" Panas a .... "
" Yagimana namanya juga lagi di proyek " Kebetulan sekali aku memang tidak pernah memakai topi jadinya hanya jaket buluk ini yang bisa kubuka kemudian menutupi sinar matahari yang begitu terik menyinari kami berdua .
" Sebelah sini ? wah luas ya "
" Iya katanya blok palling ujung ini, gapapa kan ? malah buntu nantinya dibenteng bisa buat parkir mobil satu lagi atau pasang ring basket misal di ujung sana lumayan kan buat shoot2 kecil pagi hari "
" Hehe iya sih " Kini tangannya mengenggam erat tanganku, beruntung situasi pandemi ini mengharuskan kita berdua memakai masker jadinya yaa tidak terlalu khawatir.
* * *
Istana kecil milik sendiri mulai kubangun hanya untuk dia, tidak terlalu besar namun kurasa cukup untuk dia juga keluarganya, aku tidak bisa membantu begitu banyak lagian ini hanya tanah bonus dari pekerjaanku membantu proyek adiku,, senangnya ketika kekasihku bersedia mencicil biaya pembangunan demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik jadinya bila ada apa-apa dengan kami berdua minimal satu legacy baik sudah aku berikan.
Senyum tulus terlengkung dari bibir malaikat cantiku, malaikat yang datang disaat yang tepat, mengangkat mentalku yang yang ambruk sepeninggal Dyaningsih.
Kamu datang sebagai berkah terbesar dalam hidupku.