Di ujung tapal batas,
terselip kisah anak manusia.
Dalam gulungan kertas lusuh berwarna coklat,
tiga bait puisi ditera oleh pena.
Tentang indah Halmahera,
Tentang rindu akan Gamalama,
Tentang cinta di Maitara.
Duhai engkau sang pemilik kisah,
Mungkin kau telah larut kembali menjadi tanah,
Mungkin pula jasadmu utuh dalam pelukan samudra.
Hormatku, untuk tiga bait puisi penuh amarah.
terselip kisah anak manusia.
Dalam gulungan kertas lusuh berwarna coklat,
tiga bait puisi ditera oleh pena.
Tentang indah Halmahera,
Tentang rindu akan Gamalama,
Tentang cinta di Maitara.
Duhai engkau sang pemilik kisah,
Mungkin kau telah larut kembali menjadi tanah,
Mungkin pula jasadmu utuh dalam pelukan samudra.
Hormatku, untuk tiga bait puisi penuh amarah.