Dalam bentang hari
Telah banyak yang kujalani
Suka duka silih berganti
Mengalir tanpa henti
Bagai hirupan nafas
Yang masuk kedalam diri
Banyak yang kulihat
Banyak yang kudengar
Banyak yang kualami
Semua mengalir mengalir
Seiring aliran darah
Darah merah dan putih
Merasuki segenap jiwa
Merasuki relung hati
Yang didasar yg terdalam
Salam
R Wijaya
Kalau tidak bisa melihat gambar dalam thread, kemungkinan browser Anda menggunakan fitur adblocker.
Silakan masukkan alamat website forum ini pada daftar pengecualian di setting adblocker.
Pedang telah tercabut
Pedang telah terlepas
Terlepas dari sarungnya
Cepat bak kilat
Hentakan
Hantaman
Jurus demi jurus
Gerak demi gerak
Terayun, bergerak bebas di tengah padang
Padang kurusetra kehidupan
Yang siap untuk di terjang
Wahai kau gadis
Wahai sang perawan
Kekasih hati bak kembang mewangi
Harum tubuhmu
Elok parasmu
Menggoda hati tuk melihatmu
Kau cawan yang memabukan
Kau rembulan ditengah malam
Sinarmu menghujam jatuh
Aliran darahku bergetar
Sukmaku serasa melayang
Terbang tinggi entah kemana
Wahai perawan hati
Kau rampas jiwaku
Kau hempaskan tubuh
Jatuh tersungkur tak mampu ku berdiri
Sayatan pedang telah kurasakan
Hantaman demi hantaman kan kunikmati
Dalam perjalanan panjang ini
Dalam rimba belantara dunia
Dunia dunia yang tak menentu
Dunia yang terkadang terbalik
Dunia yang penuh sandiwara
Topeng topeng penuh cerita
Kau lihat wajahku
Kau lihat tubuhku
Luka sudah tak berarti
Bilur biru bagai penghibur lara
Lebam hitam bak lukisan dalam kanvas
Indah, elok bagai suatu karya seni
Apaa Kau bisa melihat?
Apa kau bisa merasakan?
Kalau lah belum
Kalau lah tak dapat
Teruslah belajar...
Teruslah berjalan...
Agar kau kenali, siapa Aku??
kan kulanjutkan kisah ini
kisah sang petualang
kisah orang orang yang terbuang
terbuan dari hiruk pikuk kehidupan
tersisih dipojok pojok ruang
hanya memandang
hanya merenung
Dalam senja yang semakin temaram
Dalam senja yang nampak matang
bersiap siap tuk menghilang
Dalam balutan petang
Dalam dekapan malam
seorang lelaki pantang menyerah
seorang lelaki duduk diatas pelana
memegang gendewa gendewa
yang siap terentang
yang diujung panah telah terpasang
panah panah siap dilekasakan
panah panah siap diluncurkan
tuk mencari sasaran
tuk mencapai tujuan
menuju kehakikian kehidupan
Wahai anak ku
Buah kasih sayang
Maafkanlah ayahmu anakku
Buah hatiku buah kasihku
Telah banyak ayah melihat
Telah banyak ayah mendengar
Merasakan pahit dan getir
Pahit akan kehidupan
Getir akan perjalanan
Perjalanan yang panjang
Pesan ayah buatmu anakku
Indah tak selalu indah
Buruk tak selalu buruk
Suka tak selalu suka
Suka duka silih berganti
Menemani setiap langkah
Jangan kau risau
Jangan kau gundah
Semua adalah cambuk
Semua hanyalah ujian
Agar kau mengerti
Mengerti akan makna
Makna dari kehidupan
Yang tersaji dan tergelar
Dalam jagat mayapada
Sebelah ruang hati
Sebuah mantera terucap
Mantera terselip doa
Mantera akan keinginan
Mantera akan kegundahan
Mantera akan kegelisahan
Akan makna kehidupan
Yang tergelar dibawah kolong langit
Terserak, terhampar dimuka bumi
Mantera mantera telah tergelar
Dari ujung timur sampai ujung barat
Kini, saatnya ku melangkah
Menelusuri setiap sudut sudut
Melangkah setiap pojok pojok
Yang hilang terlupakan dan terbuang
Tapak kaki yang terserak
Dalam padang pasir yang kering kerontang
Hanya petunjuk bintang
Hanya petunjuk anging
Yang kulihat sebagai acuan
Yang ku maknai sebagai pedoman
Dalam padang gersang yang tandus ini
Kini bintang telah hilang
Menghilang Entah kemana
Angin telah membawa pergi
Jauh entah ke seberang mana
Kan kulanjatukan perjalanan ini
Kan ku teruskan langkah ini
Semoga bertemu bintang
Di suatu hari.
Dalam malam kau sendiri
Dalam sunyi kau menangis
Didalam seribu tawa kau membisu
Gadis kecil
Ombak kehidupan
Kini datang kepada mu
Tak pandang usia mu
Tak melirik hati suci mu
Gadis kecil
Sungguh tegar diri mu
Tersenyum indah dibalik galaunya jiwa mu
Kau laksana malaikat
Memberi warna indah
Dihati setiap insan
Walau badai datang pada mu
Pancaran kasih mu
Tetap tergambar
Saya mau menulis
Tak tau apa yang kutulis
Saya mau menggores
Goresan apa aku tak tau
Terlalu indah
Terlalu sayang
Kulewatkan suasana ini
Indah sang fajar menyapa bumi
Aku hanya ingin menikmati
Merasakan ketentram
Merasakan semangat
Indah berpelukan bersama indahnya kabut pagi..
Keinginan terhenti disini
Dalam kabut malam bagai menusuk tulang
Suara binatang malam mengalunkan simponi malam
Terdiam termenung tak tau berbuat apa
Malam semakin larut
Malam semakin kusut
Hanya desahan lirih menggoda iman
Oh duniaku
Oh kekasihku
Kau tunggu sebentar saja
Hanya hitungan menit ku kan melangkah
Bergelantungan di pucuk dan ranting dedaunan.