Mengapa tuan senang membicarakan senja?
Bukankah keindahan yang ia beri semu belaka?
Tengoklah malam ya tuan
Ia mendekapmu tiap sepi hendak menculik jiwamu
Malam terlalu ramai
Aku suka keheningan
Malam terlalu gelap
Aku sudah berada dalam gelap
Jiwaku butuh cahaya
Walau ku tak sanggup memeluknya
Senja dia menunjukkan tanpa kepalsuan
Bukankah malam itu sunyi, tuan?
Coba biarkan aku mengintip isi kepalamu
Barangkali ada jangkrik beranakpinak di situ
Uh, penuh sampah!
Tuan, mengapa kau suka menimbun masa lalu?
Malam terlalu ramai
Ramai dengan suara binatang malam
penuh lamunan akan kenangan
Masa lalu tak pernah berlalu
Dia hanya teralihkan dengan masa sekarang
Masa lalu tak pernah berlalu
Karena dia hidup dalam kenangan
Masa lalu usai sudah
Jangan kau buat dirimu susah
Bukankah ia yang kau endapkan dalam pikiran telah mati?
Karena ia yang sekarang bukan ia yang dulu lagi