Meski dikategorikan kontrasepsi mantab, vasektomi atau sterilisasi pada laki-laki sebenarnya tidak benar-benar bersifat permanen. Sewaktu-waktu, saluran sperma yang diputus bisa disambung lagi dengan tingkat keberhasilan 99,9 persen.
Anggapan bahwa vasektomi adalah kontrasepsi permanen berkembang pada periode 1980-an, ketika informasi tentang metode kontrasepsi ini belum banyak diketahui orang. Saat itu, tidak banyak yang berminat melakukan vasektomi karena mengira strerilisasinya bersifat menetap.
Namun anggapan itu dibantah oleh dr Muhammad Tri Tjahjana, MPH, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumatera Selatan. Menurutnya, anggapan yang salah seperti itu membuat sebagian kalangan menolak vasektomi karena dikira tidak mungkin bisa punya keturunan lagi.
"Saluran sperma pada vasektomi bisa disambung lagi. Waktu saya masih jadi asisten dokter tahun 1982, saya sudah disuruh menyambung saluran sperma pada pasien vasektomi dan sukses," ungkap dr Tri saat ditemui di Hotel Horison, Palembang,
Secara teknis, operasi penyambungan saluran sperma atau rekalanisasi memiliki peluang keberhasilan hingga 99,9 persen. Prosedurnya sama sekali tidak rumit, tidak perlu menggunakan mikroskop melainkan hanya cukup dibantu dengan kaca pembesar seperti yang dipakai tukang arloji.
Hanya saja untuk mengembalikan kesuburan seperti sedia kala, dr Tri mengakui ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga hasilnya bisa berbeda-beda pada setiap individu. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
1. Lamanya menjadi peserta KB vasektomi
Makin lama jarak antara operasi pengikatan saluran sperma dengan penyambungannya lagi, makin kecil peluang untuk bisa subur seperti sedia kala.
2. Usia
Sama seperti perempuan, laki-laki juga mengalami menopause yang disebut dengan istilah andropause. Meski tidak ada batasan usia yang pasti, masa ini memicu perubahan kondisi hormonal sehingga lebih sulit menghasilkan sperma yang berkualitas.
3. Gizi
Nutrisi dalam makanan sangat besar pengaruhnya bagi produksi sperma. Makin banyak mengonsumsi protein, makin tinggi kemampuan seorang laki-laki untuk memproduksi sperma.
4. Pakaian
Sama halnya dengan produksi sperma sehari-hari, produksi sperma usai penyambungan saluran sperma pada peserta vasektomi juga dipengaruhi oleh pakaian. Celana terlalu ketat membuat produksi sperma lebih rendah dibandingkan jika lebih sering mengenakan celana longgar atau sarung.
sumber: detikHealth