Pada suatu hari di dalam pesawat terbang dari Jakarta menuju Denpasar terdapat tiga orang penumpang, seorang anggota pramuka, seorang pastor dan seorang anggota dewan.
Tiba-tiba terdengar suara pilot lewat pengeras suara.
"Dalam beberapa detik pesawat kita akan jatuh. Sayang kita hanya punya tiga parasut. Saya akan mengambil satu, karena saya harus melaporkan kecelakaan *****"
Sang pilot pun langsung loncat. Melihat pilot dengan gesit meloncat, anggota dewan tersebut buru-buru mengambil satu sebuah parasut yang ada di dekatnya.
"Saya perlu menyelamatkan diri," ujar anggota dewan tersebut, "Sebab saya bertugas memimpin Sidang untuk menggolkan salah satu RUU."
Anggota dewan tersebut langsung terjun menyusul sang pilot.
Pastor pun menatap si pramuka kecil. "Nak!" ujar sang pastor, "Saya sudah puas menjalani kehidupan ***** Sedang kamu masih harus menjalaninya. Gunakanlah parasut ***** Semoga Tuhan menyertaimu, Nak."
"Jangan bersedih Pastor," ujar si pramuka. "Kita masih punya dua parasut.
Yang diambil anggota dewan tadi adalah ransel saya."
Tiba-tiba terdengar suara pilot lewat pengeras suara.
"Dalam beberapa detik pesawat kita akan jatuh. Sayang kita hanya punya tiga parasut. Saya akan mengambil satu, karena saya harus melaporkan kecelakaan *****"
Sang pilot pun langsung loncat. Melihat pilot dengan gesit meloncat, anggota dewan tersebut buru-buru mengambil satu sebuah parasut yang ada di dekatnya.
"Saya perlu menyelamatkan diri," ujar anggota dewan tersebut, "Sebab saya bertugas memimpin Sidang untuk menggolkan salah satu RUU."
Anggota dewan tersebut langsung terjun menyusul sang pilot.
Pastor pun menatap si pramuka kecil. "Nak!" ujar sang pastor, "Saya sudah puas menjalani kehidupan ***** Sedang kamu masih harus menjalaninya. Gunakanlah parasut ***** Semoga Tuhan menyertaimu, Nak."
"Jangan bersedih Pastor," ujar si pramuka. "Kita masih punya dua parasut.
Yang diambil anggota dewan tadi adalah ransel saya."