[size=+2]Verheijen: Kemajuan Akan Didapat dalam 3-4 Minggu[/size]
Tjatur Wiharyo | Minggu, 14 Agustus 2011 | 06:25 WIB
KOMPAS/SRI REJEKI
Gunawan Dwi Cahyo dan Ricardo Salampessy yang cedera berlatih secara terpisah di bawah pengawasan fisioterapis. Mereka bersama para pemain lainnya yang tergabung dalam tim nasional Indonesia di bawah bimbingan pelatih Wim Rijsbergen berlatih di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (13/8) sore. Latihan di Solo dan dua kali laga uji coba sebagai persiapan menghadapi Iran dalam Pra-Piala Dunia 2014 pada 2 September.
SOLO, KOMPAS.com - Spesialis pelatih fisik asal Belanda, Raymond Verheijen, menilai, kebugaran fisik para pemain tim nasional Indonesia bisa meningkat signifikan jika berlatih konsisten dalam 3-4 minggu ke depan. Verheijen bergabung dengan timnas senior di Solo, Jawa Tengah, sejak Sabtu (13/8) pagi.
Asisten pelatih timnas Wales itu berada di Indonesia untuk membantu anggota timnas meningkatkan kebugaran fisik para pemain. Dia dijadwalkan bersama timnas sekitar 4-5 minggu.
Verheijen terlibat aktif dalam sesi latihan hari kedua di Stadion Manahan, Solo, Sabtu pukul 15.30-17.30 WIB. Konsultan fisik pribadi Craig Bellamy itu memantau kondisi fisik para pemain dalam pola pertandingan kecil, bermain menekan, merebut bola dan mempertahankan penguasaan bola, serta transisi.
"Saya juga menambahkan extra running tadi di akhir pertandingan," ujar Verheijen yang diunggah di akun twit**ter resmi manajemen timnas Indonesia, skuadgaruda.
Verheijen yang tiba di Kota Solo pada Sabtu pagi mengaku gembira, saat sesi latihan, beberapa pemain mampu belajar cepat dan langsung bisa meningkatkan kondisi fisik. Namun, kondisi fisik beberapa pemain perlu ditingkatkan.
"Saya pernah menangani banyak tim. Saya dapat merasakan, pemain menginginkan yang terbaik untuk membuat sejarah bagi sepak bola Indonesia. Kalau kita bisa konsisten, kita akan dapat kemajuan dalam 3-4 minggu ke depan," kata Verheijen.
Timnas senior menantang Iran di laga pertama kualifikasi putaran ketiga Piala Dunia 2014 pada 2 September di Teheran. Mereka mengawali latihan di Solo pada Jumat pukul 21.00-23.00 WIB. Latihan malam seperti itu tidak dapat terlaksana di Cilegon, Banten, karena pencahayaan di Stadion Krakatau Steel kurang.
Latihan malam di Stadion Manahan itu disaksikan sekitar 5.000 warga Solo yang antusias berdatangan. Dalam dua hari latihan, para pemain masih menjalankan materi yang sama.
Seusai pemanasan dan berlatih bola-bola silang, para pemain dibagi dalam dua tim, yakni tim oranye dan tim hitam, untuk menjalani latih tanding pada lapangan penuh.
Tim oranye terdiri atas sebagian besar pemain inti saat Indonesia menghadapi Turkmenistan, yaitu Cristian Gonzales, M Nasuha, M Ilham, Zulkifli Syukur, M Roby, Wahyu Wiji Astanto, Boaz Solossa, dan Firman Utina. Tim hitam terdiri dari Hamka Hamzah, Tony Sucipto, Egi Melgiansyah, Benny Wahyudi, Alfred Ferdinand Sinaga, Oktovianus Maniani, Supardi, Bambang Pamungkas, dan Irfan Bachdim.
"Kami masuk tahap taktik dan strategi dengan materi latihan yang lebih berat selain fokus untuk mengembalikan kebugaran pemain," kata asisten pelatih timnas, Liestiadi, Sabtu (13/8).
Pelatih timnas, Wim Rijsbergen, seusai latihan perdana, mengatakan, pihaknya terus mencari komposisi terbaik tim guna menghadapi Iran.
"Kalau tidak berlatih dan tidak bertanding, mana kita tahu tim yang terbaik. Mereka pemain yang bagus dan ini tim yang baik. Namun, masih perlu peningkatan karena yang akan dihadapi adalah tim yang lebih baik," kata Rijsbergen.
Pada sesi latihan lanjutan, satu tim ditangani Rijsbergen dan mendapat materi bola-bola silang. Tim lainnya yang ditangani Verheijen bertanding setengah lapangan. Para pemain berlatih melakukan tekanan, merebut bola, dan transisi.
Dalam dua kali latihan di Solo, dua pemain, yakni Ricardo Salampessy dan Gunawan Dwi Cahyo, berlatih terpisah. Ricardo yang kambuh cedera hamstring kanannya masih butuh dua minggu untuk pulih. Adapun Gunawan mulai Minggu dapat kembali berlatih bersama pemain lainnya. (EKI/ANG)