=========================
Nenek Ani dirawat di rumah sakit.
Menurut Dokter, asmanya sudah semakin parah
hingga perlu dipasang saluran oksigen.
Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan
seperti orang koma.
Karena khawatir si nenek
menjelang ajal, keluarganya mengundang Pak
Haji agar didoakan.
Demikian, di tengah-tengah upacara doa,
tiba-tiba wajah nenek Ani berubah membiru
seolah-olah tidak bernapas.
Tangannya
menggigil. Dengan menggunakan bahasa
isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas
dan alat tulis.
Sisa-sisa tenaga yang ada
digunakan oleh nenek Ani untuk menulis
pesan dan memberi kertas tersebut kepada
Pak Haji yang sedang memimpin doa.
Karena tak ingin doanya terganggu, Pak Haji
langsung menyimpan kertas tersebut tanpa
mebacanya terlebih dulu.
Tak lama kemudian
nenek Ani meninggal dunia.
Pada hari ketujuh meninggalnya nenek Ani,
Pak Haji kembali diundang untuk datang ke
rumah nenek Ani.
Selesai memimpin doa, Pak Haji teringat akan
pesan yang ditulis oleh nenek Ani.
Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari
almarhum nenekAni yang belum sempat saya
sampaikan, bahkan belum sempat saya baca.
Sepertinya ini merupakan nasihat yang
dititipkan untuk anak-cucunya semua. Mari
kita simak isi suratnya.
Pak haji membuka lipatan kertas lalu
membaca isi surat itu dengan keras:
"Pak Haji! Jangan berdiri di situ! Jangan injak
selang oksigen saya!!!"
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Nenek Ani dirawat di rumah sakit.
Menurut Dokter, asmanya sudah semakin parah
hingga perlu dipasang saluran oksigen.
Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan
seperti orang koma.
Karena khawatir si nenek
menjelang ajal, keluarganya mengundang Pak
Haji agar didoakan.
Demikian, di tengah-tengah upacara doa,
tiba-tiba wajah nenek Ani berubah membiru
seolah-olah tidak bernapas.
Tangannya
menggigil. Dengan menggunakan bahasa
isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas
dan alat tulis.
Sisa-sisa tenaga yang ada
digunakan oleh nenek Ani untuk menulis
pesan dan memberi kertas tersebut kepada
Pak Haji yang sedang memimpin doa.
Karena tak ingin doanya terganggu, Pak Haji
langsung menyimpan kertas tersebut tanpa
mebacanya terlebih dulu.
Tak lama kemudian
nenek Ani meninggal dunia.
Pada hari ketujuh meninggalnya nenek Ani,
Pak Haji kembali diundang untuk datang ke
rumah nenek Ani.
Selesai memimpin doa, Pak Haji teringat akan
pesan yang ditulis oleh nenek Ani.
Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari
almarhum nenekAni yang belum sempat saya
sampaikan, bahkan belum sempat saya baca.
Sepertinya ini merupakan nasihat yang
dititipkan untuk anak-cucunya semua. Mari
kita simak isi suratnya.
Pak haji membuka lipatan kertas lalu
membaca isi surat itu dengan keras:
"Pak Haji! Jangan berdiri di situ! Jangan injak
selang oksigen saya!!!"
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::