Threadnya ga bagus.
Ga sbanding antara f-16 ma su-35.
Ga sepadan. Harganya aja jauh beda.
Fu 16 gan mnurut sayakarena penasaran ane ingin membandingkan su 35 vs f 16 block 25+ kita. kira2 mana yang unggul.
TRAINING
ada dua kenyataan yang sebenarnya tidak bisa dielakkan dalam perbandingan F-16 v Sukhoi:
Kenyataan Pertama
TNI-AU sudah jauh lebih berpengalaman dalam mengoperasikan F-16 selama hampir 30 tahun. Sedangkan armada Sukhoi, berkat beli cicilan, tidak pernah mencapai jumlah operasional 10 unit sampai 2010. Belum cukup disana, sampai tahun 2012, semua Sukhoi ini juga masih terbang "telanjang" tanpa pernah membawa missile versi export Ruski ; dan dengan demikian hampir 9 tahun pengalaman pemakaian Sukhoi boleh dibilang sudah mubazir.
Kenyataan Kedua
Biaya operasional F-16 Single-engine lightweight fighter yang lebih sederhana, akan jauh lebih murah dibanding Sukhoi variant manapun juga. Armada gabungan F-16 C/D Block-25+ juga dioperasikan dalam
JUMLAH YANG JAUH LEBIH EKONOMIS (saat ini 33 pesawat). Dalam keadaan yang sekarang, biaya operasional untuk F-16 Indonesia, walaupun kurs US$ yang bertengger di atas Rp 13,000; masih akan dibawah dari angka Rp 100 juta per jam terbang. Sekarang September 2018 sdh mendekati Rp 15.000
Pengalaman mengoperasikan F-16 selama puluhan tahun, bahkan sudah terbukti dengan kemampuan untuk dapat mengudarakan dua F-16 bersenjata lengkap dalam Insiden Pulau Bawean , walaupun sewaktu itu Embargo Militer US membuat F-16 langka spare part. Operational readiness untuk F-16 juga terjamin melebihi 75% .
Sukhoi Su-27/30 di Skuadron-11 sampai kapanpun juga, atau mau diputar-balikkan bagaimanapun juga, MUSTAHIL untuk dapat bersaing dengan ketangguhan, kesiapan tempur, dan jumlah jam terbang F-16 di Skuadron-03, dan Skuadron-16. Mau mengganti Sukhoi Su-35 Kommercheskiy-pun hanya akan
menabrak masalah yang sama.
Biaya operasional Sukhoi terhitung Rp 400 juta / jam, di November-2014 . skrng 2018 600 jt/jam
Perhitungan ini dilakukan sebelum kurs US$ melesat ( Rosoboronexport selalu menjual dalam US$, bukan Russian Ruble!! ), dan sebelum satupun Sukhoi sempat dikirim pulang untuk mudik wajib di negeri asalnya, untuk menjalani " perawatan mewah" yang hanya bisa dilakukan disono. Biaya operasional sekarang untuk pesawat pemeras keuangan negara ini...? Silahkan menghitung sendiri!
KESIMPULAN: TRAINING MENANG F 16
Faktor keunggulan platform F-16, yang biaya operasionalnya jauh lebih murah, dan maintenance-nya jauh lebih mudah adalah suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal. Dengan proporsi anggaran yang jauh lebih kecil, pilot-pilot F-16 Block-25+ dengan sendirinya akan dapat menabung lebih banyak jam terbang, dan TRAINING dibandingkan pilot-pilot Sukhoi di Skuadron-1
SENSOR F 16 25+ VS Su 35
Perbandingan disini cukup singkat, karena kedua-dua pesawat tempur utama Indonesia ini adalah export model, dengan spesifikasi kemampuan yang terlalu rendah. OLS-27 IRST di Sukhoi, yang adalah legacy system dari tahun 1980-an, kemampuannya juga
meragukan .
AN/APG-68v1 pulse-mechanical doppler di F-16 Block-25+ adalah combat-proven radar, yang mempunyai jarak jangkau maksimum 200 kilometer, atau jarak deteksi 70 kilometer untuk RCS sekitar 5 meter persegi.
Pilot F-16 Indonesia tidak akan kesulitan untuk dapat mendeteksi, dan kemudian men-lock Su-30MK2, yang RCS-nya LUAR BIASA BESAR,
atau melebihi 25 meter persegi dari jarak 100 kilometer+ , jauh sebelum pilot Sukhoi dapat melihat F-16 yang RCS-nya hanya 1,6 meter persegi.
Sebaliknya Myech radar N001VEP,
dengan asumsi KALAU ini adalah versi radar yang dipasang di MK2 Kommercheskiy Indonesia , baru bisa melihat F-16 dari jarak kurang dari 5 0 kilometer . Mengingat radar abal-abal Sukhoi Su-30MK2 juga sudah gagal untuk dapat mencari "pesawat capung" di tahun 2014, bahkan sampai sejam lebih, si capung sudah berhasil mencapai Manado; pesawat tempur di kelas F-16 kemungkinan masih belum terlihat sampai jarak yang lebih dekat lagi.
PEMENANG F-16 Block-25+ halftime babak I f 16 unggul 2-0
Apakah masih belum percaya kalau pesawat tempur Lightweight Single-Engine biasanya akan selalu lebih unggul dibanding Heavy Twin-Engine?
Ukuran radar yang lebih besar yang dapat dibawa Sukhoi, dengan sendirinya akan di -offset dengan RCS-nya yang jauh lebih besar. Di lain pihak, walaupun pengurangan RCS untuk keluarga F-16, tidak pernah dilakukan secara optimal dari US sendiri, ukurannya yang lebih kecil, dengan sendirinya memberikan RCS yang jauh lebih kecil.
Dan kalau ini masih belum cukup..
Yup setujuPerbuat treat ini emang pro ke F-16
Teknologi tahun 70an yg sudah ditinggalkan pembuatnya
Tapi masih ditawarkan dgn kata" Manis
Kenapa gag ditawarkan F-35 aja?
Alasannya krn Indonesia akan sangat kuat dgn F-35
Yg jelas tidak akan disetujui oleh senat US dgn alasan HAM dsb.....
Kayanya su 35 deh gankarena penasaran ane ingin membandingkan su 35 vs f 16 block 25+ kita. kira2 mana yang unggul.
TRAINING
ada dua kenyataan yang sebenarnya tidak bisa dielakkan dalam perbandingan F-16 v Sukhoi:
Kenyataan Pertama
TNI-AU sudah jauh lebih berpengalaman dalam mengoperasikan F-16 selama hampir 30 tahun. Sedangkan armada Sukhoi, berkat beli cicilan, tidak pernah mencapai jumlah operasional 10 unit sampai 2010. Belum cukup disana, sampai tahun 2012, semua Sukhoi ini juga masih terbang "telanjang" tanpa pernah membawa missile versi export Ruski ; dan dengan demikian hampir 9 tahun pengalaman pemakaian Sukhoi boleh dibilang sudah mubazir.
Kenyataan Kedua
Biaya operasional F-16 Single-engine lightweight fighter yang lebih sederhana, akan jauh lebih murah dibanding Sukhoi variant manapun juga. Armada gabungan F-16 C/D Block-25+ juga dioperasikan dalam
JUMLAH YANG JAUH LEBIH EKONOMIS (saat ini 33 pesawat). Dalam keadaan yang sekarang, biaya operasional untuk F-16 Indonesia, walaupun kurs US$ yang bertengger di atas Rp 13,000; masih akan dibawah dari angka Rp 100 juta per jam terbang. Sekarang September 2018 sdh mendekati Rp 15.000
Pengalaman mengoperasikan F-16 selama puluhan tahun, bahkan sudah terbukti dengan kemampuan untuk dapat mengudarakan dua F-16 bersenjata lengkap dalam Insiden Pulau Bawean , walaupun sewaktu itu Embargo Militer US membuat F-16 langka spare part. Operational readiness untuk F-16 juga terjamin melebihi 75% .
Sukhoi Su-27/30 di Skuadron-11 sampai kapanpun juga, atau mau diputar-balikkan bagaimanapun juga, MUSTAHIL untuk dapat bersaing dengan ketangguhan, kesiapan tempur, dan jumlah jam terbang F-16 di Skuadron-03, dan Skuadron-16. Mau mengganti Sukhoi Su-35 Kommercheskiy-pun hanya akan
menabrak masalah yang sama.
Biaya operasional Sukhoi terhitung Rp 400 juta / jam, di November-2014 . skrng 2018 600 jt/jam
Perhitungan ini dilakukan sebelum kurs US$ melesat ( Rosoboronexport selalu menjual dalam US$, bukan Russian Ruble!! ), dan sebelum satupun Sukhoi sempat dikirim pulang untuk mudik wajib di negeri asalnya, untuk menjalani " perawatan mewah" yang hanya bisa dilakukan disono. Biaya operasional sekarang untuk pesawat pemeras keuangan negara ini...? Silahkan menghitung sendiri!
KESIMPULAN: TRAINING MENANG F 16
Faktor keunggulan platform F-16, yang biaya operasionalnya jauh lebih murah, dan maintenance-nya jauh lebih mudah adalah suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal. Dengan proporsi anggaran yang jauh lebih kecil, pilot-pilot F-16 Block-25+ dengan sendirinya akan dapat menabung lebih banyak jam terbang, dan TRAINING dibandingkan pilot-pilot Sukhoi di Skuadron-1
SENSOR F 16 25+ VS Su 35
Perbandingan disini cukup singkat, karena kedua-dua pesawat tempur utama Indonesia ini adalah export model, dengan spesifikasi kemampuan yang terlalu rendah. OLS-27 IRST di Sukhoi, yang adalah legacy system dari tahun 1980-an, kemampuannya juga
meragukan .
AN/APG-68v1 pulse-mechanical doppler di F-16 Block-25+ adalah combat-proven radar, yang mempunyai jarak jangkau maksimum 200 kilometer, atau jarak deteksi 70 kilometer untuk RCS sekitar 5 meter persegi.
Pilot F-16 Indonesia tidak akan kesulitan untuk dapat mendeteksi, dan kemudian men-lock Su-30MK2, yang RCS-nya LUAR BIASA BESAR,
atau melebihi 25 meter persegi dari jarak 100 kilometer+ , jauh sebelum pilot Sukhoi dapat melihat F-16 yang RCS-nya hanya 1,6 meter persegi.
Sebaliknya Myech radar N001VEP,
dengan asumsi KALAU ini adalah versi radar yang dipasang di MK2 Kommercheskiy Indonesia , baru bisa melihat F-16 dari jarak kurang dari 5 0 kilometer . Mengingat radar abal-abal Sukhoi Su-30MK2 juga sudah gagal untuk dapat mencari "pesawat capung" di tahun 2014, bahkan sampai sejam lebih, si capung sudah berhasil mencapai Manado; pesawat tempur di kelas F-16 kemungkinan masih belum terlihat sampai jarak yang lebih dekat lagi.
PEMENANG F-16 Block-25+ halftime babak I f 16 unggul 2-0
Apakah masih belum percaya kalau pesawat tempur Lightweight Single-Engine biasanya akan selalu lebih unggul dibanding Heavy Twin-Engine?
Ukuran radar yang lebih besar yang dapat dibawa Sukhoi, dengan sendirinya akan di -offset dengan RCS-nya yang jauh lebih besar. Di lain pihak, walaupun pengurangan RCS untuk keluarga F-16, tidak pernah dilakukan secara optimal dari US sendiri, ukurannya yang lebih kecil, dengan sendirinya memberikan RCS yang jauh lebih kecil.
Dan kalau ini masih belum cukup..
Setuju banget broMaaf bro koreksi, untuk Su-35 yang akan dibeli Indonesia menggunakan IRBIS-E yang sudah masuk kategori AESA. Lalu dari segi overall sebenarnya fungsi tempur F-16 dan Su-35 tidak bisa disamakan, F-16 itu masuk medium multirole sedangkan Su-35 itu Multirole Air Superiority. Kalau mau dibandingkan secara fungsi tempur, F-16 itu setara dengan MiG-29.