Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Su 35 vs F 16 Menang mana ?

C3m4r

Semprot Kecil
Daftar
25 Aug 2015
Post
71
Like diterima
247
Lokasi
PAPUA
karena penasaran ane ingin membandingkan su 35 vs f 16 block 25+ kita. kira2 mana yang unggul.

TRAINING

ada dua kenyataan yang sebenarnya tidak bisa dielakkan dalam perbandingan F-16 v Sukhoi:

Kenyataan Pertama
TNI-AU sudah jauh lebih berpengalaman dalam mengoperasikan F-16 selama hampir 30 tahun. Sedangkan armada Sukhoi, berkat beli cicilan, tidak pernah mencapai jumlah operasional 10 unit sampai 2010. Belum cukup disana, sampai tahun 2012, semua Sukhoi ini juga masih terbang "telanjang" tanpa pernah membawa missile versi export Ruski ; dan dengan demikian hampir 9 tahun pengalaman pemakaian Sukhoi boleh dibilang sudah mubazir.

Kenyataan Kedua
Biaya operasional F-16 Single-engine lightweight fighter yang lebih sederhana, akan jauh lebih murah dibanding Sukhoi variant manapun juga. Armada gabungan F-16 C/D Block-25+ juga dioperasikan dalam
JUMLAH YANG JAUH LEBIH EKONOMIS (saat ini 33 pesawat). Dalam keadaan yang sekarang, biaya operasional untuk F-16 Indonesia, walaupun kurs US$ yang bertengger di atas Rp 13,000; masih akan dibawah dari angka Rp 100 juta per jam terbang. Sekarang September 2018 sdh mendekati Rp 15.000

Pengalaman mengoperasikan F-16 selama puluhan tahun, bahkan sudah terbukti dengan kemampuan untuk dapat mengudarakan dua F-16 bersenjata lengkap dalam Insiden Pulau Bawean , walaupun sewaktu itu Embargo Militer US membuat F-16 langka spare part. Operational readiness untuk F-16 juga terjamin melebihi 75% .

Sukhoi Su-27/30 di Skuadron-11 sampai kapanpun juga, atau mau diputar-balikkan bagaimanapun juga, MUSTAHIL untuk dapat bersaing dengan ketangguhan, kesiapan tempur, dan jumlah jam terbang F-16 di Skuadron-03, dan Skuadron-16. Mau mengganti Sukhoi Su-35 Kommercheskiy-pun hanya akan
menabrak masalah yang sama.
Biaya operasional Sukhoi terhitung Rp 400 juta / jam, di November-2014 . skrng 2018 600 jt/jam

Perhitungan ini dilakukan sebelum kurs US$ melesat ( Rosoboronexport selalu menjual dalam US$, bukan Russian Ruble!! ), dan sebelum satupun Sukhoi sempat dikirim pulang untuk mudik wajib di negeri asalnya, untuk menjalani " perawatan mewah" yang hanya bisa dilakukan disono. Biaya operasional sekarang untuk pesawat pemeras keuangan negara ini...? Silahkan menghitung sendiri!

KESIMPULAN: TRAINING MENANG F 16

Faktor keunggulan platform F-16, yang biaya operasionalnya jauh lebih murah, dan maintenance-nya jauh lebih mudah adalah suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal. Dengan proporsi anggaran yang jauh lebih kecil, pilot-pilot F-16 Block-25+ dengan sendirinya akan dapat menabung lebih banyak jam terbang, dan TRAINING dibandingkan pilot-pilot Sukhoi di Skuadron-1

SENSOR F 16 25+ VS Su 35
Perbandingan disini cukup singkat, karena kedua-dua pesawat tempur utama Indonesia ini adalah export model, dengan spesifikasi kemampuan yang terlalu rendah. OLS-27 IRST di Sukhoi, yang adalah legacy system dari tahun 1980-an, kemampuannya juga
meragukan .
AN/APG-68v1 pulse-mechanical doppler di F-16 Block-25+ adalah combat-proven radar, yang mempunyai jarak jangkau maksimum 200 kilometer, atau jarak deteksi 70 kilometer untuk RCS sekitar 5 meter persegi.
Pilot F-16 Indonesia tidak akan kesulitan untuk dapat mendeteksi, dan kemudian men-lock Su-30MK2, yang RCS-nya LUAR BIASA BESAR,
atau melebihi 25 meter persegi dari jarak 100 kilometer+ , jauh sebelum pilot Sukhoi dapat melihat F-16 yang RCS-nya hanya 1,6 meter persegi.
Sebaliknya Myech radar N001VEP,
dengan asumsi KALAU ini adalah versi radar yang dipasang di MK2 Kommercheskiy Indonesia , baru bisa melihat F-16 dari jarak kurang dari 5 0 kilometer . Mengingat radar abal-abal Sukhoi Su-30MK2 juga sudah gagal untuk dapat mencari "pesawat capung" di tahun 2014, bahkan sampai sejam lebih, si capung sudah berhasil mencapai Manado; pesawat tempur di kelas F-16 kemungkinan masih belum terlihat sampai jarak yang lebih dekat lagi.

PEMENANG F-16 Block-25+ halftime babak I f 16 unggul 2-0


Apakah masih belum percaya kalau pesawat tempur Lightweight Single-Engine biasanya akan selalu lebih unggul dibanding Heavy Twin-Engine?
Ukuran radar yang lebih besar yang dapat dibawa Sukhoi, dengan sendirinya akan di -offset dengan RCS-nya yang jauh lebih besar. Di lain pihak, walaupun pengurangan RCS untuk keluarga F-16, tidak pernah dilakukan secara optimal dari US sendiri, ukurannya yang lebih kecil, dengan sendirinya memberikan RCS yang jauh lebih kecil.
Dan kalau ini masih belum cukup..
 
Ralat judul: Su 30 Vs F 16 Block 25+
 
BVR Combat
F 16 block 25+ Vs Sukhoi su 30 ato 35

Perbandingan disini akan sangat singkat: Indonesia sudah mendapat ijin dari US untuk mengakuisisi " hanya" 37 AIM-120C7 AMRAAM , dalam nilai transaksi $95 juta. Sebaliknya di tahun 2012, Indonesia " hanya" membeli 25 missile RVV-AE, yang kemampuannya tidak jelas, untuk mempersenjatai Sukhoi.

AMRAAM C7, walaupun sudah mulai digantikan dengan versi-D, sebenarnya masih menjadi BVR missile andalan kebanyakan pesawat tempur USAF, US Navy, dan kebanyakan negara-negara NATO; bahkan Polandia saja, masih belum mendapat export clearance untuk AMRAAM C-7 di tahun 2005. Dengan jarak jangkau melebihi 105 kilometer, dan kemungkinan jarak tembak efektif 50 - 70 kilometer - inilah missile yang sebenarnya menjadi tolok ukur semua BVR missile modern.

Sebaliknya, untuk para pembeli persenjataan udara Ruski, hanya akan diijinkan untuk membeli RVV-AE (izdeliye-190), yang adalah versi export dari R-77 (izdeliye-170); yang sendirinya belum pernah dibeli dalam jumlah yang besar, dan dioperasikan secara intensif dalam Angkatan Udara Russia sendiri. Kecuali dalam acara MAK show, atau static display di Darat, Sukhoi Russia
belum pernah terlihat membawa R-77.
Jadi mana yang lebih unggul?

AIM-120C7 -- BVR missile standard NATO, yang sudah sering di-tes, dan combat-proven, atau....

RVV-AE (izdeliye-190) -- BVR missile versi Export, yang versi Izdeliye-170-nya saja hampir tidak pernah dipakai si pembuat?

Psst.... pilot Ruski juga belum ada yang pernah menimba pengalaman untuk " menjajal" kehebatan AMRAAM C7.

Pemenang: F-16 Block-25+

Hampir tidak mungkin Su-30MK2 (versi paling modern dari armada Sukhoi gado-gado Indonesia), akan dapat menembak jatuh pesawat tempur manapun, bahkan di seluruh dunia, dengan missile yang kemampuannya belum tentu terjamin.

Sebaliknya, F-16 Block-25+ Indonesia memang bukanlah tandingannya F-18F Australia, ataupun F-16 Block-52+ Singapore yang perlengkapannya jauh lebih modern, dan persenjataannya jumlahnya jauh lebih banyak; akan tetapi kemampuannya sudah jauh lebih dari cukup untuk dapat menghabisi Sukhoi Kommercheskiy bertehnologi tahun 1980-an, yang manapun juga.

3 - 0 untuk F 16 Block 25+
 
Terima kasih utk infonya suhu
Tapi kalau mau menanggapi. Saya pikir banyak hal yang dipertimbangkan oleh stakeholder yang akan meng upgrade alutsista kita. Semacam entah itu jangka panjang atau pendek utk hubungan kedua negara ataupun hal lainnya.
Untuk kita sebagai masyarakat sipil, cukup membayar pajak dan BPJS. Karena dengan bergotong royong. Semua tertolong.
Hihihi :semangat::ampun:
 
trimz sdh menyediakan wktu utk komen...

sebenarx kontrak Sukhoi berbau kickback, komisi utk perantara, alias korupsi. itupun utk membeli pesawat kuno, yg di downgrade habis2. Washington maupun Moscow sama saja.

padahal yg di belanjakan adalah uang rakyat utk pesawat kuno, downgraded Dan di korupsi Lagi...

kenapa tdk membeli Dari NATO ato AS:

1. NATO ato AS wajib kontrakx G to G, sehingga peluang korupsi ga ada.

2. mau beli Dr AS juga ga bagus amat, meski tawaran AS lebih baik dr Sukhoi. sebab AS juga menjual versi downgraded, namun masih lebih baik dr Sukhoi krn ga ada kickback, peluang korupsi.

3. ketiga eurocanard, typhoon, rafale, Dan Gripen adalah pilihan terbaik karena bukan versi downgraded, tergantung peminat yg menyesuaikan dgn kebutuhanx. Dan G to G kontrak.

Gripen paling cocok utk Indonesia krn murah: beli, operational Dan training plus anti embargo.
 
Maaf bro koreksi, untuk Su-35 yang akan dibeli Indonesia menggunakan IRBIS-E yang sudah masuk kategori AESA. Lalu dari segi overall sebenarnya fungsi tempur F-16 dan Su-35 tidak bisa disamakan, F-16 itu masuk medium multirole sedangkan Su-35 itu Multirole Air Superiority. Kalau mau dibandingkan secara fungsi tempur, F-16 itu setara dengan MiG-29.
 
Maaf bro koreksi, untuk Su-35 yang akan dibeli Indonesia menggunakan IRBIS-E yang sudah masuk kategori AESA. Lalu dari segi overall sebenarnya fungsi tempur F-16 dan Su-35 tidak bisa disamakan, F-16 itu masuk medium multirole sedangkan Su-35 itu Multirole Air Superiority. Kalau mau dibandingkan secara fungsi tempur, F-16 itu setara dengan MiG-29.

Setuju sama bro yg satu inj
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Maaf bro koreksi, untuk Su-35 yang akan dibeli Indonesia menggunakan IRBIS-E yang sudah masuk kategori AESA. Lalu dari segi overall sebenarnya fungsi tempur F-16 dan Su-35 tidak bisa disamakan, F-16 itu masuk medium multirole sedangkan Su-35 itu Multirole Air Superiority. Kalau mau dibandingkan secara fungsi tempur, F-16 itu setara dengan MiG-29.

