Sebuah Kisah Urban Legend Puisi Tomino Dari Jepang
Tomino adalah sebuah urban legend dari Jepang tentang sebuah puisi yang dapat membunuh siapa pun yang membacanya dengan keras-keras.
Di dunia ini ternyata ada sebuah peraturan di mana aturan itu tidak boleh mengucapkan sesuatu dengan keras dan lantang, peraturan ini telah di buat dalam sebuah puisi dari Jepang yang berjudul "Tomino" atau bahasa lainya Neraka Tomino. Tomino adalah salah satu sebuah urban legend yang terkenal dari Jepang yang menurut legenda jika kalian membaca puisi ini dengan keras dan lantang, maka suatu bencana akan datang ke siapapun yang membaca puisi ini, kalian akan merasa sakit/tersiksa bahkan dapat melukai diri sendiri. Dan yang paling terburuk adalah berujung dengan kematian.
Ini adalah sebuah puisi Tomino tersebut yang sudah di terjemahkan dari bahasa Jepang ke Indonesia.
Sungguh puisi yang sangat aneh dan sangat sulit untuk di cerna bagi kita.
Ada seorang saksi dari penyiar radio Jepang berkata : "Aku pernah membacakan puisi Tomino di sebuah program untuk radio online dalam edisi Radio Urban Legends, pada awalnya semuanya normal dan baik-baik saja, namun secara tiba-tiba saja tubuhku menjadi sulit untuk di gerakan, aku hanya bisa membaca setengah dari puisi itu dan kemudian aku menghentikanya. Dua hari kemudian tiba-tiba saja aku mengalami sebuah kecelakaan mobil dan aku mengalami cedera, aku mendapat tujuh jahitan di tubuhku. Aku tidak ingin berpikir bahwa ini adalah karena akibat membaca puisi itu. Tetapi ini sungguh di luar dugaanku.''
Tomino adalah sebuah urban legend dari Jepang tentang sebuah puisi yang dapat membunuh siapa pun yang membacanya dengan keras-keras.
Di dunia ini ternyata ada sebuah peraturan di mana aturan itu tidak boleh mengucapkan sesuatu dengan keras dan lantang, peraturan ini telah di buat dalam sebuah puisi dari Jepang yang berjudul "Tomino" atau bahasa lainya Neraka Tomino. Tomino adalah salah satu sebuah urban legend yang terkenal dari Jepang yang menurut legenda jika kalian membaca puisi ini dengan keras dan lantang, maka suatu bencana akan datang ke siapapun yang membaca puisi ini, kalian akan merasa sakit/tersiksa bahkan dapat melukai diri sendiri. Dan yang paling terburuk adalah berujung dengan kematian.
Ini adalah sebuah puisi Tomino tersebut yang sudah di terjemahkan dari bahasa Jepang ke Indonesia.
Tomino
Tomino dari neraka, sang kakak memuntahkan darah, sang adik meludahkan api, Tomino yang lucu meludahkan sebuah permata yang berharga.
Tomino meninggal sendirian dan dia jatuh ke dalam neraka, neraka yang gelap, dan tanpa iringan bunga. Apakah kakak tertua dari Tomino terkena sebuah hukum cambuk? jumlah bekas memar berwarna merah adalah buktinya, mencambuk, memukul dan berdebar-debar ketakutan.
Jalan menuju neraka yang kekal hanya ada satu cara, yaitu syarat untuk membimbing ke dalam kegelapan di neraka, dari domba yang berwarna emas, dari seekor burung bulbul, berapa banyak benda yang tersisa di dalam tas kulit, siapkan untuk perjalanan yang tak berujung ke dalam neraka.
Musim semi datang dan saatnya kita pergi ke hutan dan ke lembah-lembah, salah satu dari lembah yang gelap itu ternyata sebuah neraka, di dalam kandang seekor burung bulbul, di dalam gerobak domba, di dalam air mata Tomino, sebuah tangisan, seekor burung bulbul, untuk sebuah hutan, sebuah hujan, dan cintamu untuk adikmu.
Gema lolongan tangisan dari neraka, dan bunga darah berwarna merah telah mekar, melalui tujuh gunung dan lembah-lembah di neraka, Tomino memulai perjalanan dengan sendirian, untuk menyambut kamu di dalam neraka, sebuah duri yang berkilauan dari gunung jarum, tusukan tongkat ke dalam daging segar sebagai tanda untuk Tomino yang lucu.
Tomino dari neraka, sang kakak memuntahkan darah, sang adik meludahkan api, Tomino yang lucu meludahkan sebuah permata yang berharga.
Tomino meninggal sendirian dan dia jatuh ke dalam neraka, neraka yang gelap, dan tanpa iringan bunga. Apakah kakak tertua dari Tomino terkena sebuah hukum cambuk? jumlah bekas memar berwarna merah adalah buktinya, mencambuk, memukul dan berdebar-debar ketakutan.
Jalan menuju neraka yang kekal hanya ada satu cara, yaitu syarat untuk membimbing ke dalam kegelapan di neraka, dari domba yang berwarna emas, dari seekor burung bulbul, berapa banyak benda yang tersisa di dalam tas kulit, siapkan untuk perjalanan yang tak berujung ke dalam neraka.
Musim semi datang dan saatnya kita pergi ke hutan dan ke lembah-lembah, salah satu dari lembah yang gelap itu ternyata sebuah neraka, di dalam kandang seekor burung bulbul, di dalam gerobak domba, di dalam air mata Tomino, sebuah tangisan, seekor burung bulbul, untuk sebuah hutan, sebuah hujan, dan cintamu untuk adikmu.
Gema lolongan tangisan dari neraka, dan bunga darah berwarna merah telah mekar, melalui tujuh gunung dan lembah-lembah di neraka, Tomino memulai perjalanan dengan sendirian, untuk menyambut kamu di dalam neraka, sebuah duri yang berkilauan dari gunung jarum, tusukan tongkat ke dalam daging segar sebagai tanda untuk Tomino yang lucu.
Sungguh puisi yang sangat aneh dan sangat sulit untuk di cerna bagi kita.
Ada seorang saksi dari penyiar radio Jepang berkata : "Aku pernah membacakan puisi Tomino di sebuah program untuk radio online dalam edisi Radio Urban Legends, pada awalnya semuanya normal dan baik-baik saja, namun secara tiba-tiba saja tubuhku menjadi sulit untuk di gerakan, aku hanya bisa membaca setengah dari puisi itu dan kemudian aku menghentikanya. Dua hari kemudian tiba-tiba saja aku mengalami sebuah kecelakaan mobil dan aku mengalami cedera, aku mendapat tujuh jahitan di tubuhku. Aku tidak ingin berpikir bahwa ini adalah karena akibat membaca puisi itu. Tetapi ini sungguh di luar dugaanku.''