Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Astaga! 25 Persen WPS di Sukabumi adalah Pelajar

SUKABUMI, KOMPAS.com — Sekitar 25 persen dari 239 wanita pekerja seks (WPS) langsung di Kota Sukabumi, Jawa Barat, berasal dari kaum pelajar yang disebabkan oleh keinginan hidup mewah.

"Dulu, penyebab para pelajar menjadi WPS lantaran faktor ekonomi. Namun, saat ini mulai bergeser menjadi gaya hidup mewah," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Gerakan Peduli Narkoba dan AIDS (GPNA) Kota Sukabumi, Den Huri, di Sukabumi, Rabu (2/12).

Menurut dia, para pelajar yang kurang mampu tergiur dengan temannya yang memiliki barang mewah, seperti handphone, sehingga mereka berkeinginan untuk menjadi WPS.

"Mereka menjadi WPS secara sembunyi-sembunyi dengan pemanggilan melalui telepon seluler. Mereka tidak menjajakan dirinya secara terbuka seperti WPS lainnya," paparnya.

Berdasarkan data yang ada, jumlah WPS di Kota Sukabumi mencapai 776, yang terdiri dari WPS langsung sebanyak 239 orang dan WPS tidak langsung (mereka yang juga bekerja) sebanyak 537 orang.

"Kebanyakan WPS tidak langsung adalah mereka yang bekerja sebagai penjualan di tempat karaoke. Mereka menjadi WPS lantaran faktor ekonomi dan gaya hidup," katanya.

Pihaknya telah berupaya untuk menekan jumlah WPS yang ada di Kota Sukabumi dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

GPNA bekerja sama dengan Dinsos, Tenaga Kerja, dan Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi memberi pelatihan tata rias dan salon. "Kami juga melakukan pendidikan sebaya kepada kaum WPS," ujarnya.

Untuk mengatasi penularan HIV/AIDS di kalangan WPS, kata Den, pihaknya memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS sehingga mereka diminta melakukan hubungan seks dengan cara aman, seperti penggunaan kondom.

Mereka juga diminta untuk melakukan pemeriksaan penyakit kelamin di Klinik Pelangi yang disediakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi.

Namun, sejak tiga tahun program berlangsung, hanya 357 WPS yang mau memeriksakan diri. "Ini menunjukkan tingkat kesadaran kaum WPS masih rendah untuk memeriksakan kesehatannya," katanya.
 
kayanya seh emang bener neh berita, soalnye pengalaman dr zaman gw skul di skbumi dr SMP smpe SMA, gw pacaran tuh pasti semuanya bisa dipake, smpe2 pernah ma yg baru 2 kali ketemuan za udah bisa langsung pegang2, BJ, HJ..ke 3 kali udah bisa diexe tanpa ada kata ikatan/jadian..
 
Jujur PSK atau terapis yang bikinselalu terkenang pasti cewek asli jawa barat termasuk suka bumi, bandung, cipanas dan lain@, makanya kawin kontrak banyak ada di daerah jawa barat termasuk Di cipanas
 
Sekarang udah berapa persen ya Suhu?
Menurut Nubie makin nambah, persaingan makin ketat laksana kue apem fresh from the oven. :D
 
SUKABUMI, KOMPAS.com — Sekitar 25 persen dari 239 wanita pekerja seks (WPS) langsung di Kota Sukabumi, Jawa Barat, berasal dari kaum pelajar yang disebabkan oleh keinginan hidup mewah.

"Dulu, penyebab para pelajar menjadi WPS lantaran faktor ekonomi. Namun, saat ini mulai bergeser menjadi gaya hidup mewah," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Gerakan Peduli Narkoba dan AIDS (GPNA) Kota Sukabumi, Den Huri, di Sukabumi, Rabu (2/12).

Menurut dia, para pelajar yang kurang mampu tergiur dengan temannya yang memiliki barang mewah, seperti handphone, sehingga mereka berkeinginan untuk menjadi WPS.

"Mereka menjadi WPS secara sembunyi-sembunyi dengan pemanggilan melalui telepon seluler. Mereka tidak menjajakan dirinya secara terbuka seperti WPS lainnya," paparnya.

Berdasarkan data yang ada, jumlah WPS di Kota Sukabumi mencapai 776, yang terdiri dari WPS langsung sebanyak 239 orang dan WPS tidak langsung (mereka yang juga bekerja) sebanyak 537 orang.

"Kebanyakan WPS tidak langsung adalah mereka yang bekerja sebagai penjualan di tempat karaoke. Mereka menjadi WPS lantaran faktor ekonomi dan gaya hidup," katanya.

Pihaknya telah berupaya untuk menekan jumlah WPS yang ada di Kota Sukabumi dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

GPNA bekerja sama dengan Dinsos, Tenaga Kerja, dan Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi memberi pelatihan tata rias dan salon. "Kami juga melakukan pendidikan sebaya kepada kaum WPS," ujarnya.

Untuk mengatasi penularan HIV/AIDS di kalangan WPS, kata Den, pihaknya memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS sehingga mereka diminta melakukan hubungan seks dengan cara aman, seperti penggunaan kondom.

Mereka juga diminta untuk melakukan pemeriksaan penyakit kelamin di Klinik Pelangi yang disediakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi.

Namun, sejak tiga tahun program berlangsung, hanya 357 WPS yang mau memeriksakan diri. "Ini menunjukkan tingkat kesadaran kaum WPS masih rendah untuk memeriksakan kesehatannya," katanya.

makin banyak ya perempuan yang ga menghargai dirinya sendiri

banner-forum-cyber1.jpg
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Pelajar masih panjang masanya.. tetapi udah habis waktunya kalo kena
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd