bed_boyyy
Semprot Kecil
- Daftar
- 10 Sep 2020
- Post
- 73
- Like diterima
- 36
Para pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menyetujui penunjukan Ivan Cahyadi sebagai presiden direktur baru dan berlaku efektif per 1 Mei 2024. Ivan merupakan sosok yang memulai karier di Sampoerna dari bawah hingga 27 tahun kemudian menjadi presiden direktur.
Selepas meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya) pada tahun 1996, Ivan memulai karier di Sampoerna sebagai Management Trainee. Ivan mengenang telah mendapatkan kesempatan penugasan di beberapa bidang selama empat tahun pertama berkarier di Sampoerna. Mulai dari human resources, teknologi informasi, sales, finance, dan marketing.
Ivan juga bercerita terlibat dalam proyek pendirian bidang supply chain Sampoerna. Awalnya, ia tidak tahu latar belakang rotasi tersebut hingga akhirnya dirinya menyadari bahwa perusahaan tengah mendidiknya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Ivan mengaku kesempatan penugasan itu membuat pengalaman empat tahun pertamanya saat memulai berkarier bermanfaat. Ia menyebut pengalaman terlibat di berbagai divisi dan proyek menjadi pengalaman berharga sekaligus menunjukkan komitmen kuat investasi Sampoerna pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).
"Saya kemudian paham bahwa perusahaan berinvestasi agar saya memahami seluruh proses bisnis seperti apa," ujar Ivan dalam wawancara bersama media, Selasa (14/5/2024).
Pada tahun 2000, Ivan diberi penugasan baru di PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas. Ivan berada di anak perusahaan Sampoerna tersebut selama sembilan tahun dan menduduki beberapa posisi, mulai dari Senior Manager Intelijen Pasar, Kepala Pengembangan Penjualan Strategis, General Manager East, dan Direktur Penjualan Operational Wilayah Barat.
Ivan juga bersyukur dari beberapa penugasan itu dia bisa bekerja dari ujung barat ke ujung timur Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dari Panamas, karier Ivan meningkat, yaitu saat diangkat menjadi Direktur Penjualan & Distribusi, Godfrey Philip Morris, yang merupakan afiliasi PMI di Malaysia.
Setahun kemudian, Ivan pulang lagi ke Indonesia untuk menjabat sebagai Direktur Projek Penjualan pada 2010. Ia bercerita ditugaskan membuat roadmap bisnis untuk lima
Setahun kemudian, Ivan pulang lagi ke Indonesia untuk menjabat sebagai Direktur Projek Penjualan pada 2010. Ia bercerita ditugaskan membuat roadmap bisnis untuk lima tahun, dan menjalankannya. Hasilnya, rencana tersebut berjalan dengan sangat baik.
Komitmen Pengembangan SDM di Sampoerna
Merefleksikan perjalanan kariernya selama kurang lebih 27 tahun di Sampoerna dari level pemula hingga posisi puncak, Ivan mengaku punya alasan kuat bertahan dan berjalan bersama perusahaan yang saat ini berusia 111 tahun.
Menurutnya, Sampoerna sangat berkomitmen untuk pengembangan SDM. Sebagai karyawan, katanya, Sampoerna memberikan kesempatan pengembangan diri lewat berbagai pelatihan.
"Sampoerna sangat berkomitmen berinvestasi di SDM. Saya mungkin salah satu contohnya dan masih banyak yang lain," jelasnya.
Komitmen Sampoerna pada pengembangan SDM itu, katanya, sejalan dengan motto perusahaan yakni Anggarda Paramita atau Menuju Kesempurnaan.
Ia mengatakan, pekerjaan menuju kesempurnaan merupakan perjalanan panjang lewat kerja keras dan pengembangan diri agar bisa melakukan inovasi yang berdampak positif tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga masyarakat luas.
Saat ini, Sampoerna, melalui perusahaan pemasok tembakau, melakukan pembinaan terhadap 22.000 mitra petani sehingga berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Selain mitra petani, lanjutnya, pengembangan SDM juga terus dilakukan untuk 250.000 toko kelontong SRC binaan Sampoerna melalui Sampoerna Retail Community (SRC) yang omzetnya secara kolektif sudah mencapai Rp236 triliun, setara dengan 11,36% dari total PDB ritel nasional pada 2022.
Bukan hanya itu, Sampoerna juga telah memberi pelatihan kewirausahaan kepada lebih dari 72.000 peserta yang terdiri dari pelaku UMKM dari seluruh Indonesia melalui program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Komitmen kuat Sampoerna untuk pengembangan SDM itu, tambahnya, tidak lepas dari Falsafah Tiga Tangan dengan tiga pilar yakni konsumen dewasa, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham; dan masyarakat Indonesia secara luas.
"Sampoerna bisa menjadi seperti hari ini karena punya komitmen untuk memajukan Indonesia bersama-sama untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat luas melalui apa yang kita punya yaitu pengembangan sumber daya manusia," ujar Ivan
Ivan Cahyadi Ditunjuk Jadi Presiden Direktur HM Sampoerna, Ini Profilnya
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menunjuk Ivan Cahyadi sebagai Presiden Direktur yang baru, menggantikan posisi Vassilis Gkatzelis. Keputusan ini berlaku efektif per 1 Mei 2024 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan.
Sampoerna juga menunjuk Yohan Lesmana sebagai direktur. Hal ini merupakan beberapa mata acara RUPST 2024 berikut dengan ralatnya yang telah disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara berturut-turut, pada 1 dan 8 April 2024.
Ivan Cahyadi memiliki pengalaman selama hampir tiga dekade di Sampoerna dan Philip Morris International (PMI), induk perusahaan Sampoerna. Perusahaan menilai Ivan menjadi sosok pemimpin yang tepat bagi Sampoerna.
"Dengan pengalaman yang ekstensif di Sampoerna, kami percaya Ivan adalah sosok pemimpin yang tepat bagi Sampoerna untuk memantapkan posisi Perseroan sebagai pemimpin industri di Indonesia dan meneruskan penciptaan efek berganda bagi semua pemangku kepentingan," ujar Presiden Komisaris Sampoerna John Gledhill dalam keterangannya, Rabu (24/4/2024).
Ivan bergabung dengan Sampoerna pada 1996 sebagai Management Trainee dan mengembangkan kariernya dengan menduduki sejumlah posisi di Sampoerna, termasuk Manajer Pengembangan Organisasi (1999-2000), Manajer Market Inteligensia (2000-2004), Kepala Pengembangan Strategi Penjualan (2004-2005), Kepala Zona Penjualan (2005-2009).
Ia kemudian ditugaskan di afiliasi PM di Malaysia sebagai Direktur Penjualan dan Distribusi pada tahun 2009. Ivan kembali ke Sampoerna pada tahun 2010 sebagai Kepala Zona Penjualan, sebelum selanjutnya diangkat sebagai anggota Direksi pada 2016.
Sementara itu, PMI memberikan kepercayaan bagi Vassilis untuk menduduki jabatan penting selanjutnya sebagai President East Asia, Australia & PMI Duty Free dan menjadi bagian dari Executive Leadership Team PMI yang dipimpin oleh CEO Jacek Olczak. Vassilis akan bertanggung jawab atas pasar strategis PMI lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan China.
"Vassilis berhasil memimpin Sampoerna untuk mencatatkan kinerja baik bagi Perseroan dalam dua tahun terakhir ini serta senantiasa mewujudkan komitmen untuk menciptakan nilai dan efek berganda bagi masyarakat luas. Saya ucapkan terima kasih kepada Vassilis atas kontribusinya di Sampoerna dan selamat untuk posisi barunya di PMI," ujar John.
Lalu terkait pengangkatan Yohan Lesmana sebagai Direktur, John menyebut sosok Yohan punya gaya kepemimpinan partisipatif.
"Yohan memiliki kemampuan mengartikulasikan visi dengan strategi yang kuat berbasis data, dan merupakan sosok dengan gaya kepemimpinan partisipatif. Pendekatan kolaboratif dan semangat untuk memberikan dampak yang dipadukan dengan kepedulian akan sangat bermanfaat dalam terus memperteguh posisi Sampoerna sebagai pemimpin pasar multi-kategori yang tak terbantahkan di Indonesia," tambahnya.
Yohan bergabung dengan Sampoerna pada tahun 2003 sebagai Graduate Trainee dan kariernya berkembang dengan mengemban berbagai peran penting di fungsi penjualan (Sales), termasuk Manajer Strategi Penjualan di Operating Center PMI pada tahun 2011 di Swiss dan Kepala Zona Penjualan pada tahun 2016 di Indonesia.
Pada tahun 2019, Yohan dipercaya sebagai Kepala Transformasi Komersial, serta sebagai Direktur Penjualan & Distribusi Philip Morris Fortune Tobacco Corporation (PMFTC) pada 2021.
source:
https:// finance.detik.com/sosok/d-7342230/mulai-dari-nol-begini-perjalanan-ivan-cahyadi-jadi-presdir-sampoerna
Selepas meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya) pada tahun 1996, Ivan memulai karier di Sampoerna sebagai Management Trainee. Ivan mengenang telah mendapatkan kesempatan penugasan di beberapa bidang selama empat tahun pertama berkarier di Sampoerna. Mulai dari human resources, teknologi informasi, sales, finance, dan marketing.
Ivan juga bercerita terlibat dalam proyek pendirian bidang supply chain Sampoerna. Awalnya, ia tidak tahu latar belakang rotasi tersebut hingga akhirnya dirinya menyadari bahwa perusahaan tengah mendidiknya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Ivan mengaku kesempatan penugasan itu membuat pengalaman empat tahun pertamanya saat memulai berkarier bermanfaat. Ia menyebut pengalaman terlibat di berbagai divisi dan proyek menjadi pengalaman berharga sekaligus menunjukkan komitmen kuat investasi Sampoerna pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).
"Saya kemudian paham bahwa perusahaan berinvestasi agar saya memahami seluruh proses bisnis seperti apa," ujar Ivan dalam wawancara bersama media, Selasa (14/5/2024).
Ivan juga bersyukur dari beberapa penugasan itu dia bisa bekerja dari ujung barat ke ujung timur Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dari Panamas, karier Ivan meningkat, yaitu saat diangkat menjadi Direktur Penjualan & Distribusi, Godfrey Philip Morris, yang merupakan afiliasi PMI di Malaysia.
Setahun kemudian, Ivan pulang lagi ke Indonesia untuk menjabat sebagai Direktur Projek Penjualan pada 2010. Ia bercerita ditugaskan membuat roadmap bisnis untuk lima
Setahun kemudian, Ivan pulang lagi ke Indonesia untuk menjabat sebagai Direktur Projek Penjualan pada 2010. Ia bercerita ditugaskan membuat roadmap bisnis untuk lima tahun, dan menjalankannya. Hasilnya, rencana tersebut berjalan dengan sangat baik.
Komitmen Pengembangan SDM di Sampoerna
Merefleksikan perjalanan kariernya selama kurang lebih 27 tahun di Sampoerna dari level pemula hingga posisi puncak, Ivan mengaku punya alasan kuat bertahan dan berjalan bersama perusahaan yang saat ini berusia 111 tahun.
Menurutnya, Sampoerna sangat berkomitmen untuk pengembangan SDM. Sebagai karyawan, katanya, Sampoerna memberikan kesempatan pengembangan diri lewat berbagai pelatihan.
"Sampoerna sangat berkomitmen berinvestasi di SDM. Saya mungkin salah satu contohnya dan masih banyak yang lain," jelasnya.
Komitmen Sampoerna pada pengembangan SDM itu, katanya, sejalan dengan motto perusahaan yakni Anggarda Paramita atau Menuju Kesempurnaan.
Ia mengatakan, pekerjaan menuju kesempurnaan merupakan perjalanan panjang lewat kerja keras dan pengembangan diri agar bisa melakukan inovasi yang berdampak positif tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga masyarakat luas.
Saat ini, Sampoerna, melalui perusahaan pemasok tembakau, melakukan pembinaan terhadap 22.000 mitra petani sehingga berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Selain mitra petani, lanjutnya, pengembangan SDM juga terus dilakukan untuk 250.000 toko kelontong SRC binaan Sampoerna melalui Sampoerna Retail Community (SRC) yang omzetnya secara kolektif sudah mencapai Rp236 triliun, setara dengan 11,36% dari total PDB ritel nasional pada 2022.
Bukan hanya itu, Sampoerna juga telah memberi pelatihan kewirausahaan kepada lebih dari 72.000 peserta yang terdiri dari pelaku UMKM dari seluruh Indonesia melalui program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Komitmen kuat Sampoerna untuk pengembangan SDM itu, tambahnya, tidak lepas dari Falsafah Tiga Tangan dengan tiga pilar yakni konsumen dewasa, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham; dan masyarakat Indonesia secara luas.
"Sampoerna bisa menjadi seperti hari ini karena punya komitmen untuk memajukan Indonesia bersama-sama untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat luas melalui apa yang kita punya yaitu pengembangan sumber daya manusia," ujar Ivan
Ivan Cahyadi Ditunjuk Jadi Presiden Direktur HM Sampoerna, Ini Profilnya
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menunjuk Ivan Cahyadi sebagai Presiden Direktur yang baru, menggantikan posisi Vassilis Gkatzelis. Keputusan ini berlaku efektif per 1 Mei 2024 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan.
Sampoerna juga menunjuk Yohan Lesmana sebagai direktur. Hal ini merupakan beberapa mata acara RUPST 2024 berikut dengan ralatnya yang telah disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara berturut-turut, pada 1 dan 8 April 2024.
Ivan Cahyadi memiliki pengalaman selama hampir tiga dekade di Sampoerna dan Philip Morris International (PMI), induk perusahaan Sampoerna. Perusahaan menilai Ivan menjadi sosok pemimpin yang tepat bagi Sampoerna.
"Dengan pengalaman yang ekstensif di Sampoerna, kami percaya Ivan adalah sosok pemimpin yang tepat bagi Sampoerna untuk memantapkan posisi Perseroan sebagai pemimpin industri di Indonesia dan meneruskan penciptaan efek berganda bagi semua pemangku kepentingan," ujar Presiden Komisaris Sampoerna John Gledhill dalam keterangannya, Rabu (24/4/2024).
Ivan bergabung dengan Sampoerna pada 1996 sebagai Management Trainee dan mengembangkan kariernya dengan menduduki sejumlah posisi di Sampoerna, termasuk Manajer Pengembangan Organisasi (1999-2000), Manajer Market Inteligensia (2000-2004), Kepala Pengembangan Strategi Penjualan (2004-2005), Kepala Zona Penjualan (2005-2009).
Ia kemudian ditugaskan di afiliasi PM di Malaysia sebagai Direktur Penjualan dan Distribusi pada tahun 2009. Ivan kembali ke Sampoerna pada tahun 2010 sebagai Kepala Zona Penjualan, sebelum selanjutnya diangkat sebagai anggota Direksi pada 2016.
Sementara itu, PMI memberikan kepercayaan bagi Vassilis untuk menduduki jabatan penting selanjutnya sebagai President East Asia, Australia & PMI Duty Free dan menjadi bagian dari Executive Leadership Team PMI yang dipimpin oleh CEO Jacek Olczak. Vassilis akan bertanggung jawab atas pasar strategis PMI lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan China.
"Vassilis berhasil memimpin Sampoerna untuk mencatatkan kinerja baik bagi Perseroan dalam dua tahun terakhir ini serta senantiasa mewujudkan komitmen untuk menciptakan nilai dan efek berganda bagi masyarakat luas. Saya ucapkan terima kasih kepada Vassilis atas kontribusinya di Sampoerna dan selamat untuk posisi barunya di PMI," ujar John.
Lalu terkait pengangkatan Yohan Lesmana sebagai Direktur, John menyebut sosok Yohan punya gaya kepemimpinan partisipatif.
"Yohan memiliki kemampuan mengartikulasikan visi dengan strategi yang kuat berbasis data, dan merupakan sosok dengan gaya kepemimpinan partisipatif. Pendekatan kolaboratif dan semangat untuk memberikan dampak yang dipadukan dengan kepedulian akan sangat bermanfaat dalam terus memperteguh posisi Sampoerna sebagai pemimpin pasar multi-kategori yang tak terbantahkan di Indonesia," tambahnya.
Yohan bergabung dengan Sampoerna pada tahun 2003 sebagai Graduate Trainee dan kariernya berkembang dengan mengemban berbagai peran penting di fungsi penjualan (Sales), termasuk Manajer Strategi Penjualan di Operating Center PMI pada tahun 2011 di Swiss dan Kepala Zona Penjualan pada tahun 2016 di Indonesia.
Pada tahun 2019, Yohan dipercaya sebagai Kepala Transformasi Komersial, serta sebagai Direktur Penjualan & Distribusi Philip Morris Fortune Tobacco Corporation (PMFTC) pada 2021.
source:
https:// finance.detik.com/sosok/d-7342230/mulai-dari-nol-begini-perjalanan-ivan-cahyadi-jadi-presdir-sampoerna