Diam... Kata pujangga itu emas.
Diam... Kata teman itu bagus.
Lalu diamku kamu anggap apa?
Pernah kamu mencoba memahami maksudku? "DIAM!" hanya satu kata yang kamu minta.
Baiklah, aku diam... Aku diam... Aku diam... Dan aku tetap yang salah. Meski bukan aku yang bermasalah.
Silahkan, nyonya. Bersihkan kakimu pada harga diriku yang telah aku gelar sebagai keset selamat datang di depan pintu istana impianmu.
Dan tetap aku yang salah... Baiklah, aku diam... Aku diam... Aku diam...
Kamu kecewa... Kamu marah... Ini aku, samsak tinju yang cuma bisa diam. Pukul saja, aku akan diam. Yang keras, aku akan diam.
Karena siapalah hamba ini di matamu, Nyonya Kecil.
Aku diam... Aku diam... Aku diam...
Bisa kamu dengar diamku, Nyonya? Diamku adalah alasanku untuk tetap kuat memikul rahasiamu. Iya, aku diam.
(Dari Si Bawel untuk Nyonya Kecil, September 2018)