kalau jadi perang yang menang siapa y gan??
"perang nuklir"
kelihatan xa dominasi barat baru korut adja yg berani nentang secara terang"an
copas gan
ternyata usa bukanlah negara superpower
baca nii
Sudah lazim orang menganggap Amerika satu
superpower, sekurang-kurangnya superpower militer.
Akan tetapi Emmanuel Todd, seorang pakar ilmu
pengetahuan Perancis berpendapat lain. Bukunya.
yang berjudul Apres lempire. Essai sur la
decomposition du systeme Americain (Editions
Gallimard, Paris 2002) telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa. Dalam versinya yang bahasa
Jerman, yaitu Weltmacht USA, ein Nachruf yang telah
diterbitkan Piper Verlag GmbH, Munchen pada tahun
2003, Emmanuel Todd menulis bahwa Amerika bukan
superpower , baik dalam ekonomi maupun militer..
Tentang ekonomi cukup disampaikan di sini bahwa
Todd menilai besarnya ketergantungan Amerika
kepada bangsa-bangsa lain dalam berbagai aspek
ekonomi sebagai indikasi bahwa Amerika bukan satu
superpower ekonomi yang mengungguli ekonomi
dunia.
Untuk membahas pandangan Todd bahwa Amerika
bukan superpower militer perlu kita telaah pokok-
pokok argumentasi Todd. Ia mengatakan bahwa
bangsa Amerika mempunyai kelemahan struktural
dalam bidang militer. Dalam sejarahnya bangsa
Amerika tidak pernah beradu kekuatan dengan musuh
yang sama kekuatannya. Dimulai dengan perangnya
yang asimmetris dengan suku-suku Indian. Juga
dalam Perang Dunia II AS berhadapan dengan Jerman
yang tinggal runtuh karena pukulan berat oleh tentara
Uni Soviet. Setelah melakukan pendaratan di
Normandie Amerika melakukan operasi militer yang
tidak seimbang dengan keunggulannya dalam material
dan jumlah manusia. Todd mengemukakan pendapat
Liddell Hart, pakar strategi dan sejarah militer Inggeris,
yang mengatakan betapa lambat dan birokratis cara
bergeraknya tentara AS di darat. Keunggulan Amerika
di laut dan udara memang sangat besar sebagai hasil
kekuatan industrinya. Setelah memenangkan
pertempuran laut Midway, perang AS lawan Jepang
mirip perangnya dengan Indian. Keunggulan material
dan logistik AS terlalu besar dan Jepang tidak mampu
mengimbanginya. Akan tetapi lain halnya operasinya
di darat. Setelah Perang Dunia II tampak jelas bahwa
kekuatan darat Amerika kurang mampu untuk
memenangkan perang. Di Korea keberhasilan hanya
separoh, sedangkan di Vietnam gagal sama sekali.
Padahal AS menghadapi negara yang kecil dan jauh
lebih rendah kemampuan industrinya.
Dalam tahun-tahun akhir ini AS mengembangkan
konsep perang yang tidak atau seminimal mungkin
mengakibatkan korban mati bagi orang Amerika. Cara
berpikir demikian berakibat bahwa kemampuan operasi
darat makin kurang dapat diandalkan. Sebab dalam
operasi darat sukar untuk menghindari perjumpaan
langsung dengan kekuatan lawan. Konsep AS tersebut
didasarkan keunggulan teknologinya yang hendak
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Konsep itu.
mengutamakan serangan udara yang bertujuan
menghancurkan perlawanan musuh melalui pemboman
udara dan pukulan dengan peluru kendali. Teknologi
precision guided munition (PGM) memungkinkan
penembakan peluru kendali dengan perkenaan tepat
pada jarak jauh. Di samping itu dikembangkan smart
bombs atau bom yang perkenaannya tepat. Sedangkan
untuk penentuan sasaran digunakan remote sensing
atau peninjauan saksama ke seluruh wilayah dengan
memanfaatkan satelit udara. Dilengkapi dengan aksi
intelijen manusia yang dilengkapi sarana komunikasi
untuk memungkinkan laporan instant dan dilanjutkan
oleh serangan udara seketika. Dengan cara demikian
diperkirakan bahwa musuh dapat dihancurkan dalam
waktu tidak lama oleh serangan udara tanpa
penggunaan kekuatan darat. Setelah musuh
dihancurkan baru tentara darat bergerak ke daerah
musuh untuk mengkonsolidasi kemenangan.. Cara
demikian diharapkan akan mengakibatkan korban
minimal pada tentara AS.. Akan tetapi konsep ini akan
sukar dilaksanakan apabila musuh mempunyai
kemampuan pertahanan udara yang efektif, kata Todd.
Oleh sebab itu AS hanya akan berperang kalau
menghadapi pihak lain yang lemah dan terbatas
kekuatan militernya, terutama pertahanan udaranya.
Untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa AS
masih kuat dan kuasa diadakan penempatan pasukan
AS dalam jumlah besar di luar negeri, antara lain di
Jerman 60.053, Jepang 41.257, Korea Selatan 35.663,
Italia 11.677, Inggeris 11.379, di Spanyol 3.575.
Selain itu di daerah Balkan ada 13.774 dan di Timur
Tengah 9.956 orang. Namun untuk mengadakan
operasi militer AS tidak mempunyai kemampuan
kongkrit yang sesuai dengan potensinya. Memang
kapal-kapal induk AS (aircraft carrier) mampu
bergerak leluasa di lautan dunia. Hal ini merupakan
projection of power yang penting bagi supremasi
politik. Akan tetapi karena kurang kesediaan
mengoperasikan kekuatan darat, maka AS kurang
sanggup mengadakan konfrontasi militer terhadap
lawan yang kekuatan militernya cukup besar. dan
hanya bertindak terhadap pihak lain yang diyakini
lemah. .
Sikap AS yang keras terhadap Islam oleh Todd
dijelaskan sebagai berikut :
adanya pertentangan ideologi setelah komunisme
kalah;
untuk menguasai minyak Timur Tengah yang dihuni
penduduk mayoritas Islam;
akan tetapi terutama karena dunia Islam secara militer
lemah;
dan sebagai demonstrasi kekuasaan strategi AS secara
murah dan relatif aman.
Demikianlah pokok-pokok argumentasi Todd bahwa
AS bukan superpower militer.
Adalah benar bahwa setelah Perang Dunia II selalu
negara kecil atau yang belum berkembang yang
menjadi sasaran perang AS. Tidak pernah langsung
dengan Uni Soviet. Mulai dengan Korea Utara,
kemudian Vietnam yang semua kurang kongkrit
hasilnya. Kemudian serangan ke Panama untuk
menangkap presidennya. Perang Teluk I hanya dibatasi
pada pembebasan Kuwait dan tidak dilanjutkan
dengan menaklukkan Irak. Serangan ke Afghanistan
sesuai konsep baru karena lawan tidak ada
kemampuan pertahanan udara. Kekuatan darat AS baru
digerakkan setelah pasukan Afghanistan yang
melawan Taliban, yaitu pasukan Northern Alliance,
lebih dulu bergerak masuk. Toh hingga kini AS belum
berhasil melikuidasi Osama bin Laden dan Al Qaeda,
padahal itu yang menjadi tujuan serangan ke
Afghanistan. Serangan ke Irak baru dilakukan setelah
Irak setengah melucuti diri sendiri, yaitu menuruti
kehendak PBB untuk menghancurkan semua senjata
besar. Sekalipun nampaknya Irak dapat dikalahkan
dengan melakukan konsep perang baru, namun hingga
sekarang AS belum dapat menguasai negara itu. AS
kewalahan menghadapi serangan gerilya pihak Irak
sehingga minta bantuan tentara negara-negara lain.
Panglima Tentara AS di Irak mengakui bahwa setiap
hari rata-rata ada 15 kali gangguan atau serangan
dari pihak Irak yang membahayakan anggotanya.
Kekurangmampuan AS menghadapi negara yang agak
kuat militernya tampak dalam masalah Korea Utara
dewasa ini. AS menyerang Irak dengan alasan negara
itu menyembunyikan senjata destruksi missal, tetapi
tuduhan itu hingga sekarang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya. Sebaliknya Korea Utara secara terang-
terangan mengatakan bahwa ia memiliki senjata
nuklir.. Kalau AS benar-benar konsekuen sikapnya ia
harus juga menyerang Korea Utara yang sejak semula
ia namakan Poros Kejahatan bersama Irak dan Iran.
Akan tetapi Korea Utara secara militer tidak dapat
dianggap lemah. Korea Utara tidak mau melucuti
senjata nuklirnya sebelum AS menyatakan tidak akan
menyerangnya. Ia mengancam, kalau sampai AS
menyerang, Korea Utara akan mengadakan pembalasan
setimpal. Pasukan AS di Korea Selatan dan Jepang
dapat menjadi sasaran untuk serangan balas Korea
Utara. Sikap Korea Utara itu mungkin semacam gertak
sambal, tetapi nyatanya hingga kini AS tidak
menyerangnya. Berbeda sekali dengan sikap AS
terhadap Irak.
Dengan gambaran itu memang Amerika tidak semampu
atau sekuat kita perkirakan . Nampaknya penilaian
Emmanuel Todd benar bahwa AS bukan satu
superpower militer . Namun karena sikap AS yang
hegemonistik, maka kekuatannya menjadi ancaman
bagi negara-negara yang kurang kuat militernya. Hal
ini mendorong negara kecil mempersenjatai diri untuk
tidak dinilai lemah, bahkan kalau perlu dengan senjata
nuklir. Itulah yang sekarang dilakukan Iran untuk
mencegah serangan ASKekuatan militer Indonesia
adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia.
Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak
sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat
khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita
yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru
Uni Sovyet.
1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat
kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat,
Belanda yang didukung Barat merancang muslihat
untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan
merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim,
tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera
mengeluarkan maklumat Trikora di Yogyakarta, dan
isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua
buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian
Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum,
mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air
bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka
Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran
kekuatan armada laut dan udara militer termaju di
dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini,
kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di
seluruh belahan bumi selatan.
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah
salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia
buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam
raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan
bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270
orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah
sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa
lain manapun, kecuali Indonesia.(kapal-kapal terbaru
Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot
1600 ton).
Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu
armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri
dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu.
Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15.
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat
supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu
terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat
ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih
Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter
dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih
mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang
Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat
MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai
mendorong Amerika mendirikan United States Navy
Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-
pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.
Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh
strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini
membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4
bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis,
yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya
terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki
pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini
juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih
dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang
daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan
kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey,
puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter
terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai
pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut
berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai
104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan
serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris
sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu
kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia.
Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah
pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk
segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam
forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari
Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa
diterima
"perang nuklir"
kelihatan xa dominasi barat baru korut adja yg berani nentang secara terang"an
copas gan
ternyata usa bukanlah negara superpower
baca nii
Sudah lazim orang menganggap Amerika satu
superpower, sekurang-kurangnya superpower militer.
Akan tetapi Emmanuel Todd, seorang pakar ilmu
pengetahuan Perancis berpendapat lain. Bukunya.
yang berjudul Apres lempire. Essai sur la
decomposition du systeme Americain (Editions
Gallimard, Paris 2002) telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa. Dalam versinya yang bahasa
Jerman, yaitu Weltmacht USA, ein Nachruf yang telah
diterbitkan Piper Verlag GmbH, Munchen pada tahun
2003, Emmanuel Todd menulis bahwa Amerika bukan
superpower , baik dalam ekonomi maupun militer..
Tentang ekonomi cukup disampaikan di sini bahwa
Todd menilai besarnya ketergantungan Amerika
kepada bangsa-bangsa lain dalam berbagai aspek
ekonomi sebagai indikasi bahwa Amerika bukan satu
superpower ekonomi yang mengungguli ekonomi
dunia.
Untuk membahas pandangan Todd bahwa Amerika
bukan superpower militer perlu kita telaah pokok-
pokok argumentasi Todd. Ia mengatakan bahwa
bangsa Amerika mempunyai kelemahan struktural
dalam bidang militer. Dalam sejarahnya bangsa
Amerika tidak pernah beradu kekuatan dengan musuh
yang sama kekuatannya. Dimulai dengan perangnya
yang asimmetris dengan suku-suku Indian. Juga
dalam Perang Dunia II AS berhadapan dengan Jerman
yang tinggal runtuh karena pukulan berat oleh tentara
Uni Soviet. Setelah melakukan pendaratan di
Normandie Amerika melakukan operasi militer yang
tidak seimbang dengan keunggulannya dalam material
dan jumlah manusia. Todd mengemukakan pendapat
Liddell Hart, pakar strategi dan sejarah militer Inggeris,
yang mengatakan betapa lambat dan birokratis cara
bergeraknya tentara AS di darat. Keunggulan Amerika
di laut dan udara memang sangat besar sebagai hasil
kekuatan industrinya. Setelah memenangkan
pertempuran laut Midway, perang AS lawan Jepang
mirip perangnya dengan Indian. Keunggulan material
dan logistik AS terlalu besar dan Jepang tidak mampu
mengimbanginya. Akan tetapi lain halnya operasinya
di darat. Setelah Perang Dunia II tampak jelas bahwa
kekuatan darat Amerika kurang mampu untuk
memenangkan perang. Di Korea keberhasilan hanya
separoh, sedangkan di Vietnam gagal sama sekali.
Padahal AS menghadapi negara yang kecil dan jauh
lebih rendah kemampuan industrinya.
Dalam tahun-tahun akhir ini AS mengembangkan
konsep perang yang tidak atau seminimal mungkin
mengakibatkan korban mati bagi orang Amerika. Cara
berpikir demikian berakibat bahwa kemampuan operasi
darat makin kurang dapat diandalkan. Sebab dalam
operasi darat sukar untuk menghindari perjumpaan
langsung dengan kekuatan lawan. Konsep AS tersebut
didasarkan keunggulan teknologinya yang hendak
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Konsep itu.
mengutamakan serangan udara yang bertujuan
menghancurkan perlawanan musuh melalui pemboman
udara dan pukulan dengan peluru kendali. Teknologi
precision guided munition (PGM) memungkinkan
penembakan peluru kendali dengan perkenaan tepat
pada jarak jauh. Di samping itu dikembangkan smart
bombs atau bom yang perkenaannya tepat. Sedangkan
untuk penentuan sasaran digunakan remote sensing
atau peninjauan saksama ke seluruh wilayah dengan
memanfaatkan satelit udara. Dilengkapi dengan aksi
intelijen manusia yang dilengkapi sarana komunikasi
untuk memungkinkan laporan instant dan dilanjutkan
oleh serangan udara seketika. Dengan cara demikian
diperkirakan bahwa musuh dapat dihancurkan dalam
waktu tidak lama oleh serangan udara tanpa
penggunaan kekuatan darat. Setelah musuh
dihancurkan baru tentara darat bergerak ke daerah
musuh untuk mengkonsolidasi kemenangan.. Cara
demikian diharapkan akan mengakibatkan korban
minimal pada tentara AS.. Akan tetapi konsep ini akan
sukar dilaksanakan apabila musuh mempunyai
kemampuan pertahanan udara yang efektif, kata Todd.
Oleh sebab itu AS hanya akan berperang kalau
menghadapi pihak lain yang lemah dan terbatas
kekuatan militernya, terutama pertahanan udaranya.
Untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa AS
masih kuat dan kuasa diadakan penempatan pasukan
AS dalam jumlah besar di luar negeri, antara lain di
Jerman 60.053, Jepang 41.257, Korea Selatan 35.663,
Italia 11.677, Inggeris 11.379, di Spanyol 3.575.
Selain itu di daerah Balkan ada 13.774 dan di Timur
Tengah 9.956 orang. Namun untuk mengadakan
operasi militer AS tidak mempunyai kemampuan
kongkrit yang sesuai dengan potensinya. Memang
kapal-kapal induk AS (aircraft carrier) mampu
bergerak leluasa di lautan dunia. Hal ini merupakan
projection of power yang penting bagi supremasi
politik. Akan tetapi karena kurang kesediaan
mengoperasikan kekuatan darat, maka AS kurang
sanggup mengadakan konfrontasi militer terhadap
lawan yang kekuatan militernya cukup besar. dan
hanya bertindak terhadap pihak lain yang diyakini
lemah. .
Sikap AS yang keras terhadap Islam oleh Todd
dijelaskan sebagai berikut :
adanya pertentangan ideologi setelah komunisme
kalah;
untuk menguasai minyak Timur Tengah yang dihuni
penduduk mayoritas Islam;
akan tetapi terutama karena dunia Islam secara militer
lemah;
dan sebagai demonstrasi kekuasaan strategi AS secara
murah dan relatif aman.
Demikianlah pokok-pokok argumentasi Todd bahwa
AS bukan superpower militer.
Adalah benar bahwa setelah Perang Dunia II selalu
negara kecil atau yang belum berkembang yang
menjadi sasaran perang AS. Tidak pernah langsung
dengan Uni Soviet. Mulai dengan Korea Utara,
kemudian Vietnam yang semua kurang kongkrit
hasilnya. Kemudian serangan ke Panama untuk
menangkap presidennya. Perang Teluk I hanya dibatasi
pada pembebasan Kuwait dan tidak dilanjutkan
dengan menaklukkan Irak. Serangan ke Afghanistan
sesuai konsep baru karena lawan tidak ada
kemampuan pertahanan udara. Kekuatan darat AS baru
digerakkan setelah pasukan Afghanistan yang
melawan Taliban, yaitu pasukan Northern Alliance,
lebih dulu bergerak masuk. Toh hingga kini AS belum
berhasil melikuidasi Osama bin Laden dan Al Qaeda,
padahal itu yang menjadi tujuan serangan ke
Afghanistan. Serangan ke Irak baru dilakukan setelah
Irak setengah melucuti diri sendiri, yaitu menuruti
kehendak PBB untuk menghancurkan semua senjata
besar. Sekalipun nampaknya Irak dapat dikalahkan
dengan melakukan konsep perang baru, namun hingga
sekarang AS belum dapat menguasai negara itu. AS
kewalahan menghadapi serangan gerilya pihak Irak
sehingga minta bantuan tentara negara-negara lain.
Panglima Tentara AS di Irak mengakui bahwa setiap
hari rata-rata ada 15 kali gangguan atau serangan
dari pihak Irak yang membahayakan anggotanya.
Kekurangmampuan AS menghadapi negara yang agak
kuat militernya tampak dalam masalah Korea Utara
dewasa ini. AS menyerang Irak dengan alasan negara
itu menyembunyikan senjata destruksi missal, tetapi
tuduhan itu hingga sekarang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya. Sebaliknya Korea Utara secara terang-
terangan mengatakan bahwa ia memiliki senjata
nuklir.. Kalau AS benar-benar konsekuen sikapnya ia
harus juga menyerang Korea Utara yang sejak semula
ia namakan Poros Kejahatan bersama Irak dan Iran.
Akan tetapi Korea Utara secara militer tidak dapat
dianggap lemah. Korea Utara tidak mau melucuti
senjata nuklirnya sebelum AS menyatakan tidak akan
menyerangnya. Ia mengancam, kalau sampai AS
menyerang, Korea Utara akan mengadakan pembalasan
setimpal. Pasukan AS di Korea Selatan dan Jepang
dapat menjadi sasaran untuk serangan balas Korea
Utara. Sikap Korea Utara itu mungkin semacam gertak
sambal, tetapi nyatanya hingga kini AS tidak
menyerangnya. Berbeda sekali dengan sikap AS
terhadap Irak.
Dengan gambaran itu memang Amerika tidak semampu
atau sekuat kita perkirakan . Nampaknya penilaian
Emmanuel Todd benar bahwa AS bukan satu
superpower militer . Namun karena sikap AS yang
hegemonistik, maka kekuatannya menjadi ancaman
bagi negara-negara yang kurang kuat militernya. Hal
ini mendorong negara kecil mempersenjatai diri untuk
tidak dinilai lemah, bahkan kalau perlu dengan senjata
nuklir. Itulah yang sekarang dilakukan Iran untuk
mencegah serangan ASKekuatan militer Indonesia
adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia.
Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak
sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat
khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita
yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru
Uni Sovyet.
1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat
kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat,
Belanda yang didukung Barat merancang muslihat
untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan
merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim,
tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera
mengeluarkan maklumat Trikora di Yogyakarta, dan
isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua
buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian
Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum,
mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air
bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka
Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran
kekuatan armada laut dan udara militer termaju di
dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini,
kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di
seluruh belahan bumi selatan.
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah
salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia
buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam
raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan
bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270
orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah
sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa
lain manapun, kecuali Indonesia.(kapal-kapal terbaru
Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot
1600 ton).
Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu
armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri
dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu.
Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15.
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat
supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu
terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat
ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih
Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter
dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih
mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang
Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat
MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai
mendorong Amerika mendirikan United States Navy
Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-
pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.
Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh
strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini
membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4
bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis,
yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya
terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki
pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini
juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih
dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang
daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan
kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey,
puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter
terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai
pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut
berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai
104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan
serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris
sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu
kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia.
Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah
pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk
segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam
forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari
Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa
diterima
Terakhir diubah: