setetes darah dari luka di kepala bocah perempuan itu
jatuh menitik di hatiku ....
di atas daun akasia
di hamparan savana yang basah oleh embun
di atas batu yang berdebu
di atas lautan yang membiru
setetes darah dari luka di kepala bocah perempuan itu
membuat semuanya menjadi merah
angin-angin kencang bertiup menghembuskan aroma berbau amis
samudera berguncang membangkitkan tsunami dari lautan darah
langit memecah .. berteriak .. menjerit .. menghujani
mengguyur menghujani Athena
mengguyur menghujani Vatican
mengguyur menghujani Baitul Maqdis
mengguyur menghujani Hastina
mengguyur semuanya .. menghujani semuanya.
Si bocah hanya bisa meratap di depan mayat ibunya,
mencoba mengartikan semua ini .. mencoba mengingat surga di antara gelimpangan mayat-mayat yang berserakan
ia menengadah ..
menatap langit yang tak bisa menjawab
jua arak-arakan awan yang diam membisu.
Lengan kecilnya erat menggenggam pergelangan kaki sang ibunda.
lalu menyeretnya masuk ke dalam rumah.
ia berdo'a semoga ibunya menyusul suaminya di surga
kemudian menutup wajah sang ibu dengan sehelai kain yang basah oleh airmata,
menutup wajah seorang wanita tua yang selalu mendongengkan surga sebelum tidur
menutup wajah seorang guru yang selalu mengajarkan tajwid selepas ashar dan maghrib
menutup selembar jiwa yang selalu membalutnya,melindunginya,mendo'akannya agar kelak menjadi anak yang sholehah
Ia memeluk wajah ibunya erat-erat,berusaha menerjemahkan kematian dalam hati yang belum mengerti kehidupan.
fantasi kah ini ??
Dekapannya semakin erat,tatkala desingan peluru kembali terdengar bersama derap langkah yang berdebu,
dentuman demi dentuman bersahutan seiring lantunan ayat-ayat suci al - qur'an di tengah lapang.
ia tak lari
ia bertahan .. mencari perlindungan di balik wajah tenang sang bunda,karena ia tahu tak ada persembunyian di antara bait-bait puisi EL Rummi
.. bertahan mencari perlindungan .. karena ia tahu Jessus dari Nazareth kini hanyalah sebuah salib yang menempel di dinding
.. bertahan mencari perlindungan .. karena ia tahu burung-burung ababil tak mungkin kembali membawa bebatuan dari neraka atau tentang sebuah tongkat yang mampu membelah lautan
.. bertahan mencari perlindungan .. di balik telapak kaki ibu.
fantasi kah ini ?
seberapa banyak kah tuan memerlukan darah hanya untuk menuliskan ideologi di atas awan,lalu menari berdansa bersama para bidadari yang menghunuskan bayonet-bayonet ?
seberapa banyak kah tuan harus membunuh jiwa-jiwa tak berdosa hanya untuk mengibarkan bendera kekuasaan di atas kerangka-kerangka saudara kami,ibu-ibu kami,ayah-ayah kami,bayi-bayi kami. ?
seberapa lama kah tuan akan menghujani kami dengan mimpi-mimpi buruk yang membawa peluru-peluru yang panas lalu menjelma menjadi Tuhan dengan menyisipkan strategi perang ke dalam kitab suci ?
Gospel,Golden dan Glory tak ada dalam jiwa-jiwa yang tenang
Lalu dari mana perdamaian datang ??
Dari orang-orang yang berdoa di balik meriahnya makan malam dan rasa iba dari pintu-pintu rumah bordil.
Dari kita yang berdoa dengan mulut yang penuh makanan dan alkohol
Kita hanya bisa menatap dan mendengar ..
tentang seorang bocah perempuan yang mati di atas mayat ibunya
Kita hanya bisa menatap dan mendengar ..
tentang ideologi yang terbuat dari baja dan airmata
Kita hanya bisa menatap dan mendengar ..
tentang ....
.. kehidupan
.. kita tak bisa menyalahkan Adam dan Hawa yang telah memetik buah terlarang di surga
.. kita tak bisa menyalahkan izin Tuhan yang menangguhkan iblis sampai akhir nanti
.. kita hanya bisa menatap dan mendengar
menatap tanpa mata dan mendengar tanpa telinga
Tuhan betapa agungnya Engkau .. betapa lemahnya aku.
_BB