Biasanya ke dua belah pihak membuat sebuah MOU, bisa juga jika nominalnya besar pakai jaga notaris, tergantung dri kesepakatan bersama.
Memang semua diisahakan harus ada hitam diatas putihnya tp balik lg besarnya nominal, supplier juga pasti mikir misalnya nominal gak seberapa tp diminta buat surat MOU, dia juga kan pingin ambil cuan juga dri penjualan lain, kecuali barangnya dia om ambil semua (jadi supplier utama) jadi dia jga enak barang dia selalu habis karena om order terus dan dia juga gak repot untuk jual barangnya dan cashflow dia juga ayem, win win solution.
Ini pertenakan ayam? Biasanya jika barang komoditi susah, bisa jadi ada market maker, supplier tergoda permintaan juga dri orang lain dengan harga lbh mahal,dll. Itulah mengapa perusahaan indofood termasuk yg terlengkap dri hili ke hulurnya, seperti dia buat mie instan, buatnya di ICBP, bahan bakunya dari anak perusahaan yang dia miliki misal gandum dan minyaknya dari indofood agro bisnis,dll karena dia tahu komoditi itu susah/gak bakal bisa diatur jadi mending dia kuasai dan jadi market maker dan market leader karena dengan gitu dia bisa ngatur harga jual ke pasar..
Itu sedikit gambaran aja om, semoga ada bayangan. Balik lg ke nominalnya kontrak pembelian/transaksi yg dilakukan antara keduabelah pihak..