Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kumpulan puisi recehan saya

Karawangbekasi

Adik Semprot
Daftar
21 Mar 2021
Post
111
Like diterima
294
Salken para sesepuh di subforum ini, teriring hormat terbesar saya, ijinkan saya membuat satu thread untuk menumpahkan recehan saya. Apabila ada suhu ingin membagi recehan apalagi seratusribuan, saya tentu sangat senang dan berterima kasih. Untuk senior saya mpo @RinChan ijin copas recehan saya yang sempat numpang di threadnya yaa... 🙏🙏
 
Kanak-kanak ceria

Bau usai hujan itu
Memecah anganku terhambur
Bangkit berkepakan menuju satu pekarangan luas
Dimana tanah kering kulukis
Dengan jari kecilku
Lalu menjadi jari-jari kami yang ceroboh
Dan lengking dan serak tawa kami
Sesekali menyedot ingus
Yang tunduk pada hukum gravitasi
Kutanya padanya
"Siapa yang kawin nanti sama Evi kalo gede? "
Lalu pasir mulai beterbangan
Bersama derai tawa dan sedot ingus
Dikelilingi tiang-tiang bisu beratap genteng kampung
Tapi anganku berkumpul kembali
Aku kembali tunduk pada waktu
Tak kenal perjalanan kembali
Hanya ada depan
Dan depan
Dan keniscayaan
Untuk berpulang

-seperempat malam diantara angin laut-
 
STS

Pelukmu palsu
Juga airmata itu
Juga pagi pertama itu
Juga semua puisi itu
Juga harapan-harapan itu
Juga ubin peron itu
Semua palsu
Termasuk pengamen fals di terminal itu
Bangunan-bangunan tua itu tak kalah palsunya
Hope of recovery? Apalagi!
Kau
Sejak kau balik semua keindahan itu
Aku berharap suapan demi suapan
Mie ayamku lekas habis
Lalu pergi
Kembali ke Beos
Yang kelabu berpolusi
Tapi tak ada kau!

-seperempat menuju setengah malam kala mimpi sedekade lalu itu kembali-
 
Malam & kopi

Kusisip gundah di balik bantal
Besok masih ada
Dan besoknya lagi
Malam demikian pekat
Sepekat penghabisan kopiku
Mari bertukar lidah
Hayati setiap kocokanmu, sayang
Sambil kureguk manis bukit halusmu
Gundah sudah jauh lelap
Mari bersatu di sunyi
Baris nafas semakin rapat
Kugali dirimu, kukeruk kenikmatan dari liang hangatmu
Cakar aku sayang, kuketuk sorgamu
Sampai terlelap
Sampai pagi tiba merayapi

-seperempat malam bersama kopi asam-
 
Kanak-kanak beda dunia

Sepedamu merah
Dibalik goresan-besetan
Kau terus bilang
'Naik sepeda baru'
Dari sepeda setengah harga
Bukan baru sama sekali
Riangmu berbeda
Kepakan sayap diantara derap kaki
Dulu sekali, ayah pernah melihatmu
Monokrom di antara lautan warna
Kau tenggelam
Dan ketika laut menjadi kelam
Orion di atas kepalaku
Menjadi dirimu
Permata duniaku
Selamanya tak diasah

~teruntuk malaikat-malaikat disabilitas~
 
Aku tau

Pilihlah aku
Hanya ketika rayuanku memabukkan
Lingkarkan lenganmu di lenganku
Hanya ketika aku masih good looking
Kulum batangku
Hanya ketika bibirmu bersedia
Lalu jepit batangku
Hanya ketika badanmu siap menerima sarinya
Apa-apakan aku sak karepmu
Hanya ketika kau memang ingin
Cakar dadaku
Jika memang kelebihan nafsumu bisa tertuang disitu
Lalu saat tiba
Reguklah aliran surgaku
Itu jika kau suka
Lalu peluk aku
Sebelum pagi menanyakan status kita

-setelah sruputan kopi asam siang hari-
 
Kaleng yang bercerita

Kadaluarsaku
Membuatku dibenci semesta
Malam juga, kesunyiannya enggan dibagi
Padahal
Sunyi saja sudah masalah buatku
Pemulung membuangku kembali
Anjing memakiku 'anjing'
Gagal mengorek isi kadaluarsaku
Sudah penyok,
Terbuang juga di pelimbahan
Namun,
Ujung punya ujung pelimbahan itu
Terdengar hiruk pikuk
Kaleng-kaleng berdentingan
Plastik, daun kering, softek
Merapatkan barisan hendak memuara
Hore! Cahaya!
Lalu kami terbang
Dan terbaring di dasar
Tertidur berdekade-dekade
Lalu kering membangunkan kami
Panasnya membakar
Rupanya era manusia sudah usai

-menuju setengah malam tanpa kopi-
-makanya ngaco tulisannya-
 
Kaleng yang bercerita

Kadaluarsaku
Membuatku dibenci semesta
Malam juga, kesunyiannya enggan dibagi
Padahal
Sunyi saja sudah masalah buatku
Pemulung membuangku kembali
Anjing memakiku 'anjing'
Gagal mengorek isi kadaluarsaku
Sudah penyok,
Terbuang juga di pelimbahan
Namun,
Ujung punya ujung pelimbahan itu
Terdengar hiruk pikuk
Kaleng-kaleng berdentingan
Plastik, daun kering, softek
Merapatkan barisan hendak memuara
Hore! Cahaya!
Lalu kami terbang
Dan terbaring di dasar
Tertidur berdekade-dekade
Lalu kering membangunkan kami
Panasnya membakar
Rupanya era manusia sudah usai

-menuju setengah malam tanpa kopi-
-makanya ngaco tulisannya-
haus

dia diam
aku diam
aku lirik dia
sedikit saja
lalu kupalingkan muka
kulirik lagi
dia masih diam
pelan-pelan tanganku mendekat
kupegang dan kubuka
buih-buih putih meyeruak
ke permukaan
aku sesap dia
sampai tak bersisa
sekadar redakan haus
yang datang tiba-tiba

beri aku satu kaleng lagi

*percakapan minuman malam
 
^dahan-dahan cemara^

Samakah yang selalu tersimpan
Dalam gema kenangan kita
Tahun lampau tanpa duka itu?
Coba, kita cocokkan
Aku dan kamu disana
Berjalan pelan bersama angin gunung
Bintang berebutan mengerlip
Di antara ranting-ranting cemara
Sayup selalu terdengar obrolan larut malam
Di tiap rumah yang kita lewati
Tak jarang deru angin merapatkan pelukan kita
Hanya aku dan kamu
Wangi rambutmu menyatu aroma rumput dan daun basah
Kita terus jalan
Ditemani gemericik saluran air
Di tanjakan demi tanjakan
Dan ya, kunang-kunang itu
Mungkin itu terakhir kalinya
Perjalanan kita juga
Berakhir disana
Diantara kerlip bintang di balik dahan-dahan cemara

-tengah malam tanpa kopi sehari penuh-
 
^dahan-dahan cemara^

Samakah yang selalu tersimpan
Dalam gema kenangan kita
Tahun lampau tanpa duka itu?
Coba, kita cocokkan
Aku dan kamu disana
Berjalan pelan bersama angin gunung
Bintang berebutan mengerlip
Di antara ranting-ranting cemara
Sayup selalu terdengar obrolan larut malam
Di tiap rumah yang kita lewati
Tak jarang deru angin merapatkan pelukan kita
Hanya aku dan kamu
Wangi rambutmu menyatu aroma rumput dan daun basah
Kita terus jalan
Ditemani gemericik saluran air
Di tanjakan demi tanjakan
Dan ya, kunang-kunang itu
Mungkin itu terakhir kalinya
Perjalanan kita juga
Berakhir disana
Diantara kerlip bintang di balik dahan-dahan cemara

-tengah malam tanpa kopi sehari penuh-
Makacy bang @Karawangbekasi udah nulis puisi lagi. Rin suka... 😍 Terutama bagian ini, "Wangi rambutmu menyatu aroma rumput dan daun basah." Deskripsinya indah.
 
Terakhir diubah:
anjing!

makian yang teramat biasa itu sering keluar dari mulutmulut kami, manusia penjelmaan binatang.
tak pernah ada yang sanggup melebihi kekuatan makian itu, sekalipun sama-sama menyebutkan binatang, misalnya: babi! jangkrik! kadal! bagong! monyet! dst..

anjing!
sangat nikmat di lidahlidah kami yang terbiasa memandang hidup dari sudut yang berbeda dengan anda, mungkin.
sesuatu, seperti kehilangan maknanya ketika kata makian itu tidak diikutsertakan.
kenikmatan yang melebihi kenikmatan orgasme.

maka anjinglah kau, dunia!
tentu saja, ini bukan untukmu.
bukan!


*
maap hu numpang orat-oret receh 🙏🙇‍♂️
 
Sebuah pelarian jiwa


Ruang itu menjadi resah
Ya, ketika polusi gadget
Tak bisa lebih memuakkan lagi
Aku rindu kamu, telpon rumahku yang dulu
Warnanya hitam, tombolnya putih
Dulu itu, waktu aku belum ditawan mimpi-mimpiku
Aku rindu malam syahdu
Saat suara peluit putu dan denting panci
Dari kejauhan mendekat, lalu menjauh lagi
Bisa kuhayati, dan kumaknai: lapar
Aku menanti lagi, suara-suara belia
Dari balik pagar
Ya, suara sahabat-sahabatku
Memanggil namaku ngajak sepedaan
Meski PR ku jauh dari selesai
Aku mau seribu kali lagi tergelincir
Batang kelapa yang melintangi parit sejuk
Meski berakhir di sisiku torpedo kuning
Aku mau telingaku tuli
Dihujani suara petasan jangwe
Biar lututku berdarah-darah
Bercampur lumpur selokan
Atau tanah merah di lapangan bola
Biar aku mati di masa lalu itu
Sambil tersenyum
Meski belum tahu definisi 'selfie'
Aku mau mati disana
Dimana orang bersungguh-sungguh
Bukan tergesa mengambil hp di sakunya
Lalu menjadikan kematianku
Sumber like and comment

-sepertiga malam tanpa kopi sedari beberapa hari-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd