Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Untuk Seorang Gadis yang Begitu Terikat pada Purnama

Sasa sudah kelaut kaklur, saatnya membuka lembaran baru dengan masako

Ada nama yang abadi dalam hati, tapi tak bisa dinikahi, ehh ..


#mewekberjamaah
Sabar sis. Nanti pasti sis nemu yg lebih baik. Kadang yg sangat kita inginkan blm tentu yg terbaik buat kita.


*wah, ini lapak puisi kok jadi HTH gini yak? 😭😭😭
iyaaa..
perbedaan dimana restoe bumi tapi ternyata langit tak mendengar
langit sedang tuli
atau memang tak punya telinga
tapi selalu ada waktu-waktu ganjil ketika
mimpi sudah abai pada fakta
dan kita akan lupa
 
langit sedang tuli
atau memang tak punya telinga
tapi selalu ada waktu-waktu ganjil ketika
mimpi sudah abai pada fakta
dan kita akan lupa
Rasanya, manusia terlalu banyak meminta kepada semesta
 
Dea Anugrah memang layak diingat sebagai penulis sajakΒ² murung

Penutupnya terbaik

”tetapi aku hanya mengerti, air mata begitu panas”
 
Diksi2 dan nuansanya GM bingits. Nanti aku bikinin puisi yg style-nya kaya gitu deh. Nantikan pemirsah.
Uhuy, haseekk 😍 numpang nyampah Plai, emak² banyak keresahan ini 🀣
=====

Harga minyak goreng melangit, seisi rumah menjerit.
”Kita akan makan singkong rebus, sampai waktu yang tidak ditentukan”, Ibu membuka suara.

”Bagaimana dengan lauknya, bu?” Lintang menengadah, sejurus kepalanya tunduk membumi, tak berani dia memandang raut ibunya yang bercarut sundutan rokok oleh Bapaknya sisa semalam.

”Nikmatin saja singkong rebus dengan sedikit kecap asin, nak. Kita tidak membutuhkan minyak goreng, bukankah lebih sehat! Orang kaya menyebutnya ini dim sum.”

Diam diam, dilihatnya ada genangan air di pelupuk mata Ibu. Ada rasa yang tak mampu diceritakannya. Lalu dia lesap. Sidang rakyat jelata ditutup tanpa ketukan palu.

Aku tau. Aku mengerti.
 
Uhuy, haseekk 😍 numpang nyampah Plai, emak² banyak keresahan ini 🀣
=====

Harga minyak goreng melangit, seisi rumah menjerit.
”Kita akan makan singkong rebus, sampai waktu yang tidak ditentukan”, Ibu membuka suara.

”Bagaimana dengan lauknya, bu?” Lintang menengadah, sejurus kepalanya tunduk membumi, tak berani dia memandang raut ibunya yang bercarut sundutan rokok oleh Bapaknya sisa semalam.

”Nikmatin saja singkong rebus dengan sedikit kecap asin, nak. Kita tidak membutuhkan minyak goreng, bukankah lebih sehat! Orang kaya menyebutnya ini dim sum.”

Diam diam, dilihatnya ada genangan air di pelupuk mata Ibu. Ada rasa yang tak mampu diceritakannya. Lalu dia lesap. Sidang rakyat jelata ditutup tanpa ketukan palu.

Aku tau. Aku mengerti.
Duh. Berat kali ini. Sampe nyinggung politik. Akuh mah blm gape. Masih seputar galau2an aja puisinya. πŸ˜‚
 
Pesan untuk Sebuah Rindu

aku kangen. tapi kata-kata itu hanya akan melesap dalam kemuning warna musim semi yang belum tiba

akan selalu tertinggal di kepak sayap burung punai yang hibuk berbagi hangat

rindu itu. adalah frasa yang runtuh saat bersitatap di hadapanmu kemarin

dingin yang datang dari luar membawanya kembali ke udara

hingga tak perlu lagi nama. tak perlu lagi jarak. atau waktu. untuk kemudian terserak dalam hirupan nafasmu.
 
Kerumunan demi kerumunan jatuh laksana hujan
Sebagian adalah percakapan, dan sisanya adalah kesepian

Aku sudah tak lagi mengendarai keranda masa lalu
Tapi aku adalah percakapan yang sepi itu
Aku adalah kata kata yang memuja berhala
Berupa majas majas pias, sajak sajak tak tuntas, dan juga sunyi yang sesungguhnya berada di daerah tapal batas

Antara malam yang mengusung kegelapan, dan tergelincirnya matahari yang nyaris padam

Kau menatap langit langit kamar yang nanar
Di sana, jejak jejak masa silam terus menguar
Menyeretmu di kedalaman telaga
Saat rombongan padma tak lagi berbunga

Aku mengajakmu pergi
Menelusuri remah remah mimpi yang menyerupai roti, untuk kita sarapan
Menyuapkan suap demi suap harapan

Kau mengaduk kata celaka yang terus menggaduhi isi kepala
Bagimu, kesendirian adalah harakiri yang tak terkatakan
Tapi bagiku, itu adalah fatwa rindu
Bagaimana seharusnya merapikan rak rak buku
Karena di sanalah letak sesungguhnya masa lalu

Dan kini, kerumunan hujan mancala rupa ke banyak genangan, yang hampir semuanya adalah kubangan kenangan
Sebagiannya adalah kesepian, dan sisanya tak lebih dari udara yang dimampatkan
 
Terakhir diubah:
Izin edit ya mbak
Kerumunan demi kerumunan jatuh laksana hujan
Sebagian adalah percakapan, dan sisanya adalah kesepian

Aku sudah tak lagi mengendarai keranda masa lalu
Tapi aku adalah percakapan yang sepi itu
Aku adalah kata kata yang memuja berhala
Berupa majas majas pias, sajak sajak tak tuntas, dan juga sunyi yang sesungguhnya berada di daerah tapal batas

Antara malam yang mengusung kegelapan, dan tergelincirnya matahari yang nyaris padam

Kau menatap langit langit kamar yang nanar
Di sana, jejak jejak masa silam terus menguar
Menyeretmu di kedalaman telaga
Saat rombongan padma tak lagi berbunga

Aku mengajakmu pergi
Menelusuri remah remah mimpi yang menyerupai roti, untuk kita sarapan
Menyuapkan suap demi suap harapan

Kau mengaduk kata celaka yang terus menggaduhi isi kepala
Bagimu, kesendirian adalah harakiri yang tak terkatakan
Tapi bagiku, itu adalah fatwa rindu
Bagaimana seharusnya merapikan rak rak buku
Karena di sanalah letak sesungguhnya masa lalu

Dan kini, kerumunan hujan mancala rupa ke banyak genangan, yang hampir semuanya adalah kubangan kenangan
Sebagiannya adalah kesepian, dan sisanya tak lebih dari udara yang dimampatkan
 
Kerumunan demi kerumunan
jatuh laksana hujan,
sebagian adalah percakapandan sisanya adalah kesepian

Aku sudah tak lagi mengendarai keranda masa lalu
Tapi aku masih terlibat dalam percakapan yang sepi itu
Aku adalah kata kata yang memuja berhala
Berupa majas majas pias, sajak sajak tak tuntas, dan juga sunyi yang sesungguhnya berada di daerah tapal batas

Antara malam yang mengusung kegelapan
dan tergelincirnya matahari yang nyaris padam

Kau menatap nanar langit-langit kamar
Di sana jejak masa silam terus menguap menyeretmu ke-kedalaman telaga
Saat rombongan padma tak lagi berbunga

Aku mengajakmu pergi
Menelusuri remah remah mimpi yang menyerupai roti untuk kita sarapane
menyuapkan suap demi suap harapan

Segala makian memenuhi isi kepala
bagimu kesendirian adalah harakiri
tapi bagiku itu adalah fatwa rindu
tentang bagaimana seharusnya merapikan "rak bukumu"
karena di sanalah letak sesungguhnya masa lalu

kerumunan hujan mancala rupa ke banyak genangan
Hampir semuanya adalah kubangan kenangan
Sebagiannya adalah kesepian
dan sisanya tak lebih dari udara yang dimampatkan.

Sekian, terimakasih. maap kalau masih ada kurang-kurangnya atau gk sreg.
 
mungkin katakata dalam kamus sudah bosan pada maknanya sendiri

kumpulan lema akan jadi barisan kebohongan absurd yang nomaden dan bias

untuk apa? demi klentit dan vagina. tentu saja.
 
kau takkan mengerti arti kosong sampai semua isi perutmu hilang karena muak akan kenyataan

kau takkan tau makna hampa sampai pahami semua yang semua kau sentuh hanya kebohongan

...sampai sadar senyum palsu yang kau pasang ternyata cuma sayatan luka yang tergores di kulit sang liyan
 
yang mula bukanlah waktu, tapi sendu
aku akan menghirupnya selalu seperti candu
sampai nyawa dan tubuh takkan lagi bertemu

yang mula bukanlah hasrat, tapi khianat
dan kala bercinta dengan kelamin sendiri pun tak sempat
bukan lagi nasib yang jadi laknat
tapi langit pun ikut karat

apa sepi juga akan berkhianat?
apa ketakpastian juga akan jadi ketiadaan?

tak tahu, tak ingin juga kutanya
tapi setan sepertimu selalu punya jalan bukan?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd