Aku rindu seperti kemarin.
Angin mengetuk lirih dan tubuh kita basah oleh rintih.
Kau menyeka dadaku, lalu bertanya ke mana perahu akan tertuju.
Entah menuju selat atau bibirmu perahu tertambat,
....hingga pada karang ombakmu pecah tak terlambat.
Kau kembali bertanya,
apa yang lebih sebentar dari persetubuhan yang rapuh?
Sungai-sungai yang beku dan kebisuan yang mengutuk kita pada rengkuh
Aku rindu seperti kemarin, kita bertukar gumam atas hujan gelisah di bubungan
Menelanjangi perapian
Menangis,
memaki,
kemudian berciuman seperti kekasih
Seperti kekasih..
Seperti kekasih...
Angin mengetuk lirih dan tubuh kita basah oleh rintih.
Kau menyeka dadaku, lalu bertanya ke mana perahu akan tertuju.
Entah menuju selat atau bibirmu perahu tertambat,
....hingga pada karang ombakmu pecah tak terlambat.
Kau kembali bertanya,
apa yang lebih sebentar dari persetubuhan yang rapuh?
Sungai-sungai yang beku dan kebisuan yang mengutuk kita pada rengkuh
Aku rindu seperti kemarin, kita bertukar gumam atas hujan gelisah di bubungan
Menelanjangi perapian
Menangis,
memaki,
kemudian berciuman seperti kekasih
Seperti kekasih..
Seperti kekasih...