mbah_darmo
Calon Suhu Semprot
Pada suatu hari Mr. A.M sedang berjalan-jalan bersama
beberapa orang
stafnya. Tiba-tiba mereka melihat banyak orang berlari-lari
ke satu arah,dan kemudian mengerumuni sesuatu. Ketika
mereka tiba di situ, mereka tidak bisa mengetahui apa
yang dilihat orang-orang tersebut.
Padahal A.M. Saefuddin sangat ingin tahu apa yang
dilihat orang-orang tersebut. Ketika ditanya, orang-orang
tersebut menjawab ada yang mati ditabrak mobil.
Mendengar ini A.M. Saefuddin mau memamerkan jiwa
sosialnya.
Untuk itu dia terlebih dahulu mau melihat korbannya.
Para stafnya mengatakan : " Kami akan memberitahu
kepada mereka bahwa Bapak adalah seorang menteri.
Mereka pasti akan membuka jalan untuk Bapak melihat
korbannya. "
" Jangan ! " cegah si A.M. cepat.
" Tidak bagus itu. Kita tidak boleh menonjol-nonjolkan
jabatan di sini. Seorang Saefuddin pantang berlaku
mentang-mentang. Itu bukan jiwa seorang Saefuddin.
Yang harus dipakai adalah otak ! "
" Bagaimana caranya ? "
" Lihat saja apa yang akan saya lakukan ! Pakai akal ! ! !
" Kata si A.M.
Dia kemudian mendekati kerumunan manusia itu, dan
berkata lantang : " Harap memberi jalan, saya adalah
ayah dari si korban ! "
Seketika itu pula, kerumunan manusia itu membuka jalan
untuk A.M.
Segera terlihat bahwa korban ternyata seekor keledai!***
beberapa orang
stafnya. Tiba-tiba mereka melihat banyak orang berlari-lari
ke satu arah,dan kemudian mengerumuni sesuatu. Ketika
mereka tiba di situ, mereka tidak bisa mengetahui apa
yang dilihat orang-orang tersebut.
Padahal A.M. Saefuddin sangat ingin tahu apa yang
dilihat orang-orang tersebut. Ketika ditanya, orang-orang
tersebut menjawab ada yang mati ditabrak mobil.
Mendengar ini A.M. Saefuddin mau memamerkan jiwa
sosialnya.
Untuk itu dia terlebih dahulu mau melihat korbannya.
Para stafnya mengatakan : " Kami akan memberitahu
kepada mereka bahwa Bapak adalah seorang menteri.
Mereka pasti akan membuka jalan untuk Bapak melihat
korbannya. "
" Jangan ! " cegah si A.M. cepat.
" Tidak bagus itu. Kita tidak boleh menonjol-nonjolkan
jabatan di sini. Seorang Saefuddin pantang berlaku
mentang-mentang. Itu bukan jiwa seorang Saefuddin.
Yang harus dipakai adalah otak ! "
" Bagaimana caranya ? "
" Lihat saja apa yang akan saya lakukan ! Pakai akal ! ! !
" Kata si A.M.
Dia kemudian mendekati kerumunan manusia itu, dan
berkata lantang : " Harap memberi jalan, saya adalah
ayah dari si korban ! "
Seketika itu pula, kerumunan manusia itu membuka jalan
untuk A.M.
Segera terlihat bahwa korban ternyata seekor keledai!***