KucingBlack
Suka Semprot
Pada dasarnya, depresi merupakan gangguan mood yang jauh lebih serius daripada merasakan kesedihan yang berlarut-larut. Akan tetapi, depresi itu ada banyak jenisnya. Selain itu, gejala-gejala dan keluhan depresi juga biasanya berbeda-beda pada setiap orang. Jadi sebenarnya apa saja jenis depresi yang harus diketahui? Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Depresi mayor (depresi berat)
2. Depresi kronis (distimia)
3. Depresi situasional
4. Gangguan suasana hati musiman (seasonal affective disorder)
5. Gangguan bipolar
6. Depresi postpartum
7. Depresi premenstrual
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya saya akan coba menginformasikan dari sudut informasi lainnya mengenai salah satu jenis Depresi di atas, yaitu Depresi Mayor:
Gangguan Depresi Mayor (GDM), juga dikenal sebagai depresi, adalah gangguan mental yang ditandai dengan setidaknya dua minggu mood rendah yang hadir di sebagian besar situasi. Hal ini sering disertai dengan rendah diri terus-menerus, kehilangan minat dalam kegiatan normal menyenangkan (anhedonia), dan semangat yang rendah. GDM dapat secara negatif mempengaruhi keluarga seseorang, pekerjaan atau kehidupan sekolah, tidur atau kebiasaan makan, dan kesehatan umum. Gangguan ini memiliki nama lain yaitu depresi, depresi mayor, gangguan afektif depresi mayor, depresi unipolar, gangguan unipolar, atau gangguan mood unipolar.
Jenis
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kenapa yang lebih lanjut dibahasnya hanya Depresi Mayor? well... karena ini yang sedang saya rasakan.... pertama kali terkena depresi ini di awal 2018 karena ditipu teman bisnis yang menyebabkan saya harus menanggung beban financial yang cukup besar dan masih berjalan hingga saat ini... sempat mereda karena usaha-usaha yang telah dilakukan, namun di awla tahun ini, depresi ini kembali menyerang dikarenakan sebuah musibah yang terjadi pada diriku..... ketika depresi ini sedang kumat, yang kurasakan adalah rasa kesepian dan kesedihan yang teramat sangat, sensitif terhadap segal ahal, sakit kepala, gangguan tidur dan dorongan untuk bunuh diri yang sangat tinggi...
Salah satu cara untuk meredam depresi yang menyerang ini adalah keramaian... saya banyak mengikuti pertemuan-pertemuan, nogan-nogan yang dilakukan beberapa komunitas, cara ini cukup ampuh untuk menekan rasa depresi yang sedang terjadi.... walau kadang saya sering melakukan kesalahan pada komunitas tersebut karena rasa sensitif yang timbul ketika depresi ini kambuh...
So buat teman-teman semua, ada yang pernah mengalami? bagaimana menyikapinya?
1. Depresi mayor (depresi berat)
Depresi mayor juga dikenal dengan istilah depresi berat atau depresi klinis. Depresi mayor merupakan salah satu dari dua jenis depresi yang paling sering terdiagnosis. Anda bisa didiagnosis dengan depresi mayor apabila gejala-gejala kesedihan, keputusasaan, dan kesepian sudah berlangsung selama dua minggu lebih.
Gejala depresi mayor pada umumnya cukup serius sehingga efeknya sangat terasa pada aktivitas dan kualitas kehidupan seseorang. Misalnya Anda jadi tidak nafsu makan sama sekali, badan lemas sehingga tidak ada dorongan untuk bekerja atau beraktivitas seperti biasa, serta menghindari orang-orang seperti di tempat kerja atau dalam keluarga.
Hingga saat ini penyebab pasti dari depresi mayor belum dapat diketahui. Namun, beberapa hal yang bisa memicu depresi antara lain keturunan (genetik), pengalaman buruk, trauma psikologis, serta gangguan susunan kimiawi dan biologis otak.
Gejala depresi mayor pada umumnya cukup serius sehingga efeknya sangat terasa pada aktivitas dan kualitas kehidupan seseorang. Misalnya Anda jadi tidak nafsu makan sama sekali, badan lemas sehingga tidak ada dorongan untuk bekerja atau beraktivitas seperti biasa, serta menghindari orang-orang seperti di tempat kerja atau dalam keluarga.
Hingga saat ini penyebab pasti dari depresi mayor belum dapat diketahui. Namun, beberapa hal yang bisa memicu depresi antara lain keturunan (genetik), pengalaman buruk, trauma psikologis, serta gangguan susunan kimiawi dan biologis otak.
2. Depresi kronis (distimia)
Jenis depresi lainnya yang paling sering terdiagnosis adalah depresi kronis. Beda dengan depresi berat, jenis depresi kronis biasanya dialami selama dua tahun berturut-turut atau lebih. Akan tetapi, keparahan gejalanya bisa lebih ringan atau berat daripada depresi berat.
Depresi kronis pada umumnya tidak terlalu mengganggu pola aktivitas, tapi cenderung memengaruhi kualitas kehidupan. Misalnya jadi tidak percaya diri, pola pikir terganggu, sulit berkonsentrasi, dan mudah putus asa.
Pemicunya ada banyak. Mulai dari faktor keturunan, gangguan kesehatan jiwa lainnya seperti gangguan bipolar dan kecemasan, mengalami trauma, memiliki penyakit kronis, dan cedera fisik di kepala.
Depresi kronis pada umumnya tidak terlalu mengganggu pola aktivitas, tapi cenderung memengaruhi kualitas kehidupan. Misalnya jadi tidak percaya diri, pola pikir terganggu, sulit berkonsentrasi, dan mudah putus asa.
Pemicunya ada banyak. Mulai dari faktor keturunan, gangguan kesehatan jiwa lainnya seperti gangguan bipolar dan kecemasan, mengalami trauma, memiliki penyakit kronis, dan cedera fisik di kepala.
3. Depresi situasional
Depresi situasional merupakan jenis depresi yang tidak begitu menentu. Biasanya, jenis depresi ini ditandai dengan munculnya gejala depresi seperti merasa murung dan adanya perubahan pola tidur dan pola makan ketika ada kejadian yang memberikan tekanan mental yang cukup tinggi.
Secara sederhana, munculnya gejala depresi tersebut disebabkan oleh respon otak terhadap stres. Pemicu depresi situasional berbeda-beda. Bisa dari kejadian yang bersifat positif seperti pernikahan atau menyesuaikan tempat kerja yang baru hingga kehilangan pekerjaan, perceraian, atau perpisahan dengan keluarga dekat.
Secara sederhana, munculnya gejala depresi tersebut disebabkan oleh respon otak terhadap stres. Pemicu depresi situasional berbeda-beda. Bisa dari kejadian yang bersifat positif seperti pernikahan atau menyesuaikan tempat kerja yang baru hingga kehilangan pekerjaan, perceraian, atau perpisahan dengan keluarga dekat.
4. Gangguan suasana hati musiman (seasonal affective disorder)
Orang yang mengalami gangguan suasana hati musiman akan mengalami gejala depresi yang berbeda-beda, tergantung pada musimnya.
Munculnya gangguan ini memang sangat berkaitan dengan perubahan waktu pada musim dingin atau musim hujan yang cenderung menjadi lebih pendek dan sangat sedikit sinar matahari. Gangguan ini akan membaik dengan sendirinya ketika cuaca sudah lebih cerah dan hangat.
Munculnya gangguan ini memang sangat berkaitan dengan perubahan waktu pada musim dingin atau musim hujan yang cenderung menjadi lebih pendek dan sangat sedikit sinar matahari. Gangguan ini akan membaik dengan sendirinya ketika cuaca sudah lebih cerah dan hangat.
5. Gangguan bipolar
Jenis depresi ini biasanya dialami oleh orang yang punya gangguan bipolar. Pada gangguan bipolar, pasien bisa mengalami dua kondisi yang saling bertolak belakang, yaitu depresi dan mania.
Kondisi mania ditandai dengan munculnya perilaku atau emosi yang meluap-luap. Misalnya rasa gembira atau ketakutan yang membuncah dan tidak bisa dikendalikan.
Kebalikannya, kondisi depresi pada gangguan bipolar ditunjukkan dengan sensasi tidak berdaya, putus asa, dan sedih. Kondisi ini pun bisa membuat seseorang mengurung diri di kamar, bicaranya sangat lambat seolah sedang melantur, dan tidak mau makan.
Kondisi mania ditandai dengan munculnya perilaku atau emosi yang meluap-luap. Misalnya rasa gembira atau ketakutan yang membuncah dan tidak bisa dikendalikan.
Kebalikannya, kondisi depresi pada gangguan bipolar ditunjukkan dengan sensasi tidak berdaya, putus asa, dan sedih. Kondisi ini pun bisa membuat seseorang mengurung diri di kamar, bicaranya sangat lambat seolah sedang melantur, dan tidak mau makan.
Depresi postpartum
terjadi pada wanita beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan (postpartum). Munculnya gejala depresi berat pada masa postpartum dapat berdampak pada kesehatan dan ikatan batin antara ibu dan bayi.
Depresi ini bisa bertahan cukup lama, biasanya sampai ibu sudah haid lagi setelah melahirkan. Penyebab utama dari depresi postpartum adalah perubahan hormon, di mana hormon estrogen dan progesteron yang tadinya cukup tinggi pada masa kehamilan menurun secara drastis setelah melahirkan.
Depresi ini bisa bertahan cukup lama, biasanya sampai ibu sudah haid lagi setelah melahirkan. Penyebab utama dari depresi postpartum adalah perubahan hormon, di mana hormon estrogen dan progesteron yang tadinya cukup tinggi pada masa kehamilan menurun secara drastis setelah melahirkan.
7. Depresi premenstrual
Jenis depresi ini dikenal juga dengan istilah Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Kondisi ini berbeda dengan premenstrual syndrome (PMS). Pasalnya, PMDD merupakan gangguan mood yang serius hingga mengganggu keseimbangan emosi dan perilaku.
Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain munculnya kesedihan, kecemasan, gangguan moodekstrem atau sangat mudah marah.
PMDD kemungkinan disebabkan oleh adanya riwayat depresi sebelumnya pada seseorang dan bertambah parah ketika terjadi perubahan hormon atau memasuki masa PMS.
Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain munculnya kesedihan, kecemasan, gangguan moodekstrem atau sangat mudah marah.
PMDD kemungkinan disebabkan oleh adanya riwayat depresi sebelumnya pada seseorang dan bertambah parah ketika terjadi perubahan hormon atau memasuki masa PMS.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya saya akan coba menginformasikan dari sudut informasi lainnya mengenai salah satu jenis Depresi di atas, yaitu Depresi Mayor:
Gangguan Depresi Mayor (GDM), juga dikenal sebagai depresi, adalah gangguan mental yang ditandai dengan setidaknya dua minggu mood rendah yang hadir di sebagian besar situasi. Hal ini sering disertai dengan rendah diri terus-menerus, kehilangan minat dalam kegiatan normal menyenangkan (anhedonia), dan semangat yang rendah. GDM dapat secara negatif mempengaruhi keluarga seseorang, pekerjaan atau kehidupan sekolah, tidur atau kebiasaan makan, dan kesehatan umum. Gangguan ini memiliki nama lain yaitu depresi, depresi mayor, gangguan afektif depresi mayor, depresi unipolar, gangguan unipolar, atau gangguan mood unipolar.
Jenis
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) membagi GDM menjadi beberapa jenis sebagai berikut:[2]
- depresi melankolis (melancholia)
- depresi dengan fitur atipikal
- depresi dengan fitur psikotik
- depresi dengan fitur katatonia
Orang dengan gangguan depresi mayor juga memiliki selera makan yang buruk, kehilangan atau bertambah berat badan secara mencolok, memiliki masalah tidur atau tidur terlalu banyak, dan menjadi gelisah secara fisik, atau yang pada situasi ekstrem lainnya menunjukkan melambatnya aktivitas motorik mereka. Orang dengan depresi mayor dapat kehilangan minat pada hampir semua aktivitas rutin dan kegiatan senggang mereka, memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi dan membuat keputusan, memiliki pikiran yang menekan akan kematian, dan mencoba bunuh diri.
GDM memiliki presentasi klinis heterogen sehingga 2 pasien yang diagnosis mungkin hanya memiliki beberapa gejala yang sama.[3] Faktor etnis, agama, dan budaya dapat mempengaruhi presentasi, interpretasi, dan deskripsi gejala depresi.[4][5] Presentasi umum meliputi:
GDM memiliki presentasi klinis heterogen sehingga 2 pasien yang diagnosis mungkin hanya memiliki beberapa gejala yang sama.[3] Faktor etnis, agama, dan budaya dapat mempengaruhi presentasi, interpretasi, dan deskripsi gejala depresi.[4][5] Presentasi umum meliputi:
- lebih dari 5 kunjungan medis per tahun dan/atau beberapa gejala yang tidak jelas
- afeksi berkurang (emosi berkurang)
- gangguan pada pekerjaan atau hubungan
- perubahan dalam hubungan interpersonal
- berat badan turun
- sindrom iritasi usus besar
- kelelahan
- gangguan tidur
- keluhan dari masalah memori, kesulitan berkonsentrasi, atau kesulitan membuat keputusan
- keluhan gangguan stres atau suasana hati
- riwayat keluarga atau pribadi atau penyalahgunaan obat
- penyakit kronis
- peristiwa kehidupan yang penuh stres (termasuk berkabung atau perceraian)
- trauma
- perubahan besar dalam hidup seperti perubahan pekerjaan atau kesulitan keuangan
- kekerasan dalam rumah tangga
- jenis kelamin wanita. Wanita memiliki kecenderungan hampir dua kali lipat lebih besar daripada pria. Wanita lebih cenderung daripada pria untuk menghadapi faktor-faktor kehidupan yang penuh tekanan seperti penganiayaan fisik dan seksual, kemiskinan, orang tua tunggal, dan diskriminasi gender.
- usia pertengahan. Onset awal lebih umum terjadi pada dewasa muda daripada dewasa yang lebih tua
- status pernikahan. Orang yang berpisah atau bercerai memiliki risiko yang lebih tinggi daripada orang yang menikah atau tidak pernah menikah
- pendapatan rendah atau pengangguran. Orang dengan taraf sosioekonomi yang lebih rendah memiliki risiko yang lebih besar dibanding mereka dengan taraf yang lebih baik
- kecacatan.
- faktor genetik. s-alel serotonin transporter promoter polymorphism (5-HTTLPR) plus stress dikaitkan dengan peningkatan terjadinya depresi
- ketergantungan alkohol masa lalu terkait dengan peningkatan risiko depresi berat
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kenapa yang lebih lanjut dibahasnya hanya Depresi Mayor? well... karena ini yang sedang saya rasakan.... pertama kali terkena depresi ini di awal 2018 karena ditipu teman bisnis yang menyebabkan saya harus menanggung beban financial yang cukup besar dan masih berjalan hingga saat ini... sempat mereda karena usaha-usaha yang telah dilakukan, namun di awla tahun ini, depresi ini kembali menyerang dikarenakan sebuah musibah yang terjadi pada diriku..... ketika depresi ini sedang kumat, yang kurasakan adalah rasa kesepian dan kesedihan yang teramat sangat, sensitif terhadap segal ahal, sakit kepala, gangguan tidur dan dorongan untuk bunuh diri yang sangat tinggi...
Salah satu cara untuk meredam depresi yang menyerang ini adalah keramaian... saya banyak mengikuti pertemuan-pertemuan, nogan-nogan yang dilakukan beberapa komunitas, cara ini cukup ampuh untuk menekan rasa depresi yang sedang terjadi.... walau kadang saya sering melakukan kesalahan pada komunitas tersebut karena rasa sensitif yang timbul ketika depresi ini kambuh...
So buat teman-teman semua, ada yang pernah mengalami? bagaimana menyikapinya?