Sabar sis. Nanti pasti sis nemu yg lebih baik. Kadang yg sangat kita inginkan blm tentu yg terbaik buat kita.Sasa sudah kelaut kaklur, saatnya membuka lembaran baru dengan masako
Ada nama yang abadi dalam hati, tapi tak bisa dinikahi, ehh ..
#mewekberjamaah
langit sedang tuliiyaaa..
perbedaan dimana restoe bumi tapi ternyata langit tak mendengar
Rasanya, manusia terlalu banyak meminta kepada semestalangit sedang tuli
atau memang tak punya telinga
tapi selalu ada waktu-waktu ganjil ketika
mimpi sudah abai pada fakta
dan kita akan lupa
Diksi2 dan nuansanya GM bingits. Nanti aku bikinin puisi yg style-nya kaya gitu deh. Nantikan pemirsah.Dea Anugrah memang layak diingat sebagai penulis sajakΒ² murung
Penutupnya terbaik
βtetapi aku hanya mengerti, air mata begitu panasβ
Uhuy, haseekk numpang nyampah Plai, emakΒ² banyak keresahan iniDiksi2 dan nuansanya GM bingits. Nanti aku bikinin puisi yg style-nya kaya gitu deh. Nantikan pemirsah.
Duh. Berat kali ini. Sampe nyinggung politik. Akuh mah blm gape. Masih seputar galau2an aja puisinya.Uhuy, haseekk numpang nyampah Plai, emakΒ² banyak keresahan ini
=====
Harga minyak goreng melangit, seisi rumah menjerit.
βKita akan makan singkong rebus, sampai waktu yang tidak ditentukanβ, Ibu membuka suara.
βBagaimana dengan lauknya, bu?β Lintang menengadah, sejurus kepalanya tunduk membumi, tak berani dia memandang raut ibunya yang bercarut sundutan rokok oleh Bapaknya sisa semalam.
βNikmatin saja singkong rebus dengan sedikit kecap asin, nak. Kita tidak membutuhkan minyak goreng, bukankah lebih sehat! Orang kaya menyebutnya ini dim sum.β
Diam diam, dilihatnya ada genangan air di pelupuk mata Ibu. Ada rasa yang tak mampu diceritakannya. Lalu dia lesap. Sidang rakyat jelata ditutup tanpa ketukan palu.
Aku tau. Aku mengerti.
Kerumunan demi kerumunan jatuh laksana hujan
Sebagian adalah percakapan, dan sisanya adalah kesepian
Aku sudah tak lagi mengendarai keranda masa lalu
Tapi aku adalah percakapan yang sepi itu
Aku adalah kata kata yang memuja berhala
Berupa majas majas pias, sajak sajak tak tuntas, dan juga sunyi yang sesungguhnya berada di daerah tapal batas
Antara malam yang mengusung kegelapan, dan tergelincirnya matahari yang nyaris padam
Kau menatap langit langit kamar yang nanar
Di sana, jejak jejak masa silam terus menguar
Menyeretmu di kedalaman telaga
Saat rombongan padma tak lagi berbunga
Aku mengajakmu pergi
Menelusuri remah remah mimpi yang menyerupai roti, untuk kita sarapan
Menyuapkan suap demi suap harapan
Kau mengaduk kata celaka yang terus menggaduhi isi kepala
Bagimu, kesendirian adalah harakiri yang tak terkatakan
Tapi bagiku, itu adalah fatwa rindu
Bagaimana seharusnya merapikan rak rak buku
Karena di sanalah letak sesungguhnya masa lalu
Dan kini, kerumunan hujan mancala rupa ke banyak genangan, yang hampir semuanya adalah kubangan kenangan
Sebagiannya adalah kesepian, dan sisanya tak lebih dari udara yang dimampatkan
Malaikat tanpa sayap ya kang. Naiknya jip.untung si kami mah malaikat
Sehat kang. Alhamdulillah. Bojong kenyot aman tapi lagi kekurangan kenyotan.Sehat mang? Bojong kenyot aman?