Disadur dari BUKU PINTAR ALAM GAIB SERI II (ALAM JIN DAN SYAITHAN) MENURUT PETUNJUK AL-QUR'AN DAN SUNNAH.
di Rangkum dan di tulis seperlunya oleh ; HIPNOTIS88
Bag. I
A.Dari Apa dan Kapan Jin Diciptakan
Jin diciptakan dari api sebagaimana firman Allah Swt:
وخلق الجان من مارج من نار (الرحمن:١٥
Artinya: "Dan Dia menciptakan jin dari nyala api" (QS. Ar-Rahman: 15).
Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud dengan min marij min naar adalah dari api yang sangat bersih. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa yang dimaksud dengan marij min naar adalah dari ujung nyala api. Dalam ayat lain dikatakan:
والجان خلقناه من قبل من نار السموم (الحجر:٢٧
Artinya: "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas" (QS. Al-Hijr: 27).
أنا خير منه خلقتنى من نار وخلقته من طين (الأعراف:١٢
Artinya: "Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" (QS. Al-A'raf: 12)
Demikian juga dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dan Ahmad dikatakan:
عن عا ئشة رضي الله عنها و عن أبيها: أن ر سول الله صلى الله عليه و سلم قال: ((خلقت االملائكة من نور،و خلق الجان من مارج من نار،وخلق آدم مما و صف لكم) [رواه مسلم
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala,dan Adam diciptakan dari apa yang kalian sifati (tanah)" (HR. Muslim).
Sedangkan menyangkut kapan jin diciptakan, sepengetahuan penulis tidak ada nash baik dari al-Qur'an maupun hadits yang mengisyaratkan hal itu. Sebagian ulama mengatakan bahwa jin diciptakan 2000 tahun sebelum manusia diciptakan. Hanya saja, pendapat ini tidak mempunyai sandaran nash yang jelas baik dari al-Qur'an maupun dari al-Hadits. Oleh karenanya, pendapat ini lemah dan tidak bisa dijadikan pegangan. Akan tetapi yang jelas, bahwa jin diciptakan sebelum manusia. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat al-Hijr ayat 26-27:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ* وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas" (QS. Al-Hijr: 26-27).
B.Pengertian Jin, Setan dan Iblis
Alam jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia. Akan
tetapi keduanya mempunyai kesamaan bahwa keduanya berkewajiban untuk beribadah kepada Allah:
"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu" (QS. Adz-Dzariyat:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al-
Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.Sedangkan kata syaithan, dalam bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba'uda (jauh,yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran). Kemudian kata syaithan ini digunakan untuk
setiap orang yang durhaka dan membangkang (kullu 'aat wa mutamarrid). Pada awalnya setan ini beribadah kepada Allah dan tinggal bersama dengan malaikat di dalam surga. Akan tetapi ketika mereka menolak untuk sujud kepada Adam karena kesombongannya, Allah mengusirnya dari surga dan sejak itu ia menjadi makhluk yang terkutuk sampai hari kiamat kelak.
Tidak semua jin adalah setan. Karena, jin juga ada yang shaleh, ada yang mukmin. Jadi setan
hanyalah ditujukkan untuk jin yang kafir dan membangkang. Demikian juga tidak semua setan adalah jin.Karena dalam surat an-Nas ditegaskan, bahwa setan juga ada dari golongan manusia. Setiap manusia yang membangkang, durhaka dan selalu menjauhkan manusia lainnya dari petunjuk Allah, mereka dinamakan syaithan.Adapun Iblis terambil dari kata al-balas yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan sedikitpun (man la khaira 'indah), atau terambil dari kata ablasa yang berarti putus asa dan bingung (yaisa wa tahayyara). Disebut iblis (putus asa) karena mereka merasa putus asa dengan rahmat Allah, juga disebut iblis lantaran mereka tidak pernah berbuat kebaikan sedikitpun. Iblis merupakan nenek moyangnya syetan.Menurut satu riwayat, dahulunya iblis ini bernama Naail, akan tetapi sejak ia membangkang dan menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, ia dirubah nama menjadi syaithan.
Nama dan Jenis Jin
Ibnu Abdil Bar sebagaimana dikutip oleh Imam asy-Syibli dalam bukunya, Akamul Marjan fi
Ahkamil Jan, menuturkan bahwa jin menurut ahli kalam dan bahasa Arab, mempunyai beberapa tingkatan:
1. Apabila dimaksudkan jin secara umum, namanya jinny.
2. Jin yang suka tinggal bersama manusia disebut dengan Aamir dan bentuk jamak (pluralnya) adalah 'Ammar.
3. Jin yang seringkali menampakkan wujudnya atau mengganggu anak-anak kecil disebut dengan Arwah
4. Jin yang selalu berbuat jahat dan seringkali muncul menjelma dalam berbagai bentuknya adalah Syaithan.
5. Apabila jin tersebut disamping berbuat jahat, menjelma, juga berbuat hal lain yang lebih berat dari itu, seperti membunuh dan lainnya disebut dengan Marid
6. Jin yang lebih jahat dari Marid dan memiliki kemampuan dan kekuatan yang lebih dahsyat lagi disebut dengan Ifrit, bentul jamaknya (pluralnya) Afariit.
7. Sedangkan Iblis adalah nenek moyangnya jin kafir (syaithan). Menurut Abul Mutsanna dan Ibnu Abbas, pada awalnya, Iblis ini bernama Naail. Ketika mereka membangkang perintah Allah, Allah kemudian melaknatnya, dan diganti nama dengan Syaithan. Iblis ini mempunyai nama kunyah (samaran) Abu Kadus (Bapak Penimbun, maksudnya menimbun manusia agar selalu dalam perbuatan dosa).
8. Selain nama-nama di atas, nama-nama syaithan (jin kafir) lainnya adalah Hubab, Syihab, Ajda' dan Asyhab, hal ini sebagaimana dikatakan dalam hadits-hadits berikut ini, namun umumnya haditshadits berikut lemah (dhaif):
Artinya: "Rasulullah Saw berkata kepada Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul yang namanya dahulu adalah Hubab: "Nama kamu sekarang adalah Abdullah karena Hubab itu adalah nama setan"(HR. Ibn Sa'ad dan haditsnya Gharib).
Artinya: "Masruq pernah bertutur bahwasannya ia pernah bertemu dengan Umar bin Khatab, lalu Umar bertanya: "Siapa nama kamu?" saya menjawab: "Masruq bin al-Ajda'" Umar lalu berkata kembali: "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Al-Ajda' itu adalah nama setan" (HR. Ibn Abi Syaibah).
Artinya: "Dari Aisyah berkata: "Rasulullah Saw mendengar seorang laki-laki yang bernama Syihab.Rasulullah lalu berkata kepadanya: "Nama kamu sekarang adalah Hisyam, karena Syihab itu adalah nama setan" (HR. Baihaqi).
Artinya: "Suatu hari seorang laki-laki bersin di samping Ibnu Umar, lalu ia berkata: "Asyhab". Ibnu Umar kemudian berkata: "Asyhab adalah nama setan yang sengaja ditempatkan oleh Iblis di antara bersin dan mengucapkan alhamdulillah, agar namanya selalu diingat" (HR. Ibn Abi Syaibah).
Sedangkan menyangkut jenis dan kelompok jin, Rasulullah pernah bersabda bahwa jin itu terbagi tiga golongan: pertama, jin yang selalu beterbangan di udara, kedua, jin yang berwujud dalam bentuk ular dan anjing, dan ketiga, jenis jin yang selalu berdiam diri (punya rumah dan tempat) dan senang bepergian.Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Rasulullah Saw telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok.Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing-anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).
C.Apakah bentuk dan wujud asli jin dapat dilihat dengan kasat mata?
Para ulama telah sepakat bahwa jin dan setan itu memang ada (lihat Majmu al-Fatawanya Ibnu Taimiyyah 19/10). Banyak keterangan baik dari ayat al-Qur'an, hadits maupun kisah-kisah shahih yang menceritakan bahwa jin dan setan itu memang ada, sebagaimana akan dipaparkan lebih lanjut di bawah nanti. Bahkan, dalam prakteknya nanti, jin dan setan mempunyai kelebihan dan kemampuan untuk berubah-ubah wujud, seperti bisa berwujud manusia, anjing, kucing ataupun lainnya sebagaimana akan dijelaksakan dalam pembahasan kemampuan dan kelebihan jin di bawah nanti. Akan tetapi persoalannya,apakah wujud / bentuk asli jin dapat dilihat dengan kasat mata? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah
kita perhatikan firman Allah berikut ini:
Artinya: "Sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka" (QS. Al-Araf: 27).
Dari ayat ini, jelas bahwa jin dan setan tidak dapat dilihat dengan kasat mata manusia. Manusia dapat melihatnya hanya dalam wujud lain semisal wujud manusia sendiri atau dalam wujud hewan. Kecuali Rasulullah Saw. Dalam beberapa hadits seperti akan dipaparkan di bawah nanti, Rasulullah pernah melihat jin dan iblis dalam wujud aslinya. Akan tetapi untuk ummatnya, jin tetap tidak dapat dilihat dengan kasat mata sebagimana dikatakan dalam ayat di atas. Oleh karena itu, apabila ada orang mengaku melihat jin atau setan dalam wujud aslinya, maka kemungkinan besar adalah bohong dan hanya hayalan semata.Dalam ilmu kesehatan, orang yang mengaku melihat hantu, jin dan setan, dia mengidap penyakit jiwa yang disebut dengan psychosomatic diseases yang disebabkan karena adanya visual hallucinations (alhalawis al-bashariyyah) yakni ilusi pandangan (khada al-hawas). Hal ini biasanya disebabkan karena hayalan dan pikiran-pikiran kosong serta karena ketakutan yang berlebihan. Oleh karena itulah dalam ajaran Islam, pikiran seorang muslim harus senantiasa hadir dan mengingat Allah, tidak boleh melamun,karena dengan demikian, ilusi dan al-halawis al-bashariyyah tadi akan muncul seolah melihat hal-hal yang menakutkan, melihat sinar dan lainnya.Jin dan setan adalah makhluk Allah yang berbeda alam dan unsur penciptaannya, sehingga jelas manusia tidak akan mungkin dapat melihatnya. Kecuali dalam kondisi tertentu yang itupun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang meminum air sihir dari dukun. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat dilihatnya jin dan setan, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut sedikitpun.
D.Sebagian hewan dapat melihat jin (setan)
Meskipun pada umumnya jin dan setan tidak dapat dilihat dengan kasat mata manusia, akan tetapi tidak demikian dengan hewan. Dalam hadits dikatakan bahwa keledai (himar) dan anjing keduanya dapat melihat wujud asli dari jin dan setan dimaksud. Berikut hadits dimaksud:
Artinya: "Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan". (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan:
Artinya: "Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya" (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya).
E.Jin dan syaithan memiliki bentuk dan wujud yang sangat jelek
Syaithan, memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65:
Artinya: "Sesungguhnya dia (pohon Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan" (QS. As-Shafat: 64-65).
Pada abad pertengahan, orang-orang nashrani menggambarkan bentuk syaithan ini dengan seorang laki-laki sangat hitam yang mempunyai jenggot sangat dekil, kotor dan panjang, alis yang tinggi, mulut yang mengeluarkan api yang menyala-nyala, tanduk, kuku-kuku yang panjang dan berekor (lihat dalam Dairatul Ma'arif al-Haditsah, hal 357).
F.Syaithan mempunyai dua tanduk dan sayap.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Saw mengatakan bahwa
setan itu memiliki dua tanduk.
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: "Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat dimana dua tanduk setan muncul"(HR. Muslim).
Oleh karena itu, dalam berbagai hadits, pada dua waktu ini (saat matahari terbit dan terbenam) dilarang melaksanakan shalat sunnat. Hanya saja, menurut pendapat yang lebih kuat, bahwa shalat yang dilarang tersebut hanyalah untuk shalat sunnat yang tidak ada sebab dan alasannya. Adapun untuk shalat wajib dan shalat sunnat yang ada sebabnya,misalnya shalat Tahiyyatul Masjid (sebabnya karena masuk mesjid) boleh-boleh saja dilaksanakan pada kedua waktu di atas. Adapun shalat sunnat yang tidak ada sebabnya yang dilarang dilaksanakan pada kedua waktu tersebut misalnya shalat Sunnat Mutlak. Menurut
para ulama, shalat Sunnat Mutlak adalah shalat sunnat yang dilakukan kapan saja, tidak ada sebab atau alasan apapun. Ketika ia hendak melakukan shalat sunnat, di sanalah waktunya.
Di samping mempunyai tanduk, sebagian setan dan jin juga memiliki sayap. Hal ini sebagaimana
dikatakan dalam hadits berikut:
Artinya: "Rasulullah Saw telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok.Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara,kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing-anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).
Dalam riwayat lain dikatakan:
Artinya: "Abdullah berkata: Imam adh-Dhahhak pernah ditanya: "Apakah setan mempunyai sayap?" ia menjawab: "Bagaimana mereka dapat terbang menuju langit kalau mereka tidak memiliki sayap" (HR. Ibnu Jarir).
BerSambung... ke Bag. II
di Rangkum dan di tulis seperlunya oleh ; HIPNOTIS88
Bag. I
A.Dari Apa dan Kapan Jin Diciptakan
Jin diciptakan dari api sebagaimana firman Allah Swt:
وخلق الجان من مارج من نار (الرحمن:١٥
Artinya: "Dan Dia menciptakan jin dari nyala api" (QS. Ar-Rahman: 15).
Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud dengan min marij min naar adalah dari api yang sangat bersih. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa yang dimaksud dengan marij min naar adalah dari ujung nyala api. Dalam ayat lain dikatakan:
والجان خلقناه من قبل من نار السموم (الحجر:٢٧
Artinya: "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas" (QS. Al-Hijr: 27).
أنا خير منه خلقتنى من نار وخلقته من طين (الأعراف:١٢
Artinya: "Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" (QS. Al-A'raf: 12)
Demikian juga dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dan Ahmad dikatakan:
عن عا ئشة رضي الله عنها و عن أبيها: أن ر سول الله صلى الله عليه و سلم قال: ((خلقت االملائكة من نور،و خلق الجان من مارج من نار،وخلق آدم مما و صف لكم) [رواه مسلم
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala,dan Adam diciptakan dari apa yang kalian sifati (tanah)" (HR. Muslim).
Sedangkan menyangkut kapan jin diciptakan, sepengetahuan penulis tidak ada nash baik dari al-Qur'an maupun hadits yang mengisyaratkan hal itu. Sebagian ulama mengatakan bahwa jin diciptakan 2000 tahun sebelum manusia diciptakan. Hanya saja, pendapat ini tidak mempunyai sandaran nash yang jelas baik dari al-Qur'an maupun dari al-Hadits. Oleh karenanya, pendapat ini lemah dan tidak bisa dijadikan pegangan. Akan tetapi yang jelas, bahwa jin diciptakan sebelum manusia. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat al-Hijr ayat 26-27:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ* وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas" (QS. Al-Hijr: 26-27).
B.Pengertian Jin, Setan dan Iblis
Alam jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia. Akan
tetapi keduanya mempunyai kesamaan bahwa keduanya berkewajiban untuk beribadah kepada Allah:
"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu" (QS. Adz-Dzariyat:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al-
Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.Sedangkan kata syaithan, dalam bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba'uda (jauh,yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran). Kemudian kata syaithan ini digunakan untuk
setiap orang yang durhaka dan membangkang (kullu 'aat wa mutamarrid). Pada awalnya setan ini beribadah kepada Allah dan tinggal bersama dengan malaikat di dalam surga. Akan tetapi ketika mereka menolak untuk sujud kepada Adam karena kesombongannya, Allah mengusirnya dari surga dan sejak itu ia menjadi makhluk yang terkutuk sampai hari kiamat kelak.
Tidak semua jin adalah setan. Karena, jin juga ada yang shaleh, ada yang mukmin. Jadi setan
hanyalah ditujukkan untuk jin yang kafir dan membangkang. Demikian juga tidak semua setan adalah jin.Karena dalam surat an-Nas ditegaskan, bahwa setan juga ada dari golongan manusia. Setiap manusia yang membangkang, durhaka dan selalu menjauhkan manusia lainnya dari petunjuk Allah, mereka dinamakan syaithan.Adapun Iblis terambil dari kata al-balas yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan sedikitpun (man la khaira 'indah), atau terambil dari kata ablasa yang berarti putus asa dan bingung (yaisa wa tahayyara). Disebut iblis (putus asa) karena mereka merasa putus asa dengan rahmat Allah, juga disebut iblis lantaran mereka tidak pernah berbuat kebaikan sedikitpun. Iblis merupakan nenek moyangnya syetan.Menurut satu riwayat, dahulunya iblis ini bernama Naail, akan tetapi sejak ia membangkang dan menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, ia dirubah nama menjadi syaithan.
Nama dan Jenis Jin
Ibnu Abdil Bar sebagaimana dikutip oleh Imam asy-Syibli dalam bukunya, Akamul Marjan fi
Ahkamil Jan, menuturkan bahwa jin menurut ahli kalam dan bahasa Arab, mempunyai beberapa tingkatan:
1. Apabila dimaksudkan jin secara umum, namanya jinny.
2. Jin yang suka tinggal bersama manusia disebut dengan Aamir dan bentuk jamak (pluralnya) adalah 'Ammar.
3. Jin yang seringkali menampakkan wujudnya atau mengganggu anak-anak kecil disebut dengan Arwah
4. Jin yang selalu berbuat jahat dan seringkali muncul menjelma dalam berbagai bentuknya adalah Syaithan.
5. Apabila jin tersebut disamping berbuat jahat, menjelma, juga berbuat hal lain yang lebih berat dari itu, seperti membunuh dan lainnya disebut dengan Marid
6. Jin yang lebih jahat dari Marid dan memiliki kemampuan dan kekuatan yang lebih dahsyat lagi disebut dengan Ifrit, bentul jamaknya (pluralnya) Afariit.
7. Sedangkan Iblis adalah nenek moyangnya jin kafir (syaithan). Menurut Abul Mutsanna dan Ibnu Abbas, pada awalnya, Iblis ini bernama Naail. Ketika mereka membangkang perintah Allah, Allah kemudian melaknatnya, dan diganti nama dengan Syaithan. Iblis ini mempunyai nama kunyah (samaran) Abu Kadus (Bapak Penimbun, maksudnya menimbun manusia agar selalu dalam perbuatan dosa).
8. Selain nama-nama di atas, nama-nama syaithan (jin kafir) lainnya adalah Hubab, Syihab, Ajda' dan Asyhab, hal ini sebagaimana dikatakan dalam hadits-hadits berikut ini, namun umumnya haditshadits berikut lemah (dhaif):
Artinya: "Rasulullah Saw berkata kepada Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul yang namanya dahulu adalah Hubab: "Nama kamu sekarang adalah Abdullah karena Hubab itu adalah nama setan"(HR. Ibn Sa'ad dan haditsnya Gharib).
Artinya: "Masruq pernah bertutur bahwasannya ia pernah bertemu dengan Umar bin Khatab, lalu Umar bertanya: "Siapa nama kamu?" saya menjawab: "Masruq bin al-Ajda'" Umar lalu berkata kembali: "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Al-Ajda' itu adalah nama setan" (HR. Ibn Abi Syaibah).
Artinya: "Dari Aisyah berkata: "Rasulullah Saw mendengar seorang laki-laki yang bernama Syihab.Rasulullah lalu berkata kepadanya: "Nama kamu sekarang adalah Hisyam, karena Syihab itu adalah nama setan" (HR. Baihaqi).
Artinya: "Suatu hari seorang laki-laki bersin di samping Ibnu Umar, lalu ia berkata: "Asyhab". Ibnu Umar kemudian berkata: "Asyhab adalah nama setan yang sengaja ditempatkan oleh Iblis di antara bersin dan mengucapkan alhamdulillah, agar namanya selalu diingat" (HR. Ibn Abi Syaibah).
Sedangkan menyangkut jenis dan kelompok jin, Rasulullah pernah bersabda bahwa jin itu terbagi tiga golongan: pertama, jin yang selalu beterbangan di udara, kedua, jin yang berwujud dalam bentuk ular dan anjing, dan ketiga, jenis jin yang selalu berdiam diri (punya rumah dan tempat) dan senang bepergian.Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Rasulullah Saw telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok.Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing-anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).
C.Apakah bentuk dan wujud asli jin dapat dilihat dengan kasat mata?
Para ulama telah sepakat bahwa jin dan setan itu memang ada (lihat Majmu al-Fatawanya Ibnu Taimiyyah 19/10). Banyak keterangan baik dari ayat al-Qur'an, hadits maupun kisah-kisah shahih yang menceritakan bahwa jin dan setan itu memang ada, sebagaimana akan dipaparkan lebih lanjut di bawah nanti. Bahkan, dalam prakteknya nanti, jin dan setan mempunyai kelebihan dan kemampuan untuk berubah-ubah wujud, seperti bisa berwujud manusia, anjing, kucing ataupun lainnya sebagaimana akan dijelaksakan dalam pembahasan kemampuan dan kelebihan jin di bawah nanti. Akan tetapi persoalannya,apakah wujud / bentuk asli jin dapat dilihat dengan kasat mata? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah
kita perhatikan firman Allah berikut ini:
Artinya: "Sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka" (QS. Al-Araf: 27).
Dari ayat ini, jelas bahwa jin dan setan tidak dapat dilihat dengan kasat mata manusia. Manusia dapat melihatnya hanya dalam wujud lain semisal wujud manusia sendiri atau dalam wujud hewan. Kecuali Rasulullah Saw. Dalam beberapa hadits seperti akan dipaparkan di bawah nanti, Rasulullah pernah melihat jin dan iblis dalam wujud aslinya. Akan tetapi untuk ummatnya, jin tetap tidak dapat dilihat dengan kasat mata sebagimana dikatakan dalam ayat di atas. Oleh karena itu, apabila ada orang mengaku melihat jin atau setan dalam wujud aslinya, maka kemungkinan besar adalah bohong dan hanya hayalan semata.Dalam ilmu kesehatan, orang yang mengaku melihat hantu, jin dan setan, dia mengidap penyakit jiwa yang disebut dengan psychosomatic diseases yang disebabkan karena adanya visual hallucinations (alhalawis al-bashariyyah) yakni ilusi pandangan (khada al-hawas). Hal ini biasanya disebabkan karena hayalan dan pikiran-pikiran kosong serta karena ketakutan yang berlebihan. Oleh karena itulah dalam ajaran Islam, pikiran seorang muslim harus senantiasa hadir dan mengingat Allah, tidak boleh melamun,karena dengan demikian, ilusi dan al-halawis al-bashariyyah tadi akan muncul seolah melihat hal-hal yang menakutkan, melihat sinar dan lainnya.Jin dan setan adalah makhluk Allah yang berbeda alam dan unsur penciptaannya, sehingga jelas manusia tidak akan mungkin dapat melihatnya. Kecuali dalam kondisi tertentu yang itupun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang meminum air sihir dari dukun. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat dilihatnya jin dan setan, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut sedikitpun.
D.Sebagian hewan dapat melihat jin (setan)
Meskipun pada umumnya jin dan setan tidak dapat dilihat dengan kasat mata manusia, akan tetapi tidak demikian dengan hewan. Dalam hadits dikatakan bahwa keledai (himar) dan anjing keduanya dapat melihat wujud asli dari jin dan setan dimaksud. Berikut hadits dimaksud:
Artinya: "Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan". (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan:
Artinya: "Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya" (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya).
E.Jin dan syaithan memiliki bentuk dan wujud yang sangat jelek
Syaithan, memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65:
Artinya: "Sesungguhnya dia (pohon Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan" (QS. As-Shafat: 64-65).
Pada abad pertengahan, orang-orang nashrani menggambarkan bentuk syaithan ini dengan seorang laki-laki sangat hitam yang mempunyai jenggot sangat dekil, kotor dan panjang, alis yang tinggi, mulut yang mengeluarkan api yang menyala-nyala, tanduk, kuku-kuku yang panjang dan berekor (lihat dalam Dairatul Ma'arif al-Haditsah, hal 357).
F.Syaithan mempunyai dua tanduk dan sayap.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Saw mengatakan bahwa
setan itu memiliki dua tanduk.
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: "Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat dimana dua tanduk setan muncul"(HR. Muslim).
Oleh karena itu, dalam berbagai hadits, pada dua waktu ini (saat matahari terbit dan terbenam) dilarang melaksanakan shalat sunnat. Hanya saja, menurut pendapat yang lebih kuat, bahwa shalat yang dilarang tersebut hanyalah untuk shalat sunnat yang tidak ada sebab dan alasannya. Adapun untuk shalat wajib dan shalat sunnat yang ada sebabnya,misalnya shalat Tahiyyatul Masjid (sebabnya karena masuk mesjid) boleh-boleh saja dilaksanakan pada kedua waktu di atas. Adapun shalat sunnat yang tidak ada sebabnya yang dilarang dilaksanakan pada kedua waktu tersebut misalnya shalat Sunnat Mutlak. Menurut
para ulama, shalat Sunnat Mutlak adalah shalat sunnat yang dilakukan kapan saja, tidak ada sebab atau alasan apapun. Ketika ia hendak melakukan shalat sunnat, di sanalah waktunya.
Di samping mempunyai tanduk, sebagian setan dan jin juga memiliki sayap. Hal ini sebagaimana
dikatakan dalam hadits berikut:
Artinya: "Rasulullah Saw telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok.Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara,kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing-anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).
Dalam riwayat lain dikatakan:
Artinya: "Abdullah berkata: Imam adh-Dhahhak pernah ditanya: "Apakah setan mempunyai sayap?" ia menjawab: "Bagaimana mereka dapat terbang menuju langit kalau mereka tidak memiliki sayap" (HR. Ibnu Jarir).
BerSambung... ke Bag. II