Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ruang kosong

hooliganbdg

Semprot Kecil
UG-FR+
Daftar
17 Feb 2012
Post
77
Like diterima
3
Lokasi
UG BANDUNG
Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada satu ruang tak bernama. Ditanganmu itu tergenggam kunci pintunya.

Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutera. Membuatnya lebih mudah sobek hingga terluka jika ada yang mengusiknya.

Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadiranmu yang terus terasa, dan bila ada apa-apa denganmu, dunianya runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.

Tahukah engkau bahwa cintamu adalah cahaya untukku. Sinarnya menyilaukan hingga aku tak sanggup melihat sinar yang menyorot dari objek lain.

Engkau cahayaku.
Sinar yang menerangi jalanku.
Mentari yang menghangatkanku.
Semoga tak pernah padam walau ditelan oleh waktu…
 
Spasi
Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna bila tidak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tidak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat, dan janganlah saling membendung bila tak ingin tersandung.

Pegang tanganku tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring bukan digiring.
 
Ia tidak pernah tahu, tangan yang ia genggam sekarang, dulu pernah menggegam tanganku erat dan memohon agar tidak pernah dilepaskan.

Ia tidak pernah tahu, tubuh yang tengah ia idolakan, dulu pernah jengah melahap tubuhku dan memeluknya habis-habisan.

Ia tidak pernah tahu, kening tempat kecupnya berpulang sekarang, dulu ia pernah meminta-minta agar aku menciumnya secara perlahan.

Ia tidak pernah tahu, rambut yang dengan lembut ia belai sekarang, dulu pernah menjamah tanganku, meminta mengelusnya seraya mengucapkan “tetaplah seperti itu, hingga nanti aku tertidur”.

Ia tidak pernah tahu, senyum yang sekarang bagai penyemangat paginya itu, dulu pernah mencium senyumku, dan setelah itu kita berdua tersenyum.

Ia tidak pernah tahu, cinta yang sekarang ia pamerkan, dulu pernah meronta memintaku untuk tinggal.




Dan ia tidak pernah tahu. Bahwa hingga kini aku tetap mencintainya. Sebesar itu.
 
Hai angin, cepatlah datang dan pergi ke sana.
Segeralah kau temui dia.
Belailah rambut hitamnya dengan lembut dan mesra.
Berbisiklah di telinganya, katakan kepadanya, orang yang sangat mencintainya menyampaikan salam dari seberang sana.
Dan titipkan sehembus desahku, untuk memberitahukan dia bahwa aku masih memikirkannya dan memujanya.
 
Dan ya, mungkin yang kubutuhkan hanyalah secangkir teh gelap tanpa gula dan kepala yang tidak memikirkanmu.

Bahkan aku bisa membaca sebuah puisi yang tercebur dalam kedalamannya, isinya sederhana:
.
.
.
“yang hangat pasti akan dingin,
seperti teh ini dan cinta.
 
Aku ingin meneguk warna kopi yang paling kelam.
Walau lidahku harus menanggung kepahitan.
Aku ingin menjenguk kembali mimpi kita yang tenggelam.
Walau tak kau biarkan aku menjadi kenyataan.

Dan sesekali rasalah, kopi hitam gelap yang paling pahit.
Biar kau tau, seperti apa cinta yang ditinggalkan tanpa pamit.
 
Hidup ini adalah pertautan, antara yang lalu dan yang kemudian.

Hidup ini berjalan terus ke depan.
Tidak pernah terhenti ataupun mundur.
Jarum jam tidak berdetak ke kiri.
Hujan tidak turun ke atas.
Kecuali mereka yang menarik hidupnya ke belakang, tertahan pada satu rasa bernama kenangan.
 
“Tersenyumlah Ketika Mengingatku”
Rasa sakit yang begitu nyeri kau rasa,
jangan kau pelihara.
Maka tersenyumlah ketika mengingatku.
Aku ingin kau percaya,
bahwa yang dahulu ada diantara kita,
memang bernama cinta.
Akan ada suatu waktu,
di mana kau mungkin akan mengingatku.
Dengan atau tanpa sengaja,
itu tak mengapa.
Namun, kumohon tersenyumlah.
Tersenyumlah ketika mengingatku.
Karena air mata,
sungguh tak pantas terlihat di pipimu berlama-lama.
Akan ada suatu waktu,
di mana kau merasa sesak yang terlalu.
Karena hatimu ternyata tak mampu semudah itu melupaku.
Bersabarlah dulu.
Janganlah membenci kenangan.
Karena itulah satu-satunya yang tersisa dari kita di masa lalu.
Lalu kumohon,
tersenyumlah saat mengingatku.
Karena aku sungguh tak rela,
kau bersedih lama-lama.
Tersenyumlah.
Aku ingin kau bahagia.
Karena pernah sekali waktu,
kucintai kau dengan sepenuh hatiku.
Percayalah,
masa lalu kita akan baik-baik saja.
Dan kau yang sekarang
adalah seorang baru yang harus hidup dengan riang.
 
Sejak pertama kali melihatmu,
Aku sadar, bahwa kelak kamulah orangnya.
Karna pada dalamnya sorot matamu, ada masa depanku.

Dan ketika bersamamu,
Aku hanya ingin Melihat pelangi Sehabis hujan bersamamu.
Lalu berkata : "Tuhan maha kuasa, Karena telah menciptakan pelangi dan kamu sama indahnya"
 
Aku pernah sakit karena kehilangan. Pun pernah menyesal karena melepaskan.
Lantas jika hari ini aku menggenggamu lebih erat, mungkin sekarang aku telah belajar
 
Pagi bisa berubah
Menjadi siang, sore, senja, lalu malam
Dan awan di langit pun
Akan bergeser
Cerah, mendung, lalu hujan.

Pepohonan bisa tumbuh lalu mati
Sejak mulai ditanam
Bertangkai, berdaun, berbuah
Lalu satu demi satu daunnya
Berguguran; usia demi usia.

Gedung-gedung di tengah kota bisa kusam
Sejak temboknya kokoh dan mulai digunakan manusia
Lalu tahun demi tahun mereka menua.

Semua hal, Sayang
Bisa berubah dan berproses sesuai waktu yang berjalan dan berlalu

Namun apapun perubahan yang terjadi pada mereka
Semoga tidak dengan cinta kita

Usia kita tentu bertambah
Begitupun dengan kedewasaan
Raga kita boleh menua dan melemah
Hampir kalah
Rambut kita pasti akan memutih

Kita hanya menunggu waktu sampai kita sadar saat menatap cermin di dinding kamar kita
Dan.. mungkin kita akan menjadi pelupa
Karena bisa saja, kita kalah dengan usia

Namun… atas apapun yang berubah pasti nanti
Semoga satu hal tetap tidak
Aku ingin ia tetap di tempatnya
Aku ingin cinta kita baik-baik saja
Tak akan berubah
Tak akan ke mana-mana

Akan tetap kuingat bahwa telah kupilih satu, untuk kubahagiakan sampai akhir hayatku
: itu kamu.
 
Spasi
Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna bila tidak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tidak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat, dan janganlah saling membendung bila tak ingin tersandung.

Pegang tanganku tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring bukan digiring.

Suka suka,, pendekar pujangga kata bngt hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd