Halo admin dan moderator
Ijin ikut menulis di sini
Chapter 1
Narasi ini diawali dengan masa kini. Bermula sekira 4 tahun lalu saat bersua di kedai kopi. Yang menghilang tanpa berseru, kemudian hadir kembali tanpa rencana.
Yang dengan sepihak, kusebut kau “Senja”
“Senja”
Terbentang horizon dalam pandangan
Saat ku mengawang
Saat ku sendirian
Dalam diam, lekat ku termenung
Berharap didepanku kau ada
Terlintas suatu tanya
Maukah kau menjadi senja?
Yang walaupun tiada berjanji
Akan selalu hadir di penghujung hari
Kau adalah waktu yang terlambat
Namun sanggup menggores warna dan pesona
Pun sadar aku sudah tertambat
Dayaku hanya sebesar zarah
Sulit ku pahami senja
Karena hanya sesaat dan segera meredup
Meninggalkan rasa
Menyisakan sendu
Semua itu menjadi ironi
Suatu kata yang berasa
Yang mewujud resah hati
Tanpa pernah bermakna asa
Kembali ku bertanya
Apakah kau tetap ingin menjadi senja?
(c) 2023, mite
Ijin ikut menulis di sini
Chapter 1
Narasi ini diawali dengan masa kini. Bermula sekira 4 tahun lalu saat bersua di kedai kopi. Yang menghilang tanpa berseru, kemudian hadir kembali tanpa rencana.
Yang dengan sepihak, kusebut kau “Senja”
“Senja”
Terbentang horizon dalam pandangan
Saat ku mengawang
Saat ku sendirian
Dalam diam, lekat ku termenung
Berharap didepanku kau ada
Terlintas suatu tanya
Maukah kau menjadi senja?
Yang walaupun tiada berjanji
Akan selalu hadir di penghujung hari
Kau adalah waktu yang terlambat
Namun sanggup menggores warna dan pesona
Pun sadar aku sudah tertambat
Dayaku hanya sebesar zarah
Sulit ku pahami senja
Karena hanya sesaat dan segera meredup
Meninggalkan rasa
Menyisakan sendu
Semua itu menjadi ironi
Suatu kata yang berasa
Yang mewujud resah hati
Tanpa pernah bermakna asa
Kembali ku bertanya
Apakah kau tetap ingin menjadi senja?
(c) 2023, mite
Terakhir diubah: