Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tunggu Kelulusan di Kamar Hotel

SUMSEL – Ada-ada saja cara pelajar sekarang menanti pengumuman kelulusan ujian nasional (UN). Dengan modus
itu, tiga remaja yang mengaku pelajar salah satu SMA di Baturaja ngamar di hotel. Ketiganya terjaring razia petugas
gabungan Polres, Denpom dan Satpol PP OKU, Senin malam di sebuah hotel di Kota Baturaja.
Dari ketiganya, Gl (17) dan IL (18) adalah siswa, sedang Ts (18), siswi. Mereka satu sekolah. Saat dirazia, Gl dan Ts
sedang berada di dalam kamar hotel. Sedangkan Il menonton futsal yang ada di lokasi hotel. "Kami tidak melakukan
apa-apa, Pak. Kami bertiga datang dari Lampung tempat tinggal kami. Kami ini teman satu sekolah di Baturaja,"
kata Gl.
Ts mengaku dia dan dua teman prianya ke Baturaja untuk melihat pengumuman kelulusan UN. "Besok (Selasa,
red) 'kan pengumuman kelulusan UN. Jadi, kami ke sini. Tidak ada niat apa-apa," ujarnya.
Di bagian lain, tradisi corat-coret seragam dan konvoi usai pengumuman kelulusan masih saja dilakukan pelajar
di sana. Meski dilarang pihak sekolah dan kepolisian, ratusan pelajar tetap melakukan tradisi tahunan tersebut.
Saat konvoi, mereka tidak mengenakan helm dan ngebut. Namun ada beberapa sekolah yang memilih menggelar
acara perpisahan di sekolah maupun di gedung.
Di Palembang misalnya. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) sudah melarang itu. Melalui surat
edaran, semua sekolah diminta mengingatkan para siswanya untuk tidak melakukan corat-coret dan konvoi
euphoria kelulusan. Pengumuman kelulusan juga harus melalui website sekolah masing-masing sehingga siswa tidak
berkumpul di sekolah.
Hanya saja, sejak sekitar pukul 09.00 pagi, aksi corat-coret sudah terlihat di depan SMK Swakarya, Jalan Sosial dan
SMKN 2 Jalan Demang Lebar Daun. Jelang sore, makin banyak yang melakukan konvoi. Sempat terjadi tawuran
antara siswa yang berlainan sekolah di Jalan Merdeka, sekitar pukul 17.00 WIB.
Tak berapa lama, Kepala Disdikpora Palembang Ahmad Zulinto tiba di lokasi bersama polisi dan anggota Sat Pol PP.
Sejumlah siswa dan sepeda yang terlibat tawuran diamankan, yang lain melarikan diri.
“Kami akan panggil orang tua dan kepala sekolah siswa yang konvoi dan terlibat tawuran ini untuk dimintai
keterangan. Untuk siswa tertangkap pihak kepolisian akan ditindak secara hukum,” tegasnya.
Disdipora rupanya membentuk empat tim untuk memantau siswa-siswi yang melakukan konvoi dan corat-coret
baju. “Kami berusaha mengubah tradisi ini dan mencegah timbulnya korban jiwa karena aksi para siswa ini,”
ungkapnya.
Terpisah, dua pelajar SMKN 4 Palembang harus berurusan dengan pihak kepolisian. Dua siswa berinisial Re (18)
dan Rk (18) itu diduga telah melakukan penganiayaan terhadap warga.
Informasi yang dihimpun, penganiayaan terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, kemarin (20/5) di halaman rumah Malik
(70), warga Jl Pipa Reja, RT 13, Kelurahan Pipa Reja, Kemuning. Kedua pelajar ini bersama teman-temannya
merayakan kelulusan dengan corat-coret seragam sekolah mereka di halaman rumah korban.
Aksi ini ditegur Malik, pemilik rumah karena khawatir lantai yang baru ia semen terinjak para pelajar. Teguran itu
tak digubris. Joko (35), anak pemilik rumah lalu terlibat keributan dengan para pelajar itu. “Anak aku sempat
dipukul dengan kayu gelam di bagian kepalanya,” ungkap Malik.
Warga sekitar yang melihat kejadian langsung menyuruh para pelajar pergi. Kejadian itu langsung dilaporkan ke
Polsekta Kemuning. Polisi tiba dan mengamankan tiga unit sepeda motor, Supra Fit nopol BG 4902 PR, RX King BG
6953, dan Honda Vario BG 2083 ZV milik para pelajar yang tertinggal di lokasi tersebut. Tak lama berselang, aparat
juga berhasil mengamankan Re dan Rk.
Kepala SMKN 4 Palembang, H Saifullah Sofwan ditemui di ruang kerjanya mengaku sudah mendapatkan informasi
kejadian itu. Pihaknya juga sudah melakukan monitoring tentang kebenaran keterlibatan anak didiknya.
"Kalau benar siswa itu anak didik kami, maka kami akan kembalikan kepada orang tuanya. Kejadian itu
berlangsung di luar jam pelajaran dan di luar lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah menegaskan para pelajar
diliburkan saat menunggu pengumuman UN," ucapnya.
Terpisah, Kapolsek Kemuning AKP Nuraini melalui Kanit Reskrim Ipda Yahya Roni, membenarkan pihaknya
menerima laporan atas dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum pelajar. Pihaknya juga sudah berhasil
mengamankan dua pelajar yang diduga terlibat dalam penganiayaan itu.
"Kami akan memanggil orang tua para pelajar ini, dan mencari tahu siapa saja yang terlibat kasus pengeroyokan.
Dari pengakuan para pelajar ini, mereka memang siswa dari SMKN 4 dan saat itu datang beramai -ramai," kata Ipda
Yahya Roni.
Re dan Rk yang diamankan polisi mengaku mereka juga dikeroyok. Kata keduanya, saat itu mereka hanya
menumpang tempat untuk aksi corat- coret. “Tiba- tiba kakak itu langsung ribut, jadi kami tidak senang dengan cara
dia,” ungkap Re yang dibenarkan Rk. Namun keduanya tak bisa menjawab banyak saat diingatkan larangan corat-
coret seragam. “Ia kami tahu tidak boleh,” ucap mereka kompak.
Puluhan pelajar lain terjaring razia polisi di kawasan Bundaran Air Mancur (BAM) Palembang. Kepala Disdikpora
Palembang Ahmad Zulinto bahkan turun langsung menindak para pelajar yang melanggar ini.
Tindakan tegas juga diambil jajaran Satlantas Polres Lahat terhadap para pelajar yang merayakan kelulusan UN
dengan kebut-kebutan di jalan raya. Penindakan ini dipimpin langsung Kasatlantas Polres Lahat, AKP Agung
Adhitya SIk.
"Kami tidak mau para pelajar ini melakukan konvoi dengan seenaknya saja. Takutnya nanti ada apa-apa di jalan,
kasihan dengan pengendara lain," ungkap Agung. Para pelajar yang terjaring diberikan surat teguran dan
pengarahan. Bagi yang surat kendaraannya tidak lengkap, tetap ditindak. "Yang knalpot sepeda motornya tidak
standar juga kami tindak. Motornya dibawa ke markas," tegasnya.
Pantauan koran ini, setelah mendengar pengumuman kelulusan di sekolah masing-masing, ribuan pelajar di Kota
Lahat tumpah ruah di ruas jalan protokol, Selasa (20/5). Mereka konvoi berkeliling kota dengan menggunakan
sepeda motor dan seragam yang penuh coretan.
Kabid Dikmen Disdik Lahat, Sukaryo menjelaskan, tingkat kelulusan UN di Lahat tahun ini mencapai 99,98 persen.
“Dari 5.617 peserta ujian, hanya dua orang yang tidak lulus. Kami masih mempelajari penyebab kegagalan dua anak
didik kami tersebut,” imbuhnya.
Disdik OKU mencatat ada tujuh pelajar SMA sederajat yang tidak lulus dari 4.880 peserta UN. "Kami tidak hafal
nama-namanya. Yang pasti mereka tidak lulus karena nilainya tidak mencukupi target. Bukan masalah lain," ujar
Kepala Disdik OKU, Mahyuddin Helmi melalui Kepala Bidang (Kabid) Dikjar, Hj Erwani Santi SPd MM.
Meski ada siswa yang tidak lulus, persentase kelulusan UN tahun ini lebih baik dibandingkan 2013. “Kalau tahun
lalu 99,46 persen. Nah, tahun ini naik menjadi 99,86 persen. Ini membuktikan perkembangan pendidikan di OKU
membaik,” tukas Erwani. (gsm/cj4/gti/zul/uni/irw/ce2)

sumber: sumeks.co.id/hn/12700-tunggu-kelulusan-di-kamar-hotel
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd