Aji baru pindah ke Komplek Perumahan. Setiap sekitar jam 9 malam, lewat tukang martabak memukul-mukul penggorengan dengan keras. Dhok Dhok Dhok. Sehari dua hari Aji masih tahan, tapi lama lama empet juga. Maklum kamarnya persis di pinggir jalan dan Dhok 3x itu amat sangat memekakkan telinga.
Akhirnya Aji ambil keputusan untuk menegur si tukang martabak. Mendekati jam 9 malam Aji sudah siap siaga di dekat pagar. Begitu si tukang martabak mendekat dan melakukan ritualnya dengan dhok dhok dhok Aji dekati tukang martabak itu. Terus saya bilang: "Pak, mbok kalau mukul wajan jangan kenceng2. Bising nih".
Dia menjawab:"Yang besar 3500 rupiah, yang biasa 2500 rupiah..".
oooo pantess.
Akhirnya Aji ambil keputusan untuk menegur si tukang martabak. Mendekati jam 9 malam Aji sudah siap siaga di dekat pagar. Begitu si tukang martabak mendekat dan melakukan ritualnya dengan dhok dhok dhok Aji dekati tukang martabak itu. Terus saya bilang: "Pak, mbok kalau mukul wajan jangan kenceng2. Bising nih".
Dia menjawab:"Yang besar 3500 rupiah, yang biasa 2500 rupiah..".
oooo pantess.