Setuju Bro
membandingkan Su-27 dengan F-16 ibarat membandingkan tomat dengan apple

Pada latihan gabungan Pitch Black 2012
2 Su-27 dan 2 Su-30 Indonesia bergabung dengan Pesawat dari Australia (F-18A/B/F), Singapore (F-15SG, F16), Thailand (F-16A/B), US Marine (F-18C), New Zealand
Pesawat Indonesia lebih banyak mengunci sasarannya dari pada pesawat negara lainnya
Memang dalam perang electronica pesawat Indonesia keteteran karena tidak dilengkapi peralatan electronic jammer
Ini salah satu alasan kenapa australia membeli pesawat AE-18G Growlers

Rudal bikinan Russia tidak battle proven?
Siapa bilang?

Dalam conflict Ethiopia VS Eritrea
Su-27 berhasil merontokkan pesawat 2 Eritrea dan merusak 1 lainnya dengan rudal, dimana Su-27 dikemudikan oleh Pilot Wanita Russia dengan Nick Name "Bear Su" yang sampai sekarang blom di publish siapa nama asli "bear su" ini
 
@dps388:
"Pada latihan gabungan Pitch Black 2012
2 Su-27 dan 2 Su-30 Indonesia bergabung dengan Pesawat dari Australia (F-18A/B/F), Singapore (F-15SG, F16), Thailand (F-16A/B), US Marine (F-18C), New Zealand
Pesawat Indonesia lebih banyak mengunci sasarannya dari pada pesawat negara lainnya"

Ahhh..ini mah tanpa fakta... Sebab ini faktanya tentang sukhoi kita dalam dua kasus yang pernah terjadi:

1. Kasus sukhoi di lock, di kunci, sukhoix blo'on. Hanya tau di kunci dan tdk tau dari mana di kunci, posisi musuhnya dimana. Bagaimana mau ngelawan. Sebelum jammer, EW, sampai menembakkan rudal. Harus menguasai dulu yang namax situational awardnesse (kalo ga salah nulis). Sukhoi sdh terlalu ketinggalan...

2. Sukhoi gagal mencegat, pesawat "baling-baling bambu" yang nylonong dari tim-tim sampai sulawesi utara baru ke tangkep. Kalo itu pesawat jet ga bakalan ketangkep, sulut sdh berbatasan dengan filipina dikit lagi ga ke tangkep. Kalo itu perang pasti gagal, seperti kasus syria, f16 israel bisa merajalela. Hanya satu kasus dimana pilot israel gagal memanfaatkan sistem peringatan yang memungkin F 16 terlepas dari jangkaun missil.

Wong pengakuan pilot AU TNI sendiri, sukhoi kesulitan melawan pesawat latih T -50 yang tanpa radar, tolong pahami tanpa radar loh ! Pake logika, kalo melawan pesawat yang tanpa radar saja kesulitan, bagaimana melawan pesawat musuh. Makanya pesawat baling2 tunggal bisa lolos dari sukhoi... Payah bener nih pesawat.

Thailand saja dengan grippen c berhasil mempermalukan sukhoi china kalo ga salah skornya telak dalam latihan....*** usah as, australia, inggris, perancis. Cukup thailand sukhoi keok....

Sekarang kita baru paham kenapa menhan prabowo ngebet F 16 viper...
 
raksasa twin-engine Su-35, yang RCS-nya akan sebesar lapangan sepak bola. Mungkin bisa dari jarak 300 - 400 km tergantung arah, dan posisi kedua belah pihak.
Maaf bro koreksi, untuk Su-35 yang akan dibeli Indonesia menggunakan IRBIS-E yang sudah masuk kategori AESA. Lalu dari segi overall sebenarnya fungsi tempur F-16 dan Su-35 tidak bisa disamakan, F-16 itu masuk medium multirole sedangkan Su-35 itu Multirole Air Superiority. Kalau mau dibandingkan secara fungsi tempur, F-16 itu setara dengan MiG-29.


Radar Irbis-E akan kesulitan untuk mencari F 16 v ato Gripen, yang RCS-nya kurang dari 0,1m2, dan akan beroperasi dengan Electronic Jammer untuk mengacaukan refleksi readings radar lawan, dan menyulitkan lock.
Kenapa thailand yang mengoperasikan gripen C (padahal cuman versi lawas) mengkangkangi sukhoi, kalo gripen E pasti babak belur tuch sukhoi..

ada tiga kemungkinan dimana Gripen-E akan selalu dapat melihat Sukhoi terlebih dahulu, daripada sebaliknya:
1. AESA radar Gripen-NG akan dapat melihat Su-35 terlebih dahulu; karena RCS dari pespur twin-engine yang lebih besar, dan tidak pernah dioptimalkan untuk pengurangan RCS. Kemampuan Low probability intercept berarti juga belum tentu RWR di Su-35 akan dapat “melihat” gelombang radar dari Raven ES-05.
Sistem training WISCOM mengajarkan kalau formasi Gripen akan dapat menyalakan AESA radar mereka secara bergantian, untuk mempertahankan target locking, tanpa perlu mengambil resiko gelombang radar mereka terlihat lawan. Sistem Network TIDLS (data link 16 untuk f 16) akan memastikan kalau setiap pilot dalam formasi Gripen ato f 16 akan tetap mendapat gambaran yang jelas untuk posisi, dan arah formasi Sukhoi.
Pertanyaannya apakah f 16 kita sdh bisa menggunakan data link 16 ?
Selex Raven ES-05 Swashplate model
dapat diputar untuk field-of-view 200 derajat di sekeliling pesawat
(Gambar: Saab)
2. Pilihan yang lebih baik: Pilot Su-35 akan menyalakan radar terlebih dahulu, dan pilot Gripen dapat memilih untuk menyalakan radar AESA dalam passive listening mode, agar dapat menentukan posisi Su-35, dari arah gelombang radar yang dipancarkan single-frequency PESA radarnya!
Jarak jangkau radar Sukhoi tidak akan relevan:
Contoh illustrasi bagaimana RWR, dan passive sensor F-18F dapat "melihat" gelombang Irbis-E

Pilot Sukhoi, yang kurang latihan, dan memakai senjata versi export
tidak akan pernah punya banyak harapan!
Dalam skenario ini, Su-35 akan terlihat dari jarak 400 kilometer di layar cockpit Gripen. Selanjutnya pilot dapat menentukan pilihan target, dan mengambil posisi yang lebih enak untuk menembak jatuh setiap Sukhoi satu per satu.
3. Dalam keadaan heavy jamming dengan asumsi tidak ada radar yang bisa bekerja, Skyward-G IRST akan mempunyai kemampuan melihat lawan dari jarak 90 kilometer head-on, dan dengan tehnologi QWIP, juga akan dapat melihat Sukhoi terlebih dahulu. Positive identification pada jarak 40 kilometer. Sebaliknya, OLS-35 Sukhoi hanya berjarak jangkau maksimum 35 kilometer, dan kemampuannya targeting-nya bisa pertanyakan.
 
wah thread keren ini.....

saya nyimak bahasan teknisnya sampe bingung...
maklum awam.....

tapi saya suka soal kedirgantaraan militer indonesia.

IMHO, menurut saya sih, lebih baik Indonesia punya yang lincah dan sedikit garang tampilannya..... dan lobby-lobby militer yg lebih fleksibel lah utk upgrade kedepannya......

kalo aku disuruh milih, aku pilih SU-35 saja.....

takjub liat Pugachev Cobra-nya sih.......
 
kenapa kita harus beli F16 variant? bukannya sudah ada F22 yang lebih muktahir?
 
dan skill pilot menjadi faktor penting jg.. tergantung siapa yang bawa... kl saya mah agak woried sm pilot indo.. soalnya hampir selalu crash ketika latihan militer diudara hahahah
 
Punten suhu, in my opinion, perbandingan yang cocok itu su35 vs f18 atau su27 vs f16
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Di trit sebelah membandingkan SU-35 vs F-35, kesimpulannya yang menang SU-35 loh....

Lah ini dibandingin ama F-16 yang lebih jadul koq malah menang yg jadul?

..............:pesawat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd