Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ASK Bagaimana Intelijen merekrut anggotanya ?

mantujujur

Tukang Semprot
Daftar
28 Dec 2010
Post
1.338
Like diterima
1.262
Lokasi
nearest Sate Kambing stall area
halo

mohon info nih,

seperti kita tau, bidang intelijen adalah bidang yg rahasia.
tidak ada intel yg mengaku jadi intel, kecuali intel palsu.

mohon info nih, pengen nanya.

bagaimana intelijen merekrut anggotanya ?
apakah dari militer dan PNS saja ?
bisakah sipil direkrut jadi intelijen bukan hanya sebagain informan saja ?

please share kalau ada yg bisa kasih info

thanks
 
Nah krn saking rahasianya,
Jadi saya juga kurang paham gmn merekrut nya.
Jadi kayak film bourne.
Gimana dia awalnya direkrut.
Dari CIA ke Treadstone
Kalo menurut saya lebih milih dari background militer.
Krn militer sdh ditempa secara fisik dan non fisik.
Kalo ketangkep harus diinterogasi kan dia musti tutup mulut. Meskipun nyawa taruhannya.
Kalo sipil yg blm terlatih mungkin g bakal kuat.
Contoh aja kriminil ketangkep tau sendiri gimana polisi Indonesia kalo menginterogasi tersangkanya.
Udah ditangkep. Suruh tiarap. Eh kaki ditembak dgn alasan mau melarikan diri. Pdhl sengaja ditembak.

Lagian militer lebih mudah didoktrin.

Maaf kalo komen ngawur.
Karena cuma melihat dari film saja.
 
Dulu sekolah nyubi pernah dpt undangan buat siswanya dftr ke BIN hu, maklum tempat gua belajar dulu termasuk sekolah favorit di kota nyubi. Itupun yg diundang untuk dftr seleksi cuma anak dgn peringkat 3 besar paralel doang.
Alamat yg dituju untuk mengirim dokumen pendaftaran pun ga spesifik, cuma ditujukan ke PO BOX.
Bagi siapa aja yg nnti udah ketrima disini bisa dibilang udah dianggap menjelma jd siluman, bahkan ortunya pun ga boleh bilang klo anaknya jd intel.
 
Kayanya ya... Kayanya ngga bisa. Tetep relasian sebagain informan. Terlalu beresiko. Tapi ngga tahu juga ding.
 
Sumber rekrutment agent intelijent:

1. Sekolah intelijen dibawah Kemenhankam, level S1.
Cek saja pengumuman saat penerimaan mahasiswa/i dengan ikatan dinas, salah satunya pasti ada sekolah intelijen ini. Testnya berlapis, mirip dgn tes Akmil/Akpol tapi lebih menekankan test IQ-EQ dan psikologi, juga latar belakang keluarga.
2. Anggota TNI dan Polri. Ada kecabangan khusus utk jadi intelijen. Dimiliki oleh setiap unit2 komando atau satuan khusus. Salah satu fungsi uatamanya adalah kontra intelijen, mengawasi aktivitas intelijen asing di dalam negeri.
3. Lulusan PTN/PTS yang memiliki keahlian khusus, cth.: lulusan jurusan bahasa asing, jurusan studi negara tertentu, ahli IT, dll.
4. Para Aparat Sipil Negara yg dianggap perlu.
5. Masyarakat sipil, yang dianggap punya keahlian atau kemampuan khusus.

Nomer 1 dan 2 itu agent karier, alias punya karir dalam bidang pertahanan dan keamanan, khususnya lembaga intelijen. Nomer 3 bisa sebagai agent karier jika dia direkrut menjadi aparat Hankam Negara khusus intelijent.

Agent intelijent non karier (nomer 3 - 5) karena keahliannya direkrut secara rahasia oleh badan intelijent, bertugas untuk mengumpulkan informasi dari banyak pihak. Ini biasanya oleh masyarakat umum disebut juga sebagai informan. Masa kerja berdasarkan periode tertentu seperti yang tercantum dalam SK pengangkatan. Nomer 3-5 umumnya tidak melakukan fungsi kontra intelijen di lapangan, dalam dan luar negeri, karena utk itu perlu keahlian khusus, yg dimiliki oleh intelijent point 1 dan khususnya point 2.

Tidak ada intel yang mengaku intel kecuali intel palsu?
Ada kok intel asli yang mengaku intel. Contohnya si Banyu Biru, (browsing saja) yang saking gobloknya pamerin surat pengangkatan dia sbg agent oleh BIN waktu Sutiyoso menjabat sbg Ketua BIN. Untung dia pamerin sewaktu di Indonesia, coba waktu di negara lain, sudah ditangkap dan dimasukkan bui oleh kontra intelijen negara itu.



*disarikan dari berbagai sumber
*gara-gara suka nonton pilem dan baca buku ttg intelijen
 
Terakhir diubah:
Kalo sipil yg blm terlatih mungkin g bakal kuat.

Agent sipil ada juga kok, tapi memang tidak seperti intelijent yang berasal dari mliliter atau polisi. Intel sipil hanya sebagai agent informan, pencari atau pengumpul informasi yg diperlukan oleh aparat intelijent. Kalo di film2 biasanya mantan napi yg dibina dan disusupkan ke kalangan mafia oleh polisi.

Dulu sekolah nyubi pernah dpt undangan buat siswanya dftr ke BIN hu, maklum tempat gua belajar dulu termasuk sekolah favorit di kota nyubi. Itupun yg diundang untuk dftr seleksi cuma anak dgn peringkat 3 besar paralel doang.
Alamat yg dituju untuk mengirim dokumen pendaftaran pun ga spesifik, cuma ditujukan ke PO BOX.
Bagi siapa aja yg nnti udah ketrima disini bisa dibilang udah dianggap menjelma jd siluman, bahkan ortunya pun ga boleh bilang klo anaknya jd intel.

Murid berprestasi dari sekolah favorit, juga mahasiswa pinter dari PTN/PTS favorit, biasanya jadi tempat rekrutmen calon2 intelijent, karena jadi intel negara itu kudu cerdas dan cerdik. Biasanya yang spt ini masuk ke sekolah intelijent lewat jalur undangan.
 
thanks buat yg sudah reply.....

really helpful

intelijen kan merambah ke semua lini di sebuah negara ya? katakanlah Indonesia.
Apa ada kemungkinan nih di tiap instansi pemerintah sipil non militer, perguruan tinggi dan BUMN ada intel yg disusupkan kedalam institusi itu ?
bahkan ke organisasi-organisasi kemasyarakatanpun apakah intelijen negara menyusup ke dalamnya ?
 
thanks buat yg sudah reply.....

really helpful

intelijen kan merambah ke semua lini di sebuah negara ya? katakanlah Indonesia.
Apa ada kemungkinan nih di tiap instansi pemerintah sipil non militer, perguruan tinggi dan BUMN ada intel yg disusupkan kedalam institusi itu ?
bahkan ke organisasi-organisasi kemasyarakatanpun apakah intelijen negara menyusup ke dalamnya ?

Tergantung kebutuhan, situasi dan kondisi semua potensi bisa dijadikan alat hankam negara, baca: agent/intel.

Secara sederhana, satpam komplek pun bisa dijadikan informan bagi intelijent. Pak RT pun bisa, bahkan pembokat di rumah pun bisa.
Bahkan, perusahaan teknologi pun bisa disusupi inteligen. Itulah kenapa Presiden Trump menolak keras alat2 komunikasi ke dan dari juga di USA memakai produk dari China (Huawei). Dia tidak mau alat komunikasi disusupi alat penyadap China, karena USA sudah melakukannya. Hahahahaha

Btw, Hp kita ini sebenernya tidak aman.
Minimal tidak aman dari Google, karena semua aktivitas kita sehari2, bahkan isi percakapan kita bisa diketahui dengan mudah oleh Google. Google itu lebih hebat dari semua inteligent terbaik dunia. Kantor MI6, CIA, SVR Rusia bahkan Mossad belum tentu tau dimana cilok terenak dijual, tapi Google, belum selesai ketik kata CILOK, dia sdh kasih tau kita. Hahahahahaha
 
Tergantung kebutuhan, situasi dan kondisi semua potensi bisa dijadikan alat hankam negara, baca: agent/intel.

Btw, Hp kita ini sebenernya tidak aman.

soal HP kita, setuju banget !!!!

makanya aku berusaha utk tidak tergantung dengan HP, bagaimanapun caranya......

ngeri kalo liat "mereka" tau diaman posisi kita, kita sedang apa, kita bicara dengan siapa saja.....

bahkan "mereka" paham apa yg kita inginkan.....
 
kalo ada yg mau rekrut saya jadi intel, silahkan lho hehehehhehe.......

Intelmi rebus pake telor?

:Peace::Peace::Peace:

Btw, Google sang penguasa dunia maya ditambah dengan OS Androidnya dan Apple dan OS IOS-nya, pada suatu saat akan tunduk pada aturan2 yg berhubungan dengan keamanan dalam negeri USA. Nah, data dan informasi kita, juga orang lain di negara lain, di HP kita sangat bisa disadap. Ingat saja kasus Edward Snowden, mantan pegawai NSA yg bocorkan bagaimana aktivitas NSA dalam memata-matai warga negara USA seperti di
cerita ini
 
Terakhir diubah:
Kisah nyata, orang yg dekat dg saya pernah jadi intel. Tapi sekarang sudah selesai masa jabatannya.

Gatau persis bagaimana cerita rekrutmen dan perannya krn saya tau pun setelah mereka sudah kembali jadi sipil biasa, tanpa embel2 intel. Taunya pun dr orang lain, kemudian saya konfirmasi ulang ke orangnya dan mrk jawab iya wlopun dg sangat enggan.

Latar belakang mrk saat itu adalah sipil dan bukan lulusan BIN/TNI/Polri; yang satu dosen di univ negeri, yg satu lagi wartawan swasta. Tugasnya, ngajar/jurnalis as usual, tapi kudu mengamati dan laporan ke negara. Karakter mrk netral, gak condong ke partai apa pun, bertgg jawab, cermat, analitis, bersedia bawa rahasia negara sampai mati. Kalo soal fisik, malah biasa aja, gak olahraga tertentu atau bisa bela diri.

...semoga gada intel yg baca ini =))
:ngacir:

berarti masih terbuka nih peluang hehehhehe......
 
Kisah nyata, orang yg dekat dg saya pernah jadi intel. Tapi sekarang sudah selesai masa jabatannya.

Gatau persis bagaimana cerita rekrutmen dan perannya krn saya tau pun setelah mereka sudah kembali jadi sipil biasa, tanpa embel2 intel. Taunya pun dr orang lain, kemudian saya konfirmasi ulang ke orangnya dan mrk jawab iya wlopun dg sangat enggan.

Latar belakang mrk saat itu adalah sipil dan bukan lulusan BIN/TNI/Polri; yang satu dosen di univ negeri, yg satu lagi wartawan swasta. Tugasnya, ngajar/jurnalis as usual, tapi kudu mengamati dan laporan ke negara. Karakter mrk netral, gak condong ke partai apa pun, bertgg jawab, cermat, analitis, bersedia bawa rahasia negara sampai mati. Kalo soal fisik, malah biasa aja, gak olahraga tertentu atau bisa bela diri.

...semoga gada intel yg baca ini =))
:ngacir:

Salah satu legenda mata-mata terkenal adalah Mata Hari. Dari seorang anak pengusaha kaya raya, kemudian jadi istri perwira Balanda yg ditugaskan ke Hindia Belanda. Tinggal di Indonesia dan tertarik dengan kebudayaan Indonesia khususnya tarian. Pindah ke Paris dengan bakat seninya yg diasah di Indonesia ia kemudian menjadi terkenal, dekat dengan kalangan militer sehingga direkrut menjadi mata-mata.
Kisahnya menjadi sangat terkenal.

Ini membuktikan bahwa siapa pun bisa jadi individu yg direkrut oleh lembaga intelijen negara.
 

Salah satu legenda mata-mata terkenal adalah Mata Hari. Dari seorang anak pengusaha kaya raya, kemudian jadi istri perwira Balanda yg ditugaskan ke Hindia Belanda. Tinggal di Indonesia dan tertarik dengan kebudayaan Indonesia khususnya tarian. Pindah ke Paris dengan bakat seninya yg diasah di Indonesia ia kemudian menjadi terkenal, dekat dengan kalangan militer sehingga direkrut menjadi mata-mata.
Kisahnya menjadi sangat terkenal.

Ini membuktikan bahwa siapa pun bisa jadi individu yg direkrut oleh lembaga intelijen negara.
Margaretha Geertruida Zelle (european Mata Hari)
Yoshiko Kawashima (eastern Mata Hari)
 
Terakhir diubah:
perekrutan anggota intelejen menggunkan 2 sistem
1. Sistem akademisi atau formil yang sudah di jelaskan oleh agan agan di atas
2. sistem non akademis atau non formil diperuntukan untuk sipil yang mempunyai keahlian dan bidang khusus, dan biasanya perekrutan nya kebih mendalam, pihak perekrut mempelajari detail background calon seperti apa, dari latar belakang, sampai background keluarga sperti apa


Berhasil Tak Dipuji, Gagal Dicaci Maki. Hilang Tak Dicari, Mati Tak Diakui
 
Aku mau jawab tapi takut wkwkwk.
Intinya intelejen itu kaya ethan hunt ya, bisa nyusup kemana saja.
Pinter omong, pinter debat, hit and run.

Kemaren ada liputan anggota BIN yang meninggal, anaknya di undang acara tv menceritakan bapaknya..
Sampe sekarang nyebut bapaknya cuma pake nama alias..


Terus ada yang meninggal, cewek gitu.
Masuk berita, punya keahlian IT tinggi dan nguasai 7 bahasa asing.
Masih muda umur 23 an .. seingetku.



Harus kuat fisik mental dan pinter .
Out of the box,
 
Mohon infonya dari TS, yg dimaksud pola perekrutan intelijen itu di institusi mana? BIN, TNI, Polri, atau institusi lainnya. Setau saya ada berbagai Kementerian/institusi non-kementerian yang juga punya intelijen internal kok, seperti Ditjen Imigrasi, Kejaksaan, dan lain sebagainya. Namun, BIN sebagai lembaga negara yang mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan intelijen negara.
Kalo di BAIS (Badan Intelijen Strategis), badan intelijen TNI, jelas anggotanya ya angota TNI. Tugasnya melakukan kegiatan intelijen kemiliteran, seperti berhubungan dengan kantor-kantor atase pertahanan negara lain yang punya kantor di Indonesia. Kalo di Intelijen Imigrasi, anggotanya ya pegawai imigrasi. Tugasnya melakukan pengawasan terhadap orang asing yang ada di Indonesia. Pendek kata, konsentrasi tugas intelijen di berbagai kementerian/non-kementerian lainnya sesuai dengan lini/area institusinya tersebut.
Kalo yang dimaksud TS BIN, jaman dulu pola perekrutannya lebih secara tradisional (baca: tertutup), misalnya dari lingkungan keluarga dan saudara. Hal ini terkait dengan pekerjaan intel yang serba rahasia dan butuh kepercayaan, sehingga jika direkrut dari lingkungan keluarga dirasa akan lebih aman. Selain itu dulu belum ada penyelenggaran pendidikan yang dapat men-supply tenaga intelijen untuk institusi intelijen. Kalo sekarang sudah ada STIN, sekolah kedinasan resmi sebagai penyalur tenaga-tenaga profesional intelijen untuk BIN. Kalo mau tahu pola kerja dan perekrutan intelijen beberapa dekade sebelumnya, coba baca buku "Menguak Tabu Intelijen" deh, ditulis oleh AC. Manulang (mantan Direktur Bakin-sekarang BIN).
Setau gw, yang kerja di BIN, selain tenaga intelijen lulusan STIN, juga ada dari Polri dan TNI, mereka bekerja bersama untuk mengelola intelijen negara. Koreksi sedikit dari @tukangcrots, kalo STIN itu bukan dibawah Kemenhankam, tapi langsung di bawah BIN. BIN di bawah koordinasi Kemenko Polhukam, bukan Kemenhankam-istilah Kemenhamkam ini sudah lama tidak ada, sejak jamannya mantan Presiden Gus Dur, karena Polri dan TNI melepas diri dari Departemen (Kementerian) Hankam, jadi namanya hanya Departemen Pertahanan (Dephan).
Kalo di atas ada yang bilang, agen intel perlu background militer karena dikira lebih powerful, belum tentu juga sih. "Otot" menurut gw bukan lagi bagian utama persyaratan sebagai agen intel, cuma sehat fisik dan rohani itu yg penting. Pola kegiatan intelijen sekarang kan juga banyak berubah seiring perkembangan teknologi, jadi ya pengumpulan informasi oleh intelijen itu juga banyak mendapat bantuan dari teknologi.
Yah kurang lebih itu dari gw ya, kalo ada salah monmaap :)

Btw, gw seneng diskusi yang begini, berbobot :)
 
Mohon infonya dari TS, yg dimaksud pola perekrutan intelijen itu di institusi mana? BIN, TNI, Polri, atau institusi lainnya. Setau saya ada berbagai Kementerian/institusi non-kementerian yang juga punya intelijen internal kok, seperti Ditjen Imigrasi, Kejaksaan, dan lain sebagainya. Namun, BIN sebagai lembaga negara yang mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan intelijen negara.

manteb om penjelasannya.....

makasih, banyak membuka cakrawala pikir nih.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd