjak
Canda datang bagai sedadu tanpa ampun
Dunia apa ini Tuhan?
HadiahMu sungguh sempurna merenggutku dalam ketiadaan logika
Cantik, teruslah engkau menari di atas awan-awan putih
Yang akan terus bersinar bahkan ketika awan mendung menyelimutiku
Hempaskanlah hatimu pada sofa kehidupanku
Yang tak akan pernah aku lepas tali pengikat cinta
Sampai Tuhan cemburu akan kelegitan asmara kita.
-Backpacktor-
Sayup-sayup bergeming dari kejauhan kuasa telinga
Aku berdiam menikmati bergantinya hari, bersama sebuah foto dirimu
Dada mengambang menandakan kosongnya isi
Merajut rindu demi rindu terpaut waktu
Menceritakan indahnya kalimatmu menyapa pendengaran
Kibasan rambut hitam, cubitan kecil membangkitkan dan segarnya nafasmu
Tuhan pun tertawa akan keanggunan MakhlukNya
Indah, bersentuhan dengan manis waktu ku
Saat air mempersatukan jari-jari kita
Ada percikan api membara di dalam sini, Sayang
Menyulut perapian anjing-anjing kita selama ini
Harapan, mata ini tak lelah menafsirkan auramu
Lekukan cantik hidup kita melukiskan betapa kanvas tidak dapat berbicara banyak sebagai saksi hidup
Sapuan kuas dalam perjalanan, semuanya tidak bisa mewakili perasaan elok ini
Kembalinya Cupid pada masa sulit, adalah kesempatan bagai burung merindukan buah segar di lereng gunung sepi berbatu
Embun pagi yang tak terlihat, meneduhkan dari sengatan matahari hari itu
Ucapan gelombang ombak menyambut kaki kita untuk menginjak
Canda datang bagai sedadu tanpa ampun
Dunia apa ini Tuhan?
HadiahMu sungguh sempurna merenggutku dalam ketiadaan logika
Cantik, teruslah engkau menari di atas awan-awan putih
Yang akan terus bersinar bahkan ketika awan mendung menyelimutiku
Hempaskanlah hatimu pada sofa kehidupanku
Yang tak akan pernah aku lepas tali pengikat cinta
Sampai Tuhan cemburu akan kelegitan asmara kita.
-Backpacktor-
Terakhir diubah: