Klub asal Prancis, Paris Saint-Germaine jadi salah satu target kritik atas belanja pemainnya yang besar-besaran. Semenjak aset mereka dibeli oleh konsorsium asal Qatar dua musim lalu, mereka memaksimalkan setiap pembukaan jendela transfer. Musim panas lalu saja, Thiago Silva, Zlatan Ibrahimovic, dan Ezequiel Lavezzi didatangkan ke PSG dengan nilai kontrak yang terhitung besar.
Sementara itu, sebagai efek krisis yang terjadi di Eropa, UEFA telah mengeluarkan kebijakan Financial Fair Play. Peraturan ini, yang kurang lebih berarti tidak boleh ada belanja pemain melebihi pendapatan klub dalam setahun, telah ditekankan oleh Presiden UEFA, Michel Platini.
"Saya telah bicara dengan direktur semua klub. Mereka semua telah didorong untuk mengikuti aturan baru ini," jelas Platini. Peraturan ini menurutnya, "tidak mencegah klub dari membeli pemain. Klub tetap dapat mengeluarkan berapapun asalkan sesuai budget mereka."
Beberapa klub tampak lebih patut khawatir pada aturan ini daripada klub-klub lainnya. Platini sendiri mengakui bahwa kebijakan ini memang sulit diterima, tanpa menyebut klub mana saja yang disorot akibat regulasi baru ini.
Direktur PSG, Jean-Claude Blanc, menampik kabar bahwa klubnya adalah salah satu yang terancam oleh Financial Fair Play. "Kami bekerja keras untuk memastikan dalam 3-5 tahun akan mencapai puncak permainan dan menghargai tim lain, mematuhi peraturan, serta menghormati Financial Fair Play," tegasnya. Blanc mengatakan timnya bertujuan menaikkan pemasukan dan berkomitmen pada peraturan yang berlaku tanpa penjelasan lebih lanjut bagaimana ia akan melakukannya.