Iman harus amin.
Mina harus mani.
main main dengan iman itu sangat menyenangkan.
apalagi bagi orang yang sangat meng iman i diri sendiri.
iman yang di amin i oleh orang banyak adalah iman yang kolektif. bisa jadi ke iman an awal yang sudah sepenuh nya iman di dalam dada menjadi goyah sebab mulai berkenalan dengan seluruh isi alam raya....
ke iman an itu menurut ane tidak serta merta ada. jika serta merta ada dan tidak pernah mencari tahu kebenaran ke iman an nya, ya ane nggap itu adalah imanut aja...
menurut ane, seperti yang ditulis dalam kitab kitab suci, dan juga kitab kitab yang setengah suci, dan kadang ada juga kitab yang sama sekali tidak suci ikut menulis tentang ke iman an itu, yaitu pencarian kebenaran hakiki yang melalui tiga tahapan.
1. ilmul yaqqin. dengan melihat sebab dan akibat yang terjadi di alam semesta ini bisa juga dikatakan sebagai keyakinan dengan mempelajari ilmu ilmu pengetahuan. semua hal yang berhubungan dengan sebab akibat itulah yang akhirnya membangun pengetahuan di dalam diri.
2. ainul yaqqin. keyakinan setelah melalui ilmu pengetahuan sebab akibat adalah keyakinan setelah mengalaminya sendiri. dengan pengalaman sendiri, otomatis tidak akan menyangkal lagi apa yang sudah dipelajarinya. atau sebaliknya dengan mengalami sendiri, maka akan memperbaiki sistem keimanan awalnya yang berasal dr proses belajar ilmu pengetahuan sebab akibat. ainul berasal dari kata ain yang berarti mata.
3. haqqul yakin. inilah puncak keimanan. jika sudah mengerti dan mengalami sendiri, apalagi yang akan menghancurkan keimanan? apakah keimanan puncak ini bisa goyah? ane kagak tahu. sebab ane tidak berada di posisi itu. ane baru proses menulis untuk meyakinkan diri ane sendiri bahwa ane ini ada gunanya berada di forum ini....
demikian yang bisa ane sampaikan...
sohibul semprot yang berbahagia, ijinkan ane untuk mengajak ente sekalian menunduk sejenak dan menghirup *****....
haleluya isra mi'raj!