Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SEBELUM KOTA DALAM KEPALA KITA SERAMAI SEKARANG

mejan

Semprot Baru
Daftar
22 Feb 2019
Post
46
Like diterima
71

***

Dulu, dulu sekali. Ketika kota dalam kepala kita belum seramai sekarang, belum dipenuhi para pengungsi yang datang, menetap dan menanam sayang. Kita banyak memiliki waktu mengunjungi taman bunga di seberang alun-alun kota.
Aku ingat wajahmu, binar matamu, ketika menatap merah kembang sepatu yang kau petik dengan mencuri dari penjaga taman. Senja itu kita bercerita seperti sungai yang membiarkan airnya mengalir dengan sendirinya menuju muara. Tanpa hujan, tanpa beban, tanpa memerdulikan waktu berjalan merambati petang.
Kau ingat? Cerita tentang seorang raja yang gemar menulis syair untuk permaisurinya? Atau keajaiban dari tongkat Musa yang sanggup membelah Laut Merah. Kita pernah saling takjub dengan cerita itu, cerita yang ditulis dengan meminjam sejarah dari pembesar pada zamannya. Orang-orang melakukan apa saja demi melindungi yang dicintai, bahkan Sungai Nil pun melakukan itu, membawa larut perlahan keranjang dan Musa kecil di dalamnya. Tak ada yang lebih mampu melakukan itu selain kecintaan yang begitu dalam dan luar biasa.
Kita membicarakan bagaimana bisa seorang penguasa takluk pada perempuan hanya dengan tatapan dan air mata. Perempuan itu penipu, katamu. Kukatakan tak ada yang salah menipu seekor buaya yang licik. Cerdik, katamu sekali lagi. Dan petang mengambang di antara banyak pertanyaan yang tak pernah kita ajukan. Atau ketika harum kesturi menyeruak, kau mengingatkan cerita lain seorang wanita yang bertaruh dengan keyakinannya pada kuali besar dengan air mendidih dan kobaran api di bawahnya.
Katakan, kau masih menyimpan lembar-lembar cerita itu setelah kini kota dalam kepala kita telah menjadi persinggahan yang begitu riuh. Jalan-jalannya tak lagi kita kenali seperti dulu, taman-taman yang menulis banyak kenangan, kini telah dihilangkan oleh banyak kejadian. Aku pangling, atau mungkin akan tersesat dan menjadi asing ketika tiba di kota yang sekarang dipenuhi baleho dan papan-papan reklame, entah untuk apa, entah untuk siapa.

__________
semoga kau masih mengingatnya, Musashi Katana
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